Hasto Ungkap Sempat Ada Upaya untuk Mengganti Hari Pahlawan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan, sempat ada upaya hendak mengganti Hari Pahlawan menjadi Serangan Umum 1 Maret. Hal tersebut disampaikan Hasto saat menjelaskan mengenai salah satu lukisan berlatar belakang serangan umum 1 Maret saat pelaksanaan talk show HUT TNI ke-77 'TNI Adalah Kita'.
"PDIP menggalang seluruh kekuatan untuk kejayaan Indonesia. Kekuatan bertanggung jawab untuk keselamatan negara, kedaulatan negara, kekuatan wilayah," kata Hasto Kristiyanto, di Kantor PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2022).
Ia mengatakan, lukisan tersebut bertema Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
Mantan Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI (Purn) Ganip Warsito yang hadir bersebelahan dengan Hasto mengungkapkan, saat ini generasi muda bangsa Indonesia perlu meniru semangat juang Soekarno dan para pahlawan yang gugur di Medan perang.
"Melekat semangat para pahlawan Soekarno. TNI dengan berbagai tugas yang tidak ringan. Ini amanat dari bung Karno," kata Ganti Warsito.
Sementara itu, Pengamat Militer, Connie Rahakundini Bakrie menyebutkan, pentingnya kekuatan militer sebuah bangsa dari upaya perluasan seperti Rusianisasi yang terjadi antara Rusia dan Ukraina saat ini.
"Tentara itu angkatan perang sesungguhnya. Kalau negara besar di kawasan rawan," ucap Connie.
Sementara Mantan KSAU Marsekal TNI (Purn) Agus Supriatna yang hadir secara daring menyebutkan, TNI harus bebas politik kepentingan praktis dan mengutamakan politik negara.
"Panglima TNI dipilih oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Harus setara kekuatan masing-masing matra, baik TNI angkatan darat, laut, dan udara dengan mengedepankan kualitas sumber daya manusia," tutup Agus Supriatna.
"PDIP menggalang seluruh kekuatan untuk kejayaan Indonesia. Kekuatan bertanggung jawab untuk keselamatan negara, kedaulatan negara, kekuatan wilayah," kata Hasto Kristiyanto, di Kantor PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2022).
Ia mengatakan, lukisan tersebut bertema Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
Mantan Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI (Purn) Ganip Warsito yang hadir bersebelahan dengan Hasto mengungkapkan, saat ini generasi muda bangsa Indonesia perlu meniru semangat juang Soekarno dan para pahlawan yang gugur di Medan perang.
"Melekat semangat para pahlawan Soekarno. TNI dengan berbagai tugas yang tidak ringan. Ini amanat dari bung Karno," kata Ganti Warsito.
Sementara itu, Pengamat Militer, Connie Rahakundini Bakrie menyebutkan, pentingnya kekuatan militer sebuah bangsa dari upaya perluasan seperti Rusianisasi yang terjadi antara Rusia dan Ukraina saat ini.
"Tentara itu angkatan perang sesungguhnya. Kalau negara besar di kawasan rawan," ucap Connie.
Sementara Mantan KSAU Marsekal TNI (Purn) Agus Supriatna yang hadir secara daring menyebutkan, TNI harus bebas politik kepentingan praktis dan mengutamakan politik negara.
"Panglima TNI dipilih oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Harus setara kekuatan masing-masing matra, baik TNI angkatan darat, laut, dan udara dengan mengedepankan kualitas sumber daya manusia," tutup Agus Supriatna.
(maf)