Mengenal Sosok 3 Jenderal Bintang Lima di Indonesia

Jum'at, 07 Oktober 2022 - 18:20 WIB
loading...
Mengenal Sosok 3 Jenderal Bintang Lima di Indonesia
Terdapat tiga sosok Jenderal Bintang Lima di Indonesia yang bisa diketahui. Salah satunya Jenderal Besar Soeharto. Foto DOK Ist
A A A
JAKARTA - Terdapat tiga sosok Jenderal Bintang Lima di Indonesia yang bisa diketahui. Pangkat tertinggi kemiliteran ini tidak dapat diperoleh oleh sembarang perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Dilansir dari peraturan.bpk.go.id, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1997 pasal 7 dijelaskan bahwa Pangkat Jenderal besar, Laksamana Besar dan Marsekal Besar hanya diberikan pada Perwira Tinggi yang sangat berjasa terhadap perkembangan bangsa Indonesia.

Baca juga : Kisah Jenderal TNI yang Peduli Kesejahteraan Anggota Brimob

Pemberian gelar Jenderal Besar ini diberikan oleh Presiden atas usul Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.

Berikut sosok tiga Jenderal Bintang Lima di Indonesia :

1. Jenderal Besar Soedirman

Dilansir dari Soedirman.pahlawan.perpusnas.go.id, Jenderal besar Indonesia ini lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, 24 Januari 1916. Dia merupakan salah satu tokoh besar yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Semasa pendudukan Jepang, dia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Begitu tamat pendidikan dia langsung menjadi Komandan Batalyon di Kroya.

Setelah terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat 5 Oktober 1945, Soedirman lantas diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel.

Kemudian melalui Konferensi TKR tanggal 2 Nopember 1945, dia terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia. Lalu, pada tanggal 18 Desember 1945, pangkat Jenderal diberikan padanya lewat pelantikan Presiden.

Artinya pria asal Rembang ini memperoleh pangkat Jenderal tidak melalui Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya sebagaimana lazimnya, tapi karena prestasinya.

2. Jenderal Besar A.H. Nasution

Abdul Haris Nasution atau lebih dikenal Jenderal A. H. Nasution dilahirkan pada tanggal 3 Desember 1918 di Desa Hutapungkut, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Setelah dibentuknya TKR, Nasution ditunjuk sebagai kepala staf komandemen TKR I/Jawa Barat dengan pangkat kolonel. Hingga pada 10 Desember 1949 dia diangkat sebagai kepala staf angkatan darat (KSAD).

Sepak terjang Nasution di militer memiliki sejumlah peran penting terkait sejarah Indonesia. Pada Agresi Militer Belanda I dia merupakan orang yang mencanangkan taktik gerilya dalam memimpin pasukan Siliwangi.

Selain itu Nasution juga menjadi satu-satunya Jenderal yang selamat dari peristiwa G30S. Dimana saat itu dia berhasil meloloskan diri dengan memanjat tembok.

Sayangnya sang anak Ade Irma Suryani dan Ajudannya, Pierre Tendean harus menjadi korban keganasan gerakan tersebut.

Nasution diangkat sebagai Jenderal Besar pada HUT ABRI tahun 1997 layaknya Jenderal Soedirman. Nasution meninggal pada 6 September 2000 dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

Baca juga : 3 Jenderal TNI yang Sukses Memimpin di Partai Politik

3. Jenderal Besar Soeharto

Dilansir dari tni.mil.id, Mantan Presiden Indonesia ini lahir pada 8 Juni 1921 di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Karier militernya dimulai dengan pangkat sersan tentara KNIL. Kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat mayor dan komandan batalyon berpangkat letnan kolonel.

Kemudian Soeharto juga turut serta dalam serangan 1 Maret 1949. Hingga pada akhirnya dia ditunjuk sebagai mayor jenderal Panglima Korra I Cadangan Umum Angkatan Darat (Caduad) yang kini dikenal sebagai Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Soeharto juga menjadi sosok sentral pembubaran PKI di Indonesia buntut dari peristiwa G30S. Setelah Soekarno mundur dari jabatannya pada 7 Maret 1967, dia dia ditunjuk untuk menggantikan sang proklamator lewat sidang MPRS.

Dia menjabat sebagai Presiden Indonesia selama 32 tahun hingga pada akhirnya mundur pada 21 Mei 1998 akibat maraknya demonstrasi yang diwarnai dengan kerusuhan.

Soeharto meninggal pada 27 Januari 2008 dan dimakamkan di Astana Giri Bangun, Solo, satu kompleks pemakaman dengan sang istri.
(bim)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1266 seconds (0.1#10.140)