Baru Dibuka, Sejumlah Produk UMKM Jateng Laku Terjual pada Kriyanusa 2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pameran Kriyanusa 2022 yang berlangsung di Jakarta Convention Center resmi dibuka Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Rabu (21/9/2022). Dekranasda Provinsi Jawa Tengah tampil dengan standnya yang tampak elegan.
Tidak tanggung-tanggung, seusai pembukaan, Ketua Dekranasda Jateng Atikoh Ganjar Pranowo langsung menuju stand, dan ikut menawarkan produk dari delapan UMKM yang tampil. Upayanya membuahkan hasil.
Baru beberapa jam, satu per satu produk dibeli oleh pengunjung, baik pengurus Dekranasda Pusat, Ketua Dekranasda dari luar daerah, istri pejabat, serta pengunjung lainnya. Produk yang dibeli antara lain kain batik, pakaian jadi, lurik, tas, bahkan aneka aksesoris.
Atikoh menyampaikan, pameran tersebut menjadi pengobat rindu para pecinta kerajinan, setelah dua tahun pandemi Covid-19. Untuk itu, dia mendorong para perajin agar memanfaatkan Kriyanusa, untuk mengenalkan produknya. Bagaimana pun, menjual produk kerajinan secara langsung, lebih bisa menggaet pembeli, karena mereka bisa melihat langsung produk, warna, menyentuh barangnya.
"Setelah itu baru repeat ordernya bisa dilakukan secara digital. Karenanya, perajin harus bisa memanfaatkan kesempatan ini," bebernya.
Diakui, pameran Kriyanusa memiliki segmen pasar yang luar biasa. Tidak hanya masyarakat, tapi dimungkinkan ada buyer, eksportir, yang datang ke tempat itu.
Melihat kondisi tersebut, kata Atikoh, produk yang dipamerkan mesti melalui proses kurasi, dengan melibatkan desainer dan tokoh yang kapabel di bidang kerajinan. Sehingga, diharapkan produk yang lolos kurasi benar-benar berkualitas secara kapasitas maupun kuantitas, dan siap untuk diekspor. Dengan begitu, ekspansi pasar bisa berjalan dengan baik.
"Kalau bicara batik, Jawa Tengah leading. Keunggulan lain, perajin bisa mengombinasikan batik dengan tenun, yang di tempat lain tidak ada. Kami juga menampilkan produk yang komplet. Dari bahan baku kain, pakaian jadi, tas, aksesoris. Tapi ini mayoritas memang produk perempuan. Untuk menarik pembeli, layout juga kami bikin semenarik mungkin," bebernya.
Atikoh berharap, usai mengikuti pameran, pelaku UMKM kriya semakin percaya diri, lebih berinovasi, meningkatkan kualitas. Mereka mesti bisa mengevaluasi, selama dua tahun ini produk apa yang laku dijual, segmen pasar yang dibidik, dan sebagainya.
Perajin dari Muria Batik Kudus, Yuli Astuti, mengaku senang bisa diajak berpartisipasi pada Kriyanusa. Dia berharap, produk batik tulis halus yang banyak diminati di Jakarta, bisa semakin dikenal.
Tidak tanggung-tanggung, seusai pembukaan, Ketua Dekranasda Jateng Atikoh Ganjar Pranowo langsung menuju stand, dan ikut menawarkan produk dari delapan UMKM yang tampil. Upayanya membuahkan hasil.
Baru beberapa jam, satu per satu produk dibeli oleh pengunjung, baik pengurus Dekranasda Pusat, Ketua Dekranasda dari luar daerah, istri pejabat, serta pengunjung lainnya. Produk yang dibeli antara lain kain batik, pakaian jadi, lurik, tas, bahkan aneka aksesoris.
Atikoh menyampaikan, pameran tersebut menjadi pengobat rindu para pecinta kerajinan, setelah dua tahun pandemi Covid-19. Untuk itu, dia mendorong para perajin agar memanfaatkan Kriyanusa, untuk mengenalkan produknya. Bagaimana pun, menjual produk kerajinan secara langsung, lebih bisa menggaet pembeli, karena mereka bisa melihat langsung produk, warna, menyentuh barangnya.
"Setelah itu baru repeat ordernya bisa dilakukan secara digital. Karenanya, perajin harus bisa memanfaatkan kesempatan ini," bebernya.
Diakui, pameran Kriyanusa memiliki segmen pasar yang luar biasa. Tidak hanya masyarakat, tapi dimungkinkan ada buyer, eksportir, yang datang ke tempat itu.
Melihat kondisi tersebut, kata Atikoh, produk yang dipamerkan mesti melalui proses kurasi, dengan melibatkan desainer dan tokoh yang kapabel di bidang kerajinan. Sehingga, diharapkan produk yang lolos kurasi benar-benar berkualitas secara kapasitas maupun kuantitas, dan siap untuk diekspor. Dengan begitu, ekspansi pasar bisa berjalan dengan baik.
"Kalau bicara batik, Jawa Tengah leading. Keunggulan lain, perajin bisa mengombinasikan batik dengan tenun, yang di tempat lain tidak ada. Kami juga menampilkan produk yang komplet. Dari bahan baku kain, pakaian jadi, tas, aksesoris. Tapi ini mayoritas memang produk perempuan. Untuk menarik pembeli, layout juga kami bikin semenarik mungkin," bebernya.
Atikoh berharap, usai mengikuti pameran, pelaku UMKM kriya semakin percaya diri, lebih berinovasi, meningkatkan kualitas. Mereka mesti bisa mengevaluasi, selama dua tahun ini produk apa yang laku dijual, segmen pasar yang dibidik, dan sebagainya.
Perajin dari Muria Batik Kudus, Yuli Astuti, mengaku senang bisa diajak berpartisipasi pada Kriyanusa. Dia berharap, produk batik tulis halus yang banyak diminati di Jakarta, bisa semakin dikenal.