Gelar Haul KH Ageng Gribig, Airlangga Doakan Indonesia Terhindar dari Ancaman Krisis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto malam ini menggelar acara dzikir dan sholawat dalam rangka Haul Kyahi Ageng Gribig, di Jatinom, Klaten.
Dalam sambutannya, Airlangga memanjatkan doa dan harapan agar ekonomi Indonesia bisa cepat bangkit pasca pandemi Covid-19. “Dua tahun masyarakat kita dilanda pandemi Covid-19 yang menyebabkan berbagai kesulitan. Alhamdulilah geliat ekonomi perlahan pulih dan harus didorong agar ekonomi masyarakat bisa lebih cepat,” kata Airlangga, Kamis (15/9/2022).
Airlangga hadir bersama dengan Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf, KH Agus Ali Masyhuri (Gus Ali), dan Wakil Ketua Umum PBNU KH Nusron Wahid. Turut hadir dalam acara haul itu Bupati Klaten Sri Mulyani; serta Wakil Bupati Klaten Yogo Hardoyo. Termasuk Ketua PWNU Jawa tengah K.H Muzammil dan Rois Syuriyah PCNU Kabupaten Klaten K.H Muhlis Hudaf
Ketua Umum Partai Golkar itu mengajak semua masyarakat yang hadir untuk selalu bersikap optimistis. Dengan sikap optimistis rakyat, Airlangga yakin Indonesia bisa terhindar dari krisis global yang saat ini menghantui berbagai negara di dunia. “Dalam momentum ini kita jadikan upaya memohon ke Allah SWT dengan wasilah Dzikir dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW agar bangsa indonesia diselamatkan dari ancaman krisis dan bahaya,” ujar Airlangga.
Selanjutnya, Airlangga bicara soal sosok Kiai Ageng Gribig yang dikenal dengan seorang Wali Besar pada zamannya. “Beliau konsisten berdakwah dengan penuh kelembutan, ramah namun tegas serta efektif menyentuh hati masyarakat,” ucapnya.
Menurut Airlangga, dakwah Kiai Ageng Gribig mudah diterima oleh masyarakat karena beliau adalah sosok yang mempunyai strategi dakwah unik. Salah satu cara dakwahnya adalah membagikan apem kepada masyarakat sambil membaca wirid “Yaa Qawiyu”.
Bagi Airlangga, kata “APEM” juga mempunyai makna dan filosofi tersendiri. A berarti Akar Sejarah yang kuat, berarti menjaga tradisi, budaya dan selalu menjaga warisan para pahlawan bangsa.
P berarti Persatuan dan kesatuan, yaitu menjaga dan menanamkan nilai-nilai toleransi untuk menjaga kerukunan dalam kebinekaan. E adalah ekonomi Kerakyatan, yaitu pembangunan ekonomi haruslah dipusatkan dan ditujukan untuk kemakmuran rakyat. M yakni Masyarakat yang Maju, Beragama dan Berakhlakul karimah.
“Nilai-nilai APEM inilah yang menjadi garis perjuangan saya di mana pun saya berada, dan selalu menjadi pedoman dalam menjalankan segala amanah yang saya emban,” kata Airlangga.
Nusron Wahid yang turut hadir dalam acara itu menyatakan, selama ini Airlangga memang rutin menggelar haul untuk para leluhurnya. "Beliau (Airlangga Hartarto) memang rutin menggelar haul untuk leluhurnya, Kiai Ageng Gribig, agar nilai atau spirit perjuangannya terus menginspirasi," kata Nusron Wahid.
Tema haul kali ini adalah Malam Grebeg Sebaran Apem Yaa Qowiyyu "Winayang Bajra Thrustaning Rat". Tradisi sebaran apem yang diadakan di Desa Jatinom, Klaten dalam Haul Kiahi Ageng Gribig diselenggarakan pada Jumat terakhir di bulan Safar.
Tradisi tersebut dikaitkan dengan kisah Kiai Ageng Gribig yang dipercaya sebagai juru dakwah dari Wali Songo, keturunan Raja Bhrawijaya V dari keraton Majapahit, ketika melakukan ibadah haji ke Mekkah. Di Tanah Suci, ia mendapatkan apem yang ketika dibawa sampai ke Jatinom untuk dibagikan ke anak-anaknya masih hangat.
Namun karena yang dibawa hanya tiga buah apem dan kurang, maka Kiai Ageng Gribig meminta kepada Allah SWT agar apem tersebut bisa berlipat jumlahnya. Dalam memohon kepada Allah SWT, Kyai Ageng Gribig mendaraskan kata, "Ya Qowiyu" yang bermakna memohon kekuatan dari Allah SWT.
Mendengar wirid dari Kiai Ageng Gribig, istrinya membuat apem agar bisa dibagi-bagikan. Sejak saat itu, masyarakat setempat mengenangnya dan mengikuti laku Kiai Ageng untuk membuat apem dan berdoa demi keselamatan.
"Selain ketakziman kepada beliau sebagai ulama besar penyebar Islam di tanah Jawa, dan juga tokoh pejuang, Pak Airlangga Hartarto sebagai salah satu keturunannya dan saat ini diberikan amanah di pemerintah, tentu berkepentingan agar tradisi-tradisi semacam ini bisa dijaga dan memberikan spirit yang positif bagi masyarakat," terang Nusron.
Maka dari itu, lanjut Nusron, Airlangga menghadirkan Habib Syech dan Gus Ali, agar rangkaian haul semakin menambah semangat jamaah yang hadir sekaligus dengan tetap menjaga kekhidmatan dalam gelaran dzikir dan lantunan sholawat.
Dalam sambutannya, Airlangga memanjatkan doa dan harapan agar ekonomi Indonesia bisa cepat bangkit pasca pandemi Covid-19. “Dua tahun masyarakat kita dilanda pandemi Covid-19 yang menyebabkan berbagai kesulitan. Alhamdulilah geliat ekonomi perlahan pulih dan harus didorong agar ekonomi masyarakat bisa lebih cepat,” kata Airlangga, Kamis (15/9/2022).
Airlangga hadir bersama dengan Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf, KH Agus Ali Masyhuri (Gus Ali), dan Wakil Ketua Umum PBNU KH Nusron Wahid. Turut hadir dalam acara haul itu Bupati Klaten Sri Mulyani; serta Wakil Bupati Klaten Yogo Hardoyo. Termasuk Ketua PWNU Jawa tengah K.H Muzammil dan Rois Syuriyah PCNU Kabupaten Klaten K.H Muhlis Hudaf
Baca Juga
Ketua Umum Partai Golkar itu mengajak semua masyarakat yang hadir untuk selalu bersikap optimistis. Dengan sikap optimistis rakyat, Airlangga yakin Indonesia bisa terhindar dari krisis global yang saat ini menghantui berbagai negara di dunia. “Dalam momentum ini kita jadikan upaya memohon ke Allah SWT dengan wasilah Dzikir dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW agar bangsa indonesia diselamatkan dari ancaman krisis dan bahaya,” ujar Airlangga.
Selanjutnya, Airlangga bicara soal sosok Kiai Ageng Gribig yang dikenal dengan seorang Wali Besar pada zamannya. “Beliau konsisten berdakwah dengan penuh kelembutan, ramah namun tegas serta efektif menyentuh hati masyarakat,” ucapnya.
Menurut Airlangga, dakwah Kiai Ageng Gribig mudah diterima oleh masyarakat karena beliau adalah sosok yang mempunyai strategi dakwah unik. Salah satu cara dakwahnya adalah membagikan apem kepada masyarakat sambil membaca wirid “Yaa Qawiyu”.
Bagi Airlangga, kata “APEM” juga mempunyai makna dan filosofi tersendiri. A berarti Akar Sejarah yang kuat, berarti menjaga tradisi, budaya dan selalu menjaga warisan para pahlawan bangsa.
P berarti Persatuan dan kesatuan, yaitu menjaga dan menanamkan nilai-nilai toleransi untuk menjaga kerukunan dalam kebinekaan. E adalah ekonomi Kerakyatan, yaitu pembangunan ekonomi haruslah dipusatkan dan ditujukan untuk kemakmuran rakyat. M yakni Masyarakat yang Maju, Beragama dan Berakhlakul karimah.
“Nilai-nilai APEM inilah yang menjadi garis perjuangan saya di mana pun saya berada, dan selalu menjadi pedoman dalam menjalankan segala amanah yang saya emban,” kata Airlangga.
Nusron Wahid yang turut hadir dalam acara itu menyatakan, selama ini Airlangga memang rutin menggelar haul untuk para leluhurnya. "Beliau (Airlangga Hartarto) memang rutin menggelar haul untuk leluhurnya, Kiai Ageng Gribig, agar nilai atau spirit perjuangannya terus menginspirasi," kata Nusron Wahid.
Tema haul kali ini adalah Malam Grebeg Sebaran Apem Yaa Qowiyyu "Winayang Bajra Thrustaning Rat". Tradisi sebaran apem yang diadakan di Desa Jatinom, Klaten dalam Haul Kiahi Ageng Gribig diselenggarakan pada Jumat terakhir di bulan Safar.
Tradisi tersebut dikaitkan dengan kisah Kiai Ageng Gribig yang dipercaya sebagai juru dakwah dari Wali Songo, keturunan Raja Bhrawijaya V dari keraton Majapahit, ketika melakukan ibadah haji ke Mekkah. Di Tanah Suci, ia mendapatkan apem yang ketika dibawa sampai ke Jatinom untuk dibagikan ke anak-anaknya masih hangat.
Namun karena yang dibawa hanya tiga buah apem dan kurang, maka Kiai Ageng Gribig meminta kepada Allah SWT agar apem tersebut bisa berlipat jumlahnya. Dalam memohon kepada Allah SWT, Kyai Ageng Gribig mendaraskan kata, "Ya Qowiyu" yang bermakna memohon kekuatan dari Allah SWT.
Mendengar wirid dari Kiai Ageng Gribig, istrinya membuat apem agar bisa dibagi-bagikan. Sejak saat itu, masyarakat setempat mengenangnya dan mengikuti laku Kiai Ageng untuk membuat apem dan berdoa demi keselamatan.
"Selain ketakziman kepada beliau sebagai ulama besar penyebar Islam di tanah Jawa, dan juga tokoh pejuang, Pak Airlangga Hartarto sebagai salah satu keturunannya dan saat ini diberikan amanah di pemerintah, tentu berkepentingan agar tradisi-tradisi semacam ini bisa dijaga dan memberikan spirit yang positif bagi masyarakat," terang Nusron.
Maka dari itu, lanjut Nusron, Airlangga menghadirkan Habib Syech dan Gus Ali, agar rangkaian haul semakin menambah semangat jamaah yang hadir sekaligus dengan tetap menjaga kekhidmatan dalam gelaran dzikir dan lantunan sholawat.
(cip)