Ketum PBNU Tolak Keras Segala Bentuk Politik Identitas

Rabu, 07 September 2022 - 21:24 WIB
loading...
Ketum PBNU Tolak Keras Segala Bentuk Politik Identitas
Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf menolak keras segala bentuk politik identitas. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf menolak keras segala bentuk politik identitas. NU sebagai ormas Islam dilarang untuk menjadi firqoh atau kelompok identitas.

Dalam ajaran Islam, Firqoh merupakan perkara yang diharamkan dalam Al-Qur'an. "Kita menolak politik identitas apapun. Apakah itu identitas etnik, ataupun identitas agama. Termasuk identitas. Tidak boleh ada politik identitas. Kita menolak itu," kata Gus Yahya dalam Launching Press Conference Religion Forum (R20) International Summit of Religious Leaders di The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (7/9/2022).

Menurut dia, pendekatan tanpa memandang politik identitas itu menjadi cara NU dalam menyelesaikan masalah. Dirinya bahkan berkali-kali mengingatkan muslim lainnya agar tidak menciptakan permusuhan dengan kelompok muslim manapun. Termasuk pada wahabi-wahabi maupun kelompok yang dianggap radikal.



"Ya sama Yahudi saja saya santai bisa engage (melakukan kontak), ya kok sama sesama muslim tidak bisa," kata Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang.



Yang terpenting, kata Gus Yahya, selama mereka bersedia hidup berdampingan dan bisa menerima platform negara yang kita hidupi bersama. "Terkait kelompok-kelompok radikal kita tidak mau engage mereka dengan perspektif permusuhan. Tidak. Ini cara untuk bisa hidup berdampingan dengan damai," kata dia.

Lebih lanjut, pendekatan radikalisme sebagai identitas dan menghadapi mereka sebagai permusuhan pada akhirnya hanya melahirkan masalah baru. Sementara masalah awal pun tidak juga ditemukan solusinya. "Kalau kita lihat ada masalah dan mau mencari jalan keluar dari masalah, ya, kita harus bicara dengan pihak-pihak yang terlibat dengan masalah itu. Untuk mencari jalan keluar," tutur Gus Yahya.

Pendekatan permusuhan, kata dia, sudah seharus ditinggalkan. Pendekatan tanpa memandang politik identitas itu menjadi cara NU dalam menyelesaikan masalah. "Ini adalah positioning NU yang kita teguhkan ke depan. Kita tidak mau memperparah keadaan, kita mau mencari solusi," ujar dia.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2613 seconds (0.1#10.140)