Jokowi Sebut Nyapres Tak Cuma Modal Elektabilitas, Pengamat: Sinyal Dukung Puan Menguat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sinyal dukungan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) kepada Ketua DPR RI Puan Maharani untuk diusung sebagai capres PDIP di 2024 menguat. Hal itu menyusul pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa untuk menjadi capres tidak cuma bermodalkan elektabilitas.
Pengamat politik dari Voxpol Center Reseach & Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai, ada beberapa alasan yang bisa menguatkan pernyataan Jokowi itu sebagai sinyal kuat memberikan dukungan kepada Puan. Pertama, PDIP sudah memberikan kode keras bahwa elektabilitas yang moncer atau tinggi tidak menjadi preferensi menentukan soal dukungan capres, karena mungkin PDIP menyadari bahwa kebutuhan Indonesia tidak bisa hanya semata indikator elektabilitas," kata Pangi.
Kedua, apakah nanti PDIP konsisten atau ditaklukkan oleh kehendak dan realitas politik, di ujung bakal mengusung yang mungkin elektabilitasnya tinggi, yang bakal menang? Atau tetap konsisten mendukung capres yang mengakar di parpol, yang ideologis dan punya narasi kebangsaan yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan ke depannya
"Ketiga, apakah itu ditujukan ke Ganjar atau Puan, kita bisa menangkap pesan dan sinyal itu bahwa elektabilitas Puan tidak se moncer Ganjar, dan jangan lupa juga mungkin Jokowi memberikan kode sinyal bahwa Mas Ganjar jangan terlalu kepedean, terlalu confidance tinggi sebab PDIP belum tentu mengusung capres yang elektabilitasnya moncer," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengingatkan relawan Bravo 5 untuk tidak buru-buru mendukung calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024. Jokowi mengatakan, prasyarat untuk menjadi capres tidak cukup bermodalkan elektabilitas, tetapi harus didukung oleh partai politik (parpol) atau gabungan parpol. Mereka yang saat ini memiliki elektabilitas tinggi sekalipun, belum tentu mendapatkan dukungan parpol.
"Belum tentu yang elektabilitasnya tinggi itu diajukan oleh partai atau gabungan partai, kalau mereka nggak mau, gimana?," ujar Jokowi kepada peserta Rapimnas relawan Bravo 5 di Ancol, Jakarta Utara, Jumat, 26 Agustus 2022.
Jokowi menerangkan, regulasi memang mengatur yang dapat mengajukan capres adalah parpol atau gabungan parpol. "Di konstitusi, kita di undang-undang kita, itu memang harus diusung oleh partai atau gabungan partai. Artinya apa, bapak ibu jangan mendukung kandidat itu sekarang, misalnya kita dukung Pak Fachrul Razi, pertanyaan saya, yang mengajukan partai apa? mengajukan Pak Luhut, pertanyaan saya, partainya apa yang mengajukan," kata Jokowi.
Karenanya, Jokowi meminta relawan Bravo 5 tidak buru-buru mendukung tokoh sebagai capres 2024. "Sekali lagi ojo kesusu, tidak usah tergesa-gesa," katanya.
Lihat Juga: Daftar Komandan Paspampres Sukses Raih Jenderal Bintang 4, Tiga di Antaranya Perisai Hidup Jokowi
Pengamat politik dari Voxpol Center Reseach & Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai, ada beberapa alasan yang bisa menguatkan pernyataan Jokowi itu sebagai sinyal kuat memberikan dukungan kepada Puan. Pertama, PDIP sudah memberikan kode keras bahwa elektabilitas yang moncer atau tinggi tidak menjadi preferensi menentukan soal dukungan capres, karena mungkin PDIP menyadari bahwa kebutuhan Indonesia tidak bisa hanya semata indikator elektabilitas," kata Pangi.
Kedua, apakah nanti PDIP konsisten atau ditaklukkan oleh kehendak dan realitas politik, di ujung bakal mengusung yang mungkin elektabilitasnya tinggi, yang bakal menang? Atau tetap konsisten mendukung capres yang mengakar di parpol, yang ideologis dan punya narasi kebangsaan yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan ke depannya
"Ketiga, apakah itu ditujukan ke Ganjar atau Puan, kita bisa menangkap pesan dan sinyal itu bahwa elektabilitas Puan tidak se moncer Ganjar, dan jangan lupa juga mungkin Jokowi memberikan kode sinyal bahwa Mas Ganjar jangan terlalu kepedean, terlalu confidance tinggi sebab PDIP belum tentu mengusung capres yang elektabilitasnya moncer," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengingatkan relawan Bravo 5 untuk tidak buru-buru mendukung calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024. Jokowi mengatakan, prasyarat untuk menjadi capres tidak cukup bermodalkan elektabilitas, tetapi harus didukung oleh partai politik (parpol) atau gabungan parpol. Mereka yang saat ini memiliki elektabilitas tinggi sekalipun, belum tentu mendapatkan dukungan parpol.
"Belum tentu yang elektabilitasnya tinggi itu diajukan oleh partai atau gabungan partai, kalau mereka nggak mau, gimana?," ujar Jokowi kepada peserta Rapimnas relawan Bravo 5 di Ancol, Jakarta Utara, Jumat, 26 Agustus 2022.
Jokowi menerangkan, regulasi memang mengatur yang dapat mengajukan capres adalah parpol atau gabungan parpol. "Di konstitusi, kita di undang-undang kita, itu memang harus diusung oleh partai atau gabungan partai. Artinya apa, bapak ibu jangan mendukung kandidat itu sekarang, misalnya kita dukung Pak Fachrul Razi, pertanyaan saya, yang mengajukan partai apa? mengajukan Pak Luhut, pertanyaan saya, partainya apa yang mengajukan," kata Jokowi.
Karenanya, Jokowi meminta relawan Bravo 5 tidak buru-buru mendukung tokoh sebagai capres 2024. "Sekali lagi ojo kesusu, tidak usah tergesa-gesa," katanya.
Lihat Juga: Daftar Komandan Paspampres Sukses Raih Jenderal Bintang 4, Tiga di Antaranya Perisai Hidup Jokowi
(cip)