Cerita Sandiaga Uno Memulai Rintis Usaha Imbas PHK
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengusaha nasional yang juga Founder OK OCE Sandiaga Salahudin Uno menceritakan kisah bisnisnya dalam acara RSKTalk x Sandiuno bertajuk 'Pulihkan Ibu Pertiwi - How To Build Business Using Business Model Canvas'.
Dalam acara yang dihadiri pemilik bisnis Zyta Delia ini, Sandiaga mengungkapkan, cara menjadi pengusaha sukses, sesorang harus memiliki konsep dan rencana bisnis agar usaha yang dijalankannya tidak gagal dan terus bertahan dalam kondisi apapun. (Baca juga: Jokowi: Jangan Terjadi Lagi Jenazah Positif Covid-19 Direbut Keluarga)
Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini mengawali pembicaraan dengan bercerita kisahnya yang secara tidak sengaja menjadi pengusaha. Pasalnya, sekira tahun 1997-an dirinya diberhentikan dari tempatnya bekerja atau Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK) karena krisis ekonomi pada waktu itu.
"Saya jadi pengusaha, kan, kecelakaan. Jadi, tiba-tiba aja gitu nyemplung jadi pengusaha, learning by doing (belajar sambil kerja) karena pas PHK enggak punya pengalaman bagaimana membangun usaha. Akhirnya gagal berkali-kali, kita mulai sebagai konsultan keuangan," kata Sandi dalam pers rilis, Senin (29/6/2020).
Waktu itu, Sandi mengaku tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang cara mengelola bisnis. Hingga suatu waktu dia menyadari bahwa dalam berbisnis harus ada perencanaan dan strategi dalam berbisnis. (Baca juga: Video Kemarahan Jokowi Dipertanyakan Demokrat)
"Dari pengalaman saya karena kalau saya lihat ke belakang bagaiamana caranya mengelola bisnis, ternyata bisnis ini salah satu tools yang membangun pengetahuan kita tentang ekosistem yang kita coba hadirkan dalam bisnis kita solusi apa? Bagaimana caranya?," ucap Sandi.
Bahkan, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini pernah berbeda pendapat dengan pengusaha senior Bob Sadino tentang model bisnis dari dua tipe pengusaha. Menurutnya, dia termasuk pengusaha yang menganut pemahaman untuk memulai usaha harus dibarengi dengan perencanaan dan strategi.
Sementara itu Bob Sadino berpendapat, yang perlu dilakukan dalam usaha adalah mulai melakukan. "Saya dulu pernah adu argumen dengan Om Bob Sadino karena aku ini masuk tim bisnis plan, kalau om Bob tim just do it," katanya.
Pengagas Rumah Siap Kerja ini mengatakan, berdasarkan penelitian sekitar 78 persen pengusaha yang gagal karena tidak memiliki strategi dan perencanaan dalam usahanya.
"Kita lihat 78 persen bisnis gagal karena kurangnya strategi, business plan yang baik dan kurang analisis sebelum memulai. Ternyata apa yang dulu saya perjuangkan itu ternyata ada penelitiannya bisnis gagal itu karena kurangnya strategi dan business plan," ungkapnya.
Dengan demikian kata Sandi, salah satu model bisnis yang digunakannya adalah model Canvas. Bisnis model canvas merupakan sebuah tool dalam strategi manajemen untuk menerjemahkan konsep, konsumen, infrastruktur, maupun keuangan perusahaan dalam bentuk elemen-elemen visual.
"Dengan menerapkan bisnis model canvas, kita bisa mengurangi resiko gagal. Karena tadi sekitar 80 persen pegusaha gagal karena gak punya strategi dan business plan," jelas Sandi.
Sandi pun membeberkan bahwa dalam strategi model ini ada beberapa yang harus diperhatikan antara lain, easy to understand atau mudah dimengerti. "Yang kedua fokus. Karena kalau fokus itu bukan dari segi produknya, tapi dari segi values (nilai) apa yang kita bawa ke stakeholders kita. Jadi, bukan hanya customers, tapi stakeholders kita," katanya.
Selanjutnya menurut Sandi, fleksibel. Salah satu contohnya, yaitu produknya harus disesuaikan minat orang saat ini. "Customer focus, customer is king, bahwa yang mesti kita lakukan adalah fokus pada customer dan kepuasaan pelanggan yang utama," ujarnya.
Selain itu, hal lain yang harus diperhatikan adalah Show Connection di mana pebisnis harus saling berhubungan dan membangun ekosistem. Kemudian Easy to Communicate, di mana mampu berkomunkasi secara kepada pelanggan, partner usaha ataupun yang lain.
Sandi pun mencontohkan bila suatu waktu pengusaha dihadirkan dalam seminar untuk menjadi pembicara, pengusaha itu harus memanfaatkan menit demi menit untuk menjelaskan secara sederhana dan mudah dimengerti peserta.
"Jangan mutar-mutar, ngawur, ngalur ngidul di menit pertama basa basi, lima menit kedua kita mutar-mutar. Jangan seperti itu, kita fokus di lima menit pertama fokus menjelaskan bisnis model Canvas kita," jelasnya.
Sandi juga mengingatkan bahwa pengusaha harus memiliki pemikiran atau memprediksi hal-hal yang akan terjadi di luar perencanaan. Misalnya, saat ini wabah Corona. "Kita harus punya satu pemikiran bahwa banyak hal-hal yang terduga. Harus ada sekenario planning membiasakan untuk bersikap fleksible, menyiapkan langkah mitigasi," papar Sandi.
Dalam acara yang dihadiri pemilik bisnis Zyta Delia ini, Sandiaga mengungkapkan, cara menjadi pengusaha sukses, sesorang harus memiliki konsep dan rencana bisnis agar usaha yang dijalankannya tidak gagal dan terus bertahan dalam kondisi apapun. (Baca juga: Jokowi: Jangan Terjadi Lagi Jenazah Positif Covid-19 Direbut Keluarga)
Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini mengawali pembicaraan dengan bercerita kisahnya yang secara tidak sengaja menjadi pengusaha. Pasalnya, sekira tahun 1997-an dirinya diberhentikan dari tempatnya bekerja atau Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK) karena krisis ekonomi pada waktu itu.
"Saya jadi pengusaha, kan, kecelakaan. Jadi, tiba-tiba aja gitu nyemplung jadi pengusaha, learning by doing (belajar sambil kerja) karena pas PHK enggak punya pengalaman bagaimana membangun usaha. Akhirnya gagal berkali-kali, kita mulai sebagai konsultan keuangan," kata Sandi dalam pers rilis, Senin (29/6/2020).
Waktu itu, Sandi mengaku tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang cara mengelola bisnis. Hingga suatu waktu dia menyadari bahwa dalam berbisnis harus ada perencanaan dan strategi dalam berbisnis. (Baca juga: Video Kemarahan Jokowi Dipertanyakan Demokrat)
"Dari pengalaman saya karena kalau saya lihat ke belakang bagaiamana caranya mengelola bisnis, ternyata bisnis ini salah satu tools yang membangun pengetahuan kita tentang ekosistem yang kita coba hadirkan dalam bisnis kita solusi apa? Bagaimana caranya?," ucap Sandi.
Bahkan, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini pernah berbeda pendapat dengan pengusaha senior Bob Sadino tentang model bisnis dari dua tipe pengusaha. Menurutnya, dia termasuk pengusaha yang menganut pemahaman untuk memulai usaha harus dibarengi dengan perencanaan dan strategi.
Sementara itu Bob Sadino berpendapat, yang perlu dilakukan dalam usaha adalah mulai melakukan. "Saya dulu pernah adu argumen dengan Om Bob Sadino karena aku ini masuk tim bisnis plan, kalau om Bob tim just do it," katanya.
Pengagas Rumah Siap Kerja ini mengatakan, berdasarkan penelitian sekitar 78 persen pengusaha yang gagal karena tidak memiliki strategi dan perencanaan dalam usahanya.
"Kita lihat 78 persen bisnis gagal karena kurangnya strategi, business plan yang baik dan kurang analisis sebelum memulai. Ternyata apa yang dulu saya perjuangkan itu ternyata ada penelitiannya bisnis gagal itu karena kurangnya strategi dan business plan," ungkapnya.
Dengan demikian kata Sandi, salah satu model bisnis yang digunakannya adalah model Canvas. Bisnis model canvas merupakan sebuah tool dalam strategi manajemen untuk menerjemahkan konsep, konsumen, infrastruktur, maupun keuangan perusahaan dalam bentuk elemen-elemen visual.
"Dengan menerapkan bisnis model canvas, kita bisa mengurangi resiko gagal. Karena tadi sekitar 80 persen pegusaha gagal karena gak punya strategi dan business plan," jelas Sandi.
Sandi pun membeberkan bahwa dalam strategi model ini ada beberapa yang harus diperhatikan antara lain, easy to understand atau mudah dimengerti. "Yang kedua fokus. Karena kalau fokus itu bukan dari segi produknya, tapi dari segi values (nilai) apa yang kita bawa ke stakeholders kita. Jadi, bukan hanya customers, tapi stakeholders kita," katanya.
Selanjutnya menurut Sandi, fleksibel. Salah satu contohnya, yaitu produknya harus disesuaikan minat orang saat ini. "Customer focus, customer is king, bahwa yang mesti kita lakukan adalah fokus pada customer dan kepuasaan pelanggan yang utama," ujarnya.
Selain itu, hal lain yang harus diperhatikan adalah Show Connection di mana pebisnis harus saling berhubungan dan membangun ekosistem. Kemudian Easy to Communicate, di mana mampu berkomunkasi secara kepada pelanggan, partner usaha ataupun yang lain.
Sandi pun mencontohkan bila suatu waktu pengusaha dihadirkan dalam seminar untuk menjadi pembicara, pengusaha itu harus memanfaatkan menit demi menit untuk menjelaskan secara sederhana dan mudah dimengerti peserta.
"Jangan mutar-mutar, ngawur, ngalur ngidul di menit pertama basa basi, lima menit kedua kita mutar-mutar. Jangan seperti itu, kita fokus di lima menit pertama fokus menjelaskan bisnis model Canvas kita," jelasnya.
Sandi juga mengingatkan bahwa pengusaha harus memiliki pemikiran atau memprediksi hal-hal yang akan terjadi di luar perencanaan. Misalnya, saat ini wabah Corona. "Kita harus punya satu pemikiran bahwa banyak hal-hal yang terduga. Harus ada sekenario planning membiasakan untuk bersikap fleksible, menyiapkan langkah mitigasi," papar Sandi.
(maf)