Perempuan PAN Didorong Persiapkan Diri Hadapi Pemilu 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Perempuan Amanat Nasional (PUAN) Intan Fauzi mengingatkan kader-kader PUAN dan perempuan PAN agar menyiapkan diri sedini mungkin guna berkompetisi pada Pemilu 2024 . Seluruh kader perempuan harus mulai merapatkan barisan dan melakukan kerja-kerja politik yang nyata bagi rakyat.
"Kuota 30% caleg perempuan seperti yang diamanatkan Undang-Undang Pemilu diharapkan memberikan kesempatan bagi perempuan agar bisa berperan dalam menjadi perumus dan pengambil kebijakan. Karena itu, semua kader PUAN harus terjun lebih optimal untuk menggarap daerah pemilihan. PUAN harus mempunyai posisi yang kuat di tengah-tengah masyarakat," kata Intan di sela Workshop Politik "Strategi Pemenangan PeremPUAN pada Pemilu 2024" di Gedung Graha Inti Fauzi Jakarta, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (21/7/2022).
Menurut Intan, keterwakilan perempuan dalam legislatif sangat penting untuk menyuarakan aspirasi kaum perempuan. Intan menegaskan, PUAN punya peran sangat penting dalam pemenangan PAN pada Pemilu 2024. Hal ini karena pemilih perempuan pada pemilu mendatang jumlahnya sangat besar.
Baca juga: PAN Tegaskan KIB Solid meski Tetap Jalin Komunikasi dengan Parpol Lain
"PUAN adalah salah satu pilar partai (PAN) yang diharapkan mempunyai kontribusi yang besar dalam pemenangan partai pada pemilu 2024 nanti. Konsolidasi akan terus dilakukan dalam rangka penguatan struktur organsisasi,” kata Anggota Komisi VI DPR RI tersebut.
Workshop Politik PUAN ini dibuka Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan penutupan oleh Sekjen PAN Eddy Soeparno. Acara ini juga menghadirkan sejumlah pembicara yaitu Betty Epsilon Idroos (KPU), Lolly Suhenty (Bawaslu), Prof Siti Zuhro (BRIN), Toto Izul Fattah (LSI), Zita Anjani (Ketua BSN), Yandri Susanto (Ketua KPPN), Saleh Daulay (Ketua Fraksi PAN).
Zulkifli Hasan mengapresiasi kerja politik DPP PUAN. "Saya berharap, peserta yang mengikuti pelatihan ini menjadi kader terbaik yang dapat berjuang untuk kepentingan bangsa dan negara," katanya.
Zulhas kembali mengatakan komitmen PAN untuk lebih mendukung keterwakilan perempuan dalam politik, mulai dari tingkat cabang hingga tingkat pusat. "Di PAN kami sudah membuat kebijakan untuk pengurus harian sekurang-kurangnya 30% perempuan. Tapi ke depan, tentu kami akan memperjuangkan agar caleg perempuan bisa berada di nomor urut atas," katanya.
Di tempat yang sama, pengamat politik Siti Zuhro menegaskan etika politik sangat penting bagi perpolitikan di Indonesia, terutama dalam kehidupan bernegara dan berbangsa agar nuansa politik lebih sehat dan rasional. Hal ini penting mengingat bangsa ini bangsa timur, bukan barat.
"Bangsa timur sangat kental dengan tata nilai, norma-norma dalam kehidupannya. Karena itu, demokrasi yang dikembangkan juga harus bermoral, sesuai jati diri dan nilai luhur bangsa kita," ujarnya.
Menurutnya, berpolitik tidak sekedar mencari kemenangan, tetapi juga harus bermanfaat bagi rakyat. Dia mengatakan etika politik terkait dengan moral politik. Moral politik mengandung makna yang sangat dalam dan terkait dengan nilai-nilai.
Bila moral politik ini absen, yang akan muncul kemudian adalah politik menghalalkan semua cara. Dengan demikian, etika politik diperlukan untuk meredam kecenderungan politik menghalalkan semua cara tersebut.
"Saya kira, sangat berbahaya jika politik tanpa etika, moral dan kejujuran. Maka yang ada adalah kehancuran dan yang menjadi korban adalah masyarakat," katanya.
"Kuota 30% caleg perempuan seperti yang diamanatkan Undang-Undang Pemilu diharapkan memberikan kesempatan bagi perempuan agar bisa berperan dalam menjadi perumus dan pengambil kebijakan. Karena itu, semua kader PUAN harus terjun lebih optimal untuk menggarap daerah pemilihan. PUAN harus mempunyai posisi yang kuat di tengah-tengah masyarakat," kata Intan di sela Workshop Politik "Strategi Pemenangan PeremPUAN pada Pemilu 2024" di Gedung Graha Inti Fauzi Jakarta, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (21/7/2022).
Menurut Intan, keterwakilan perempuan dalam legislatif sangat penting untuk menyuarakan aspirasi kaum perempuan. Intan menegaskan, PUAN punya peran sangat penting dalam pemenangan PAN pada Pemilu 2024. Hal ini karena pemilih perempuan pada pemilu mendatang jumlahnya sangat besar.
Baca juga: PAN Tegaskan KIB Solid meski Tetap Jalin Komunikasi dengan Parpol Lain
"PUAN adalah salah satu pilar partai (PAN) yang diharapkan mempunyai kontribusi yang besar dalam pemenangan partai pada pemilu 2024 nanti. Konsolidasi akan terus dilakukan dalam rangka penguatan struktur organsisasi,” kata Anggota Komisi VI DPR RI tersebut.
Workshop Politik PUAN ini dibuka Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan penutupan oleh Sekjen PAN Eddy Soeparno. Acara ini juga menghadirkan sejumlah pembicara yaitu Betty Epsilon Idroos (KPU), Lolly Suhenty (Bawaslu), Prof Siti Zuhro (BRIN), Toto Izul Fattah (LSI), Zita Anjani (Ketua BSN), Yandri Susanto (Ketua KPPN), Saleh Daulay (Ketua Fraksi PAN).
Zulkifli Hasan mengapresiasi kerja politik DPP PUAN. "Saya berharap, peserta yang mengikuti pelatihan ini menjadi kader terbaik yang dapat berjuang untuk kepentingan bangsa dan negara," katanya.
Zulhas kembali mengatakan komitmen PAN untuk lebih mendukung keterwakilan perempuan dalam politik, mulai dari tingkat cabang hingga tingkat pusat. "Di PAN kami sudah membuat kebijakan untuk pengurus harian sekurang-kurangnya 30% perempuan. Tapi ke depan, tentu kami akan memperjuangkan agar caleg perempuan bisa berada di nomor urut atas," katanya.
Di tempat yang sama, pengamat politik Siti Zuhro menegaskan etika politik sangat penting bagi perpolitikan di Indonesia, terutama dalam kehidupan bernegara dan berbangsa agar nuansa politik lebih sehat dan rasional. Hal ini penting mengingat bangsa ini bangsa timur, bukan barat.
"Bangsa timur sangat kental dengan tata nilai, norma-norma dalam kehidupannya. Karena itu, demokrasi yang dikembangkan juga harus bermoral, sesuai jati diri dan nilai luhur bangsa kita," ujarnya.
Menurutnya, berpolitik tidak sekedar mencari kemenangan, tetapi juga harus bermanfaat bagi rakyat. Dia mengatakan etika politik terkait dengan moral politik. Moral politik mengandung makna yang sangat dalam dan terkait dengan nilai-nilai.
Bila moral politik ini absen, yang akan muncul kemudian adalah politik menghalalkan semua cara. Dengan demikian, etika politik diperlukan untuk meredam kecenderungan politik menghalalkan semua cara tersebut.
"Saya kira, sangat berbahaya jika politik tanpa etika, moral dan kejujuran. Maka yang ada adalah kehancuran dan yang menjadi korban adalah masyarakat," katanya.
(abd)