Kongres ke-16 Fatayat NU: Perempuan Kunci Mencetak Generasi Tangguh

Senin, 18 Juli 2022 - 14:00 WIB
loading...
Kongres ke-16 Fatayat NU: Perempuan Kunci Mencetak Generasi Tangguh
Acara penutupan Kongres ke-16 Fatayat NU di Jakabaring Sport City, Palembang, Sumsel, Minggu (17/7/2022). FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Perempuan merupakan kunci dalam mencetak generasi muda Indonesia yang tangguh. Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki sekitar 10 juta anggota yang tersebar di seluruh Indonesia diharapkan dapat berperan dalam mencetak generasi Indonesia yang tangguh.

Demikian kesimpulan dalam acara penutupan Kongres ke-16 Fatayat NU, di Jakabaring Sport City, Minggu (17/7/2022). Tantangan bagi upaya mencetak generasi muda tangguh antara lain perkembangan teknologi, tenaga kerja perempuan yang didominasi unskill worker, dan sikap budaya serta mental yang perlu mengalami transformasi.

"Kemajuan teknologi merupakan tantangan terutama dalam pengasuhan anak dan generasi yang akan datang," kata Ketua Fatayat NU Periode 2022-2027, Margaret Aliyatul Maimunah dikutip dari keterangan tertulis, Senin (18/7/2022).



Dirinya menargetkan, kemajuan teknologi juga menjadi sarana dakwah ahlusunnah wal jamaah. "Kita juga perlu melakukan upaya bahwa Fatayat NU sumber kemajuan perempuan dan anak," kata kandidat Doktor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) ini.

Dalam sambutannya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menambahkan, bahwa Indonesia masih membutuhkan tangan-tangan perempuan dalam melakukan pemberdayaan bagi masyarakat terutama perempuan dan anak-anak. "Data angkatan kerja kita didominasi perempuan dengan usia pendidikan SMP ke bawah. Tentu mereka memiliki keterbatasan skill, sehingga mereka bekerja sebagau unskill workers," ungkap Ida.

Ida yang juga mantan Ketua Umum PP Fatayat NU memaparkan bahwa pihaknya berkeinginan agar persepsi dunia terhadap tenaga kerja Indonesia berubah. "Kita sudah mengirimkan skill workers, nurse ke Arab Saudi. Ini adalah awal dari bahwa Indonesia memiliki skill worker berkualitas," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf menilai bahwa ntuk bisa menghadapi perubahan mendasar perlu ada transformasi budaya dan mental. "Fatayat akan menjadi aktor penting dalam transformasi budaya dan mental. Ibu-ibu berperan besar terhadap pendidikan anak-anak," ujarnya.

Baca juga: Momen Kehadiran Prabowo Subianto di Kongres XVI Fatayat NU di JSC Palembang

Selain Menaker dan Ketua Umum PBNU, penutupan Kongres Fatayat NU juga dihadiri Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru yang menyampaikan selamat serta apresiasi kepada ketua terpilih. Kemudian, Sekjen PBNU Syaifullah Yusuf, Ketua PWNU Sumsel KH Amiruddin Nahrawi, serta sejumlah Anggota DPR RI Perempuan, yakni Siti Mukaromah (Komisi VI), Neng Eem Marhamah (Komisi V), Nur Nadlifah (Komisi IX), dan Ela Siti Nuryamah (Komisi IX) serta Anggia Ermarini (Komisi IV) yang juga Ketua PP Fatayat NU demisioner.

Kongres ke-16 Fatayat NU berlangsung sejak 14-17 Juli 2022. Kongres dihadiri sekitar 1.500 orang yang berasal dari 34 PW pada tingkat provinsi, 48p pimpinan cabang pada tingkat kabupaten/kota, dan pimpinan anak cabang pada tingkat kecamatan dan pimpinan ranting pada tingkat desa/kelurahan di seluruh Indonesia.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1451 seconds (0.1#10.140)