Bebani Masyarakat, PB HMI Desak Pertamina Segera Turunkan Harga BBM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) mendesak PT Pertamina segera menurunkan harga BBM. Hal ini menyikapi lambannya sikap PT Pertamina Persero dalam menindaklanjuti permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta agar segera melakukan review harga Bahan Bakar Minyak (BBM). (Baca juga: Sudah Saatnya Harga BBM Turun)
“Kita semua mengetahui secara jelas apa yang diinstruksikan oleh Presiden tersebut belum sepenuhnya ditindaklanjuti oleh PT Pertamina hingga detik ini” tegas Pj. Ketua Umum PB HMI Arya Kharisma Hardy di Jakarta, dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews, Minggu (26/4/2020).
Sebagai BUMN, menurut Arya, PT Pertamina seharusnya memiliki sensitivitas kebangsaan yang cukup besar agar bisa turut merasakan beratnya tekanan ekonomi masyarakat menengah-bawah yang secara ekonomi sangat ditentukan pada fluktuasi harga BBM dan turunannya.
”Sementara kita mengetahui di negara tetangga, masyarakatnya sedang menikmati harga BBM dan biaya hidup lainnya dengan harga yang sangat murah. Tidak terlalu sulit bagi PT Pertamina untuk sedikit merelakan pendapatannya dalam rangka meringankan beban hidup jutaan kaum buruh, petani, nelayan dan pedagang yang semakin mengkhawatirkan hari-hari ini,” ungkap Arya.
Lebih lanjut Arya mengungkapkan, penurunan harga BBM akan menjadi harapan satu-satunya ketika ancaman inflasi dan bahkan resesi ekonomi yang sebentar lagi menggerogoti ekonomi global. “PT Pertamina bersama Kementrian ESDM diharapkan untuk patuh terhadap instruksi Bapak Presiden. Jangan sampai janji Pesiden justru menjadi pepesan kosong bagi rakyat”, ujarnya.
Masyarakat, ungkap Arya, sedang menanti kabar baik yang akan secara signifikan menurunkan harga-harga jasa dan komoditas pangan lainnya ini. “Pemerintah dan PT Pertamina hanya perlu menjawabnya dengan memberikan insentif fiskal populis dalam tempo yang sesingkat-singkatnya” tutup Arya.
“Kita semua mengetahui secara jelas apa yang diinstruksikan oleh Presiden tersebut belum sepenuhnya ditindaklanjuti oleh PT Pertamina hingga detik ini” tegas Pj. Ketua Umum PB HMI Arya Kharisma Hardy di Jakarta, dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews, Minggu (26/4/2020).
Sebagai BUMN, menurut Arya, PT Pertamina seharusnya memiliki sensitivitas kebangsaan yang cukup besar agar bisa turut merasakan beratnya tekanan ekonomi masyarakat menengah-bawah yang secara ekonomi sangat ditentukan pada fluktuasi harga BBM dan turunannya.
”Sementara kita mengetahui di negara tetangga, masyarakatnya sedang menikmati harga BBM dan biaya hidup lainnya dengan harga yang sangat murah. Tidak terlalu sulit bagi PT Pertamina untuk sedikit merelakan pendapatannya dalam rangka meringankan beban hidup jutaan kaum buruh, petani, nelayan dan pedagang yang semakin mengkhawatirkan hari-hari ini,” ungkap Arya.
Lebih lanjut Arya mengungkapkan, penurunan harga BBM akan menjadi harapan satu-satunya ketika ancaman inflasi dan bahkan resesi ekonomi yang sebentar lagi menggerogoti ekonomi global. “PT Pertamina bersama Kementrian ESDM diharapkan untuk patuh terhadap instruksi Bapak Presiden. Jangan sampai janji Pesiden justru menjadi pepesan kosong bagi rakyat”, ujarnya.
Masyarakat, ungkap Arya, sedang menanti kabar baik yang akan secara signifikan menurunkan harga-harga jasa dan komoditas pangan lainnya ini. “Pemerintah dan PT Pertamina hanya perlu menjawabnya dengan memberikan insentif fiskal populis dalam tempo yang sesingkat-singkatnya” tutup Arya.
(cip)