Kepala BPIP Dorong Dunia Kedokteran Implementasikan Nilai-nilai Pancasila

Selasa, 05 Juli 2022 - 19:48 WIB
loading...
Kepala BPIP Dorong Dunia Kedokteran Implementasikan Nilai-nilai Pancasila
Gagasan Pancasila mungkin telah dicetuskan oleh Soekarno dan kemudian diperkuat oleh Hatta. Namun semangatnya telah dipupuk jauh sebelum proklamasi kemerdekaan, dan dipraktikkan antara lain oleh para praktisi medis dan profesional kesehatan.
A A A
YOGYAKARTA - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Yudian Wahyudi mendorong dunia kedokteran mampu mengimplementasikan nilai-nilai pancasila menjadi sikap, perilaku, etos kerja dan terobosan baru berdasarkan semangat gotong royong seperti yang digagas oleh Bung Karno.

Hal tersebut disampaikan saat menjadi keynote speaker dengan mengangkat tema 'The Role of National Outlook: Expected Values of Pancasila for Health Professions' dalam acara Indonesian Medical and Health Professions Education 1st International Conference, di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Selasa (5/7/2022).

Prof. Yudian menyampaikan penghayatan nilai-nilai Pancasila di dunia kedokteran pada akhirnya adalah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kesejahteraan rakyat Indonesia. "Saya berharap dalam konferensi internasional ini para peserta tidak hanya mampu menyerap materi yang diberikan oleh para pembicara, tetapi juga mampu mengimplementasikan dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila ke dalam sikap, perilaku, etos kerja, dan terobosan-terobosan baru di dunia medis," tuturnya.

Ia menjelaskan bahwa semangat para praktisi medis dan para profesional kesehatan telah hadir jauh sebelum proklamasi kemerdekaan.

"Gagasan Pancasila mungkin telah dicetuskan oleh Soekarno dan kemudian diperkuat oleh Hatta. Namun semangatnya telah dipupuk jauh sebelum proklamasi kemerdekaan, dan dipraktikkan antara lain oleh para praktisi medis dan profesional kesehatan," ujarnya.
Kepala BPIP Dorong Dunia Kedokteran Implementasikan Nilai-nilai Pancasila

Yudian mengatakan contoh pahlawan kesehatan seperti Prof Sardjito, rektor pertama Universitas Gadjah Mada yang kemudian diabadikan menjadi nama rumah sakit Universitas Gadjah Mada, Prof. Sardjito memprakarsai pendirian laboratorium dan rumah sakit pada masa perjuangan kemerdekaan. "Selain itu Doktor Cipto Mangunkusumo yang atas jasa-jasanya, namanya juga diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum Pusat Nasional CiptoMangunkusumo (RSCM). Dokter Marie Thomas sebagai dokter wanita pertama di Indonesia, dan banyak lagi," paparnya.

Semua contoh sejarah tersebut dikatakan Prof. Yudian bahwa dunia medis melayani bukan hanya untuk menyelamatkan manusia, tetapi juga menghormati kemanusiaan.

Praktek gotong royong dalam dunia kesehatan, kata Yudian, sangat kentara pada masa-masa puncak Covid-19, berbagai kalangan bahu-membahu saling membantu dalam menangani ekonomi dan kesehatan dari dampak pandemi, mulai dari makanan pokok, obat-obatan hingga informasi layanan kesehatan. "Para profesional kesehatan tanpa lelah berada di garis depan untuk merawat pasien dan mengatasi pandemi," ucapnya.

Acara tersebut dihadiri Wakil Kepala BPIP Karjono, Deputi Bidang Hubungan Antarlembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan Prakoso, Dekan Fakultas Kedokteran UGM, Yodi Mahendradhata, dan Ketua Konferensi Prof. Mora Claramita. CM
(ars)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2008 seconds (0.1#10.140)