Mengenal Sertu Huswatun, Petinju Wanita TNI yang Bermimpi Bertanding di Olimpiade
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sertu Huswatun Hasanah , salah seorang prajurit TNI AD dan juga atlet tinju nasional terus mengukir prestasi bagi ibu pertiwi. Namun mimpinya tak berakhir, di dalam kepalan tangannya, Olimpiade menjadi salah satu tujuan karir dalam hidupnya.
Kisahnya bermula saat Huswatun menekuni olahraga beladiri taekwondo. Namun, jiwanya bergetar karena tidak menemukan rasa cocok di dalam beladiri tersebut. Sehingga, dia memutuskan untuk berpindah menekuni olahraga tinju. Baca juga: Buru Gerombolan Kahar Muzakkar, Jenderal Kopassus Ini Termangu Tembak Musuh di Misi Pertama
"Berapa lama saya rasa enggak cocok gitu di Taekwondo, akhirnya saya punya orang tua angkat sekaligus pelatih saya, mengajak saya untuk mencoba olahraga tinju," ujar Huswatun dikutip dalam laman YouTube TNI AD, Senin (4/7/2022).
Meskipun tekadnya sudah bulat, rintangan kerap menghantui Anggota Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) TNI. Salah satunya, datang dari kedua orang tuanya. Menurutnya, orang tuanya kerap tidak setuju dengan apa yang dipilih Huswatun, terlebih saat memilih olahraga tinju.
"Awal mula orang tua juga tidak setuju saya mengikuti olahraga tinju, karena mungkin orang tua mikir olahraga tinju memang keras untuk perempuan kaya saya, tidak cocok dan tidak banyak atlet tinju perempuan," terangnya.
Meski begitu, Huswatun terus bersikukuh menekuni olahraga tinju hingga menyabet gelar juara. Sehingga, lambat laun, hati orang tuanya melunak dan kerap menjadi orang pertama yang turut men-support perjuangan Huswatun.
"Tapi lama kelamaan mengikuti kejuaraan, diem-diem tanpa izin orang tua, tapi ikut sama pelatih. Setelah saya juara beberapa kali di kejuaraan nasional, jadi orang tua saya ibu saya, mensupport saya," jelasnya.
Banyak perjalanan yang telah dilewati Huswatun. Karena kerap menyabet medali, orang tua Huswatun akhirnya bisa menikmati hari tua di rumah, setelah sebelumnya harus berjibaku menjadi juru masak di sebuah restoran.
Hingga, karier tinju di TNI bermula saat Huswatun menyabet gelar nasional di kejuaraan PON 2016 di Jawa Barat. Dia langsung dilirik oleh TNI dan ditawari menjadi abdi negara.
"Di situ saya sedang bertanding dan ada urusan dari Puspalad datang ke karena pertandingan langsung, di situ saya juara dan ditanya, kamu mau nggak masuk TNI? Saya bilang saya mau, pak," tuturnya.
Lebih lanjut, Huswatun menuturkan pemimpin di TNI sangat mendukung langkahnya. Bahkan, dukungan tersebut terbentuk hingga membuatkan sanggar pelatihan tinju di area kantor.
"Perhatian Bapak KSAD sangat luar biasa, sampai saya berangkat ke Vietnam, Sea Games pun dilepas dan diberikan semangat," ucapnya.
"Misi terbesar saya di karier militer, bisa menjadi perwira di TNI dan bisa menjadi pelatih untuk penerus pelatih-pelatih saya yang ada di TNI, dan untuk mimpi saya ke depannya semoga bisa lolos Olimpiade di tahun depan," tutup Huswatun.
Kisahnya bermula saat Huswatun menekuni olahraga beladiri taekwondo. Namun, jiwanya bergetar karena tidak menemukan rasa cocok di dalam beladiri tersebut. Sehingga, dia memutuskan untuk berpindah menekuni olahraga tinju. Baca juga: Buru Gerombolan Kahar Muzakkar, Jenderal Kopassus Ini Termangu Tembak Musuh di Misi Pertama
"Berapa lama saya rasa enggak cocok gitu di Taekwondo, akhirnya saya punya orang tua angkat sekaligus pelatih saya, mengajak saya untuk mencoba olahraga tinju," ujar Huswatun dikutip dalam laman YouTube TNI AD, Senin (4/7/2022).
Meskipun tekadnya sudah bulat, rintangan kerap menghantui Anggota Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) TNI. Salah satunya, datang dari kedua orang tuanya. Menurutnya, orang tuanya kerap tidak setuju dengan apa yang dipilih Huswatun, terlebih saat memilih olahraga tinju.
"Awal mula orang tua juga tidak setuju saya mengikuti olahraga tinju, karena mungkin orang tua mikir olahraga tinju memang keras untuk perempuan kaya saya, tidak cocok dan tidak banyak atlet tinju perempuan," terangnya.
Meski begitu, Huswatun terus bersikukuh menekuni olahraga tinju hingga menyabet gelar juara. Sehingga, lambat laun, hati orang tuanya melunak dan kerap menjadi orang pertama yang turut men-support perjuangan Huswatun.
"Tapi lama kelamaan mengikuti kejuaraan, diem-diem tanpa izin orang tua, tapi ikut sama pelatih. Setelah saya juara beberapa kali di kejuaraan nasional, jadi orang tua saya ibu saya, mensupport saya," jelasnya.
Banyak perjalanan yang telah dilewati Huswatun. Karena kerap menyabet medali, orang tua Huswatun akhirnya bisa menikmati hari tua di rumah, setelah sebelumnya harus berjibaku menjadi juru masak di sebuah restoran.
Hingga, karier tinju di TNI bermula saat Huswatun menyabet gelar nasional di kejuaraan PON 2016 di Jawa Barat. Dia langsung dilirik oleh TNI dan ditawari menjadi abdi negara.
"Di situ saya sedang bertanding dan ada urusan dari Puspalad datang ke karena pertandingan langsung, di situ saya juara dan ditanya, kamu mau nggak masuk TNI? Saya bilang saya mau, pak," tuturnya.
Lebih lanjut, Huswatun menuturkan pemimpin di TNI sangat mendukung langkahnya. Bahkan, dukungan tersebut terbentuk hingga membuatkan sanggar pelatihan tinju di area kantor.
"Perhatian Bapak KSAD sangat luar biasa, sampai saya berangkat ke Vietnam, Sea Games pun dilepas dan diberikan semangat," ucapnya.
"Misi terbesar saya di karier militer, bisa menjadi perwira di TNI dan bisa menjadi pelatih untuk penerus pelatih-pelatih saya yang ada di TNI, dan untuk mimpi saya ke depannya semoga bisa lolos Olimpiade di tahun depan," tutup Huswatun.
(kri)