DPR: Green Jobs Harus Bisa Diterjemahkan Mulai dari Akar Rumput
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) Luluk Nur Hamidah mengatakan bahwa pekerjaan ramah lingkungan (green jobs) harus bisa diterjemahkan mulai dari akar rumput. Misalnya, kata dia, dari sektor pertanian yang akan jadi peluang di masa datang.
“Kita bisa menciptakan makin banyak wirausaha berbasis anak muda dari pengolahan sampah organik pertanian menjadi pakan ternak atau ikan yang sampai hari ini kebutuhan pakan ini masih mengandalkan impor dan memakan biaya produksi, mereka juga bisa ditambah keterampilannya dan diberikan akses modal atau kemudahan usaha,” kata Luluk di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (23/6/2022).
Dia melanjutkan, sektor pertanian juga diarahkan ke good agriculture practices. “Jadi selain meningkatkan ekonomi lokal, kita bisa membuat lingkungan lebih baik,” tuturnya yang juga anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI ini.
Sementara itu, Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma menambahkan bahwa dengan era transisi energi dan adanya target mencapai net zero emission, Indonesia perlu fokus pada tiga sektor penting, yaitu sektor lahan, maritim, dan energi, terutama energi terbarukan. Menurutnya, perlu ada regulasi payung yang memastikan terjadinya transisi energi menuju energi terbarukan.
Dengan adanya payung hukum itu, kata dia, maka green jobs bisa dipastikan dapat diakselerasi. “Sekiranya ini proses panjang maka tahapannya bisa dibuat lebih jelas. Ekosistemnya perlu dibangun sejak sekarang. Itu sebabnya kami mendorong Rancangan Undang-Undang Energi Baru Terbarukan (RUU EBT) agar fokus saja pada energi terbarukan. Ini salah satu isu yang perlu dikawal di parlemen,” tuturnya.
Peneliti Koaksi Indonesia Siti Koiromah menjelaskan bahwa sebenarnya istilah green jobs bukan hal baru. “ILO mendefinisikan green jobs sebagai pekerjaan yang layak dan berkontribusi melestarikan atau memulihkan lingkungan, yang dapat berasal dari sektor tradisional seperti manufaktur dan konstruksi, maupun sektor yang baru seperti energi terbarukan dan efisiensi energi,” ujar Siti Koiromah.
Dari perspektif Koaksi Indonesia, lanjut dia, strategi pemulihan ekonomi hijau merupakan strategi terbaik dalam menyelesaikan krisis pandemi Covid-19. Dia mengatakan, Indonesia memiliki peluang green jobs yang besar di berbagai sektor.
“Pemerintah Indonesia telah memproyeksikan jumlah green jobs hingga tahun 2045 mencapai 15 juta dalam skema low carbon development Indonesia,” ungkap Siti Koiromah.
“Kita bisa menciptakan makin banyak wirausaha berbasis anak muda dari pengolahan sampah organik pertanian menjadi pakan ternak atau ikan yang sampai hari ini kebutuhan pakan ini masih mengandalkan impor dan memakan biaya produksi, mereka juga bisa ditambah keterampilannya dan diberikan akses modal atau kemudahan usaha,” kata Luluk di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (23/6/2022).
Dia melanjutkan, sektor pertanian juga diarahkan ke good agriculture practices. “Jadi selain meningkatkan ekonomi lokal, kita bisa membuat lingkungan lebih baik,” tuturnya yang juga anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI ini.
Sementara itu, Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma menambahkan bahwa dengan era transisi energi dan adanya target mencapai net zero emission, Indonesia perlu fokus pada tiga sektor penting, yaitu sektor lahan, maritim, dan energi, terutama energi terbarukan. Menurutnya, perlu ada regulasi payung yang memastikan terjadinya transisi energi menuju energi terbarukan.
Dengan adanya payung hukum itu, kata dia, maka green jobs bisa dipastikan dapat diakselerasi. “Sekiranya ini proses panjang maka tahapannya bisa dibuat lebih jelas. Ekosistemnya perlu dibangun sejak sekarang. Itu sebabnya kami mendorong Rancangan Undang-Undang Energi Baru Terbarukan (RUU EBT) agar fokus saja pada energi terbarukan. Ini salah satu isu yang perlu dikawal di parlemen,” tuturnya.
Peneliti Koaksi Indonesia Siti Koiromah menjelaskan bahwa sebenarnya istilah green jobs bukan hal baru. “ILO mendefinisikan green jobs sebagai pekerjaan yang layak dan berkontribusi melestarikan atau memulihkan lingkungan, yang dapat berasal dari sektor tradisional seperti manufaktur dan konstruksi, maupun sektor yang baru seperti energi terbarukan dan efisiensi energi,” ujar Siti Koiromah.
Dari perspektif Koaksi Indonesia, lanjut dia, strategi pemulihan ekonomi hijau merupakan strategi terbaik dalam menyelesaikan krisis pandemi Covid-19. Dia mengatakan, Indonesia memiliki peluang green jobs yang besar di berbagai sektor.
“Pemerintah Indonesia telah memproyeksikan jumlah green jobs hingga tahun 2045 mencapai 15 juta dalam skema low carbon development Indonesia,” ungkap Siti Koiromah.