Mudik Lebaran Lancar, BUMN Perlu Segera Selesaikan Pembangunan Sejumlah Tol Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno mengapresiasi penanganan mudik Lebaran 2022. Salah satu keberhasilan penanganan mudik tahun ini tak lepas dari tersedianya infrastruktur jalan Tol Trans Jawa dan Trans Sumatera yang dibangun pemerintah Presiden Jokowi melalui BUMN.
Djoko menyebut tol Trans Jawa dan Trans Sumatera efektif memangkas waktu perjalanan mudik hingga 50%. “Dahulu ketika mudik Lebaran tujuan Solo dari Jabodetabek bisa menempuh waktu 30 jam hingga 35 jam. Sekarang 12 jam hingga 15 jam. Jika ada kemacetan di musim mudik, itu suatu yang lumrah. Karena volume kendaraan bertambah signifikan. Tidak bisa dibandingkan dengan waktu normal," ujarnya, Jumat (6/5/2022).
Meski cukup berhasil, Djoko tetap memberi catatan untuk evaluasi. Salah satunya kemacetan yang masih terjadi di rest area tol trans Jawa dan minimnya informasi volume kendaraan yang melewati jalur arteri. "Padahal jalur arteri Pantai Utara maupun Pantai Selatan tidak seramai beberapa waktu yang lalu," ucap Djoko.
Karenanya, agar arus Lebaran tahun-tahun mendatang bisa lebih lancar dan dapat menampung volume kendaraan yang lebih besar lagi. Djoko berharap Menteri BUMN Erick Thohir dapat segera menyelesaikan berbagai ruas jalan tol yang saat ini belum terselesaikan. Contoh ruas Tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap (Tol Getaci) yang belum selesai pembangunannya.
Selain itu, MTI juga mendesak untuk dapat segera menyelesaikan ruas Tol Yogyakarta Bawen dan Tol Tegal-Banyumas-Cilacap yang saat ini sudah memasuki masa konstruksi. Joko juga meminta Badan Pengatur Jalan Tol dapat menyelesaikan ruas tol Ciawi-Sukabumi.
"Jika ruas tol tersebut selesai dikerjakan, maka kepadatan arus Lebaran yang melalui jalur Pantai Utara Jawa dan Pantai Selatan Jawa dapat terurai. Menurut kami pembangunan infrastruktur jalan tol Trans Jawa dan Trans Sumatera sudah cukup memadai. Tinggal menghubungkan saja dengan tol yang sudah ada," ungkapnya.
Djoko mengapresiasi keseriusan pemerintah melalui BUMN dalam membangun dan menambah jalur angkutan massal berbasis rel di Indonesia. Djoko menilai langkah pemerintah dan BUMN yang membangun jalan kereta api double-double track Stasiun Manggarai-Cikarang serta Double Bogor-Sukabumi merupakan hal yang tepat. MTI juga mengapresiasi BUMN melalui PT KAI yang sudah melakukan reaktivasi jalur kereta api ke Garut.
"Proyek double-double track Stasiun Manggarai-Cikarang akan membuat KRL memiliki jalur sendiri. Sehingga perjalanan kereta jarak jauh tak terganggu dengan KRL," ucap Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata tersebut.
Djoko menilai, fasilitas yang diberikan PT KAI untuk penumpang mudik sudah menunjukan peningkatan yang signifikan. Pembenahan yang dilakukan Erick Thohir di PT KAI membuahkan hasil perubahan pelayanan yang signifikan bagi penumpang kereta api. Kenyamanan dan keamanan penumpang di semua kelas KAI sudah meningkat signifikan.
Untuk pelayanan transportasi udara, Joko melihat tak ada kendala yang berarti di penyediaan infrastruktur bandar udara. Kendala yang terjadi di arus mudik Lebaran untuk sektor angkutan udara semata-mata disebabkan keterbatasan armada pesawat. Infrastruktur bandar udara dinilai Djoko sudah sangat memadai.
Djoko menyebut yang masih perlu peningkatan infrastrukturnya ialah pelabuhan penyebrangan di Merak-Bakauheni. Dengan tersedianya konektivitas yang bagus di ruas Tol Trans Jawa dan Trans Sumatera membuat potensi arus kendaraan bermotor akan meningkat.
Selain itu, Djoko mengatakan, dengan meningkatnya arus kendaraan bermotor, perlu diimbangi dengan peningkatan kapasitas pelabuhan penyebrangan Merak-Bakauheni.
"Dengan adanya ruas Tol Trans Jawa dan Trans Sumatera, masyarakat yang biasanya menggunakan pesawat kemungkinan besar akan beralih menggunakan kendaraan bermotor untuk mudik. Buktinya sudah ada yaitu terjadi penumpukan penyebrangan dari Jawa ke Sumatera di arus mudik kemarin. Ini yang harus diantisipasi pemerintah dan BUMN untuk dapat menampung volume kendaraan yang akan melintas antara pulau Jawa dan Sumatera," tutupnya.
Djoko menyebut tol Trans Jawa dan Trans Sumatera efektif memangkas waktu perjalanan mudik hingga 50%. “Dahulu ketika mudik Lebaran tujuan Solo dari Jabodetabek bisa menempuh waktu 30 jam hingga 35 jam. Sekarang 12 jam hingga 15 jam. Jika ada kemacetan di musim mudik, itu suatu yang lumrah. Karena volume kendaraan bertambah signifikan. Tidak bisa dibandingkan dengan waktu normal," ujarnya, Jumat (6/5/2022).
Meski cukup berhasil, Djoko tetap memberi catatan untuk evaluasi. Salah satunya kemacetan yang masih terjadi di rest area tol trans Jawa dan minimnya informasi volume kendaraan yang melewati jalur arteri. "Padahal jalur arteri Pantai Utara maupun Pantai Selatan tidak seramai beberapa waktu yang lalu," ucap Djoko.
Karenanya, agar arus Lebaran tahun-tahun mendatang bisa lebih lancar dan dapat menampung volume kendaraan yang lebih besar lagi. Djoko berharap Menteri BUMN Erick Thohir dapat segera menyelesaikan berbagai ruas jalan tol yang saat ini belum terselesaikan. Contoh ruas Tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap (Tol Getaci) yang belum selesai pembangunannya.
Selain itu, MTI juga mendesak untuk dapat segera menyelesaikan ruas Tol Yogyakarta Bawen dan Tol Tegal-Banyumas-Cilacap yang saat ini sudah memasuki masa konstruksi. Joko juga meminta Badan Pengatur Jalan Tol dapat menyelesaikan ruas tol Ciawi-Sukabumi.
"Jika ruas tol tersebut selesai dikerjakan, maka kepadatan arus Lebaran yang melalui jalur Pantai Utara Jawa dan Pantai Selatan Jawa dapat terurai. Menurut kami pembangunan infrastruktur jalan tol Trans Jawa dan Trans Sumatera sudah cukup memadai. Tinggal menghubungkan saja dengan tol yang sudah ada," ungkapnya.
Djoko mengapresiasi keseriusan pemerintah melalui BUMN dalam membangun dan menambah jalur angkutan massal berbasis rel di Indonesia. Djoko menilai langkah pemerintah dan BUMN yang membangun jalan kereta api double-double track Stasiun Manggarai-Cikarang serta Double Bogor-Sukabumi merupakan hal yang tepat. MTI juga mengapresiasi BUMN melalui PT KAI yang sudah melakukan reaktivasi jalur kereta api ke Garut.
"Proyek double-double track Stasiun Manggarai-Cikarang akan membuat KRL memiliki jalur sendiri. Sehingga perjalanan kereta jarak jauh tak terganggu dengan KRL," ucap Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata tersebut.
Djoko menilai, fasilitas yang diberikan PT KAI untuk penumpang mudik sudah menunjukan peningkatan yang signifikan. Pembenahan yang dilakukan Erick Thohir di PT KAI membuahkan hasil perubahan pelayanan yang signifikan bagi penumpang kereta api. Kenyamanan dan keamanan penumpang di semua kelas KAI sudah meningkat signifikan.
Untuk pelayanan transportasi udara, Joko melihat tak ada kendala yang berarti di penyediaan infrastruktur bandar udara. Kendala yang terjadi di arus mudik Lebaran untuk sektor angkutan udara semata-mata disebabkan keterbatasan armada pesawat. Infrastruktur bandar udara dinilai Djoko sudah sangat memadai.
Djoko menyebut yang masih perlu peningkatan infrastrukturnya ialah pelabuhan penyebrangan di Merak-Bakauheni. Dengan tersedianya konektivitas yang bagus di ruas Tol Trans Jawa dan Trans Sumatera membuat potensi arus kendaraan bermotor akan meningkat.
Selain itu, Djoko mengatakan, dengan meningkatnya arus kendaraan bermotor, perlu diimbangi dengan peningkatan kapasitas pelabuhan penyebrangan Merak-Bakauheni.
"Dengan adanya ruas Tol Trans Jawa dan Trans Sumatera, masyarakat yang biasanya menggunakan pesawat kemungkinan besar akan beralih menggunakan kendaraan bermotor untuk mudik. Buktinya sudah ada yaitu terjadi penumpukan penyebrangan dari Jawa ke Sumatera di arus mudik kemarin. Ini yang harus diantisipasi pemerintah dan BUMN untuk dapat menampung volume kendaraan yang akan melintas antara pulau Jawa dan Sumatera," tutupnya.
(cip)