Kisah Pierre Tendean Jemur Anak-anak Pejabat

Rabu, 06 April 2022 - 06:24 WIB
loading...
Kisah Pierre Tendean Jemur Anak-anak Pejabat
Pierre Andries Tendean merupakan salah satu pahlawan revolusi. Foto/ist
A A A
JAKARTA - Pierre Andries Tendean merupakan salah satu pahlawan revolusi . Pria kelahiran Jakarta 21 Februari 1939 itu menjadi salah satu korban peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Saat itu, Pierre adalah seorang ajudan Menteri Koordinator Pertahanan dan Keamanan sekaligus Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Abdul Haris (AH) Nasution. Di antara empat ajudan Jenderal AH Nasution , Pierre Tendean merupakan yang termuda.

Pierre merupakan perwira militer keturunan Prancis - Minahasa. Ibunda Pierre, Maria Elizabeth Cornet merupakan keturunan Prancis dari Leiden, Belanda.

Kisah Pierre Tendean Jemur Anak-anak Pejabat

Tiga bersaudara, Pierre Tendean dan Mitzi mendampingi Roos yang akan melepas masa lajang pada Juli 1965. Foto/ist



Sedangkan ayah Pierre merupakan seorang dokter spesialis jiwa berdarah Minahasa, Aurelius Lammert (A.L) Tendean. Pierre Tendean tinggal di Rumah AH Nasution di Jalan Teuku Umar Nomor 40, Menteng, Jakarta Pusat sejak 15 April 1965.

Menurut salah seorang ajudan AH Nasution dari Korps Kepolisian Hamdan Mansjur, Pierre Tendean adalah sosok yang energik, kalem, dan disiplin. Kuatnya karakter Pierre Tendean pernah ditunjukkan ketika menangani anak-anak pejabat yang tinggal di sekitar Menteng.

Kala itu, anak-anak muda berusia tanggung itu berbuat kenakalan dengan ngebut-ngebutan di Jalan Teuku Umar, tepatnya di depan rumah dinas Jenderal AH Nasution. Namun, entah karena sungkan atau ada alasan lain, polisi saat itu tidak bertindak.

Kisah Pierre Tendean Jemur Anak-anak Pejabat

Pierre Tendean saat mengawal Jenderal AH Nasution ke Bank Indonesia pada 28 September 1965. Foto/ist





Kondisi tersebut membuat Pierre Tendean turun ke jalan. Pierre mengadang anak-anak remaja itu. Pierre tak sungkan berdiri di tengah jalan menghadapi anak-anak tersebut, padahal kendaraan sedang ngebut bolak-balik.

Kemudian, anak-anak muda itu ditahan, dijemur, dan disuruh berbaris di pekarangan rumah Jenderal AH Nasution hingga orang tua mereka datang menjemput. Para orang tua anak-anak tersebut datang menjemput setelah satu per satu dikabari Pierre Tendean melalui sambungan telepon.

"Pierre keluar dari rumah Pak Nas (Jenderal AH Nasution, red) dan dihadang lho itu bocah tanggung di tengah jalan tanpa pakai senjata. Mereka dipaksa turun dari kendaraan dan digiring ke halaman rumah untuk dijemur," kata Hamdan Mansjur dalam buku Sang Patriot Kisah Seorang Pahlawan Revolusi, Biografi Resmi Pierre Tendean dikutip pada Selasa (5/4/2022).

Kisah Pierre Tendean Jemur Anak-anak Pejabat

Pierre Tendean dan Ade Irma di kamar pengantin Roos Tendean dan Jusuf Razak pada Juli 1965. Foto/ist


Baca Juga: Propaganda Militer Jelang Pembantaian Massal 1965-1966

Saat itu, kata Hamdan, ada remaja yang menantang karena merasa anak tentara. Namun, Pierre justru membentak balik seorang remaja yang menantang tersebut.

"Mereka diminta menulis surat pernyataan dan bapaknya dipanggil. Para bapak mereka yang notabene pejabat negara, juga sungkan terhadap Pierre karena semua tahu prestasi Pierre dan di kalangan tentara juga mengetahui Pierre dipilih oleh Pak Nas untuk menjadi ajudannya. Selain itu, semua orang tahu Pak Nas adalah salah satu founding father dari tentara Indonesia," ungkap Hamdan.

Hal senada juga diungkapkan oleh anak sulung Jendela AH Nasution, Yanti Nasution. Yanti mengingat kejadian Pierre Tendean menangkapi anak-anak pejabat yang ngebut-ngebutan di Jalan Teuku Umar dengan perasaan campur aduk, antara geli, gemas, dan dongkol.

Kisah Pierre Tendean Jemur Anak-anak Pejabat

Foto keluarga Tendean pada malam midodareni Rooswidiati, 1 Juli 1965. Foto/ist



Saat kejadian itu, Yanti Nasution masih berusia 13 tahun. Yanti mengingat anak para pembesar yang ditahan dan dihukum Pierre Tendean itu panik.

Sebagian besar anak-anak itu adalah kawan sekolah Yanti Nasution. Peristiwa itu terjadi di hari-hari terakhir menjelang Gerakan 30 September.
(rca)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2296 seconds (0.1#10.140)