Menteri Bahlil Akui Inovasi Fraksi PKB Sampaikan Kondisi Kekinian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fraksi PKB kembali menggelar diskusi publik yang dihadiri oleh narasumber yang kompeten. Di antaranya, hadir Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebagai keynote speaker, Ketua Fraksi PKB Cucun Ahmad Syamsurijal, Wakil Ketua Komisi XI DPR Fathan Subchi, Ketua Umum Perbanas Kartika Wirjoatmojo, Ketua Komtap Bidang Pengembangan Investasi Daerah Reza Maspaitella dan sejumlah narasumber lainnya.
Baca juga: PKB Masuk Tiga Besar, Wakil Sekretaris PKB DKI: Hasil Survei Ini Memompa Semangat Kader
Dalam diskusi yang bertajuk 'Menangkap Peluang Investasi untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi', Menteri Bahlil melemparkan pujiannya kepada Fraksi PKB yang telah menggelar diskusi tersebut.
Menurutnya, diskusi ini menunjukkan bahwa Fraksi PKB selalu berinovasi dan berevolusi dalam menyampaikan kondisi kekinian.
"Saya menganggap diskusi ini sangat strategis, ini menunjukkan bahwa fraksi PKB selalu berinovasi dan berevolusi terus untuk bagaimana menyampaikan tentang kondisi kekinian dan apa yang dilakukan ke depan dengan strategi dan saya pikir ini sesuatu yang bagus kalau dilakukan secara rutin," kata Bahlil di ruang rapat Delegasi Nusantara V, Senayan, Jakarta, Rabu (30/3/2022).
Sementara itu, Ketua Fraksi PKB Cucun Ahmad Syamsurijal menekankan, kebangkitan ekonomi pascapandemi perlu kerja ekstra, terutama bagaimana penguatan PDB (produk domestik bruto) Indonesia, sehingga Indonesia menjadi yang terdepan.
"Sehingga apa yang kita harapkan Indonesia salah satu negara yang energi market terdepan dibanding dengan negara-negara lain, itu sedikit lagi kalau kita bisa menata dan mengelola negara dengan benar, kita akan menjadi terdepan dan bisa setara dengan negara-negara lain, negara maju," ucap Cucun di kesempatan sama.
Namun demikian, Cucun mengakui bahwa tantangan ke depan bukan hal yang mudah, kini semua negara merasakan bagaimana untuk mengendalikan inflasi karena faktor komoditas, juga faktor global karena ada eskalasi di salah satu benua (Rusia-Ukraina) yang ini menurutnya bisa berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Kita menyaksikan Rusia dengan Ukraina, yang ini bukan waktu yang sangat cepat untuk diselesaikan dan dampaknya sudah kita rasakan di energi, terutama di sektor migas, ini karena negara itu merupakan produsen juga dan kontributor untuk sebagian belahan dunia yang ini akan akan menjadi satu goncangan bagi ekonomi seluruh dunia bukan hanya Indonesia," terang Cucun.
Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi XI DPR Fathan Subchi memaparkan, ada dua isu besar yaitu isu investasi dan pertumbuhan. Menangkap berbagai pandangan narasumber dalam diskusi tersebut, Fathan sependapat bahwa pertumbuhan ekonomi tanpa keterlibatan swasta yang besar, maka progresnya terlalu lambat.
"Jadi, swasta harus dikasih porsi yang besar dan ini saya kira sesuai atau paralel dengan Presiden Pak Jokowi berkali-kali meminta swasta untuk terlibat secara aktif," ujar Fathan.
Sebab lanjut Fathan, kalau berbicara pertumbuhan ekonomi, kalau swasta dikasih ruang yang besar, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7 - 8%.
"Jadi, saya kira peran swasa harus kita pacu terus dan perlu dukungan politik, saya kira kami PKB mendukung sepenuhnya peran swasta untuk telbat secara aktif," bebernya.
"Jadi jangan sedikit-sedikit plat merah dan plat merah, karena sesungguhnya APBN kita hanya 2300 Triliun, potensi swasta, potensinya luar biasa sekali besarnya ego sektornya kita harus dorong terus, kita kasih ruang-ruang untuk optimalisasi," tandas Fathan.
Lihat Juga: Bahlil Pamer Kontribusi Minerba ke PNBP Sektor ESDM: Dulu Rp29 T, Sekarang Rp170 Triliun
Baca juga: PKB Masuk Tiga Besar, Wakil Sekretaris PKB DKI: Hasil Survei Ini Memompa Semangat Kader
Dalam diskusi yang bertajuk 'Menangkap Peluang Investasi untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi', Menteri Bahlil melemparkan pujiannya kepada Fraksi PKB yang telah menggelar diskusi tersebut.
Menurutnya, diskusi ini menunjukkan bahwa Fraksi PKB selalu berinovasi dan berevolusi dalam menyampaikan kondisi kekinian.
"Saya menganggap diskusi ini sangat strategis, ini menunjukkan bahwa fraksi PKB selalu berinovasi dan berevolusi terus untuk bagaimana menyampaikan tentang kondisi kekinian dan apa yang dilakukan ke depan dengan strategi dan saya pikir ini sesuatu yang bagus kalau dilakukan secara rutin," kata Bahlil di ruang rapat Delegasi Nusantara V, Senayan, Jakarta, Rabu (30/3/2022).
Sementara itu, Ketua Fraksi PKB Cucun Ahmad Syamsurijal menekankan, kebangkitan ekonomi pascapandemi perlu kerja ekstra, terutama bagaimana penguatan PDB (produk domestik bruto) Indonesia, sehingga Indonesia menjadi yang terdepan.
"Sehingga apa yang kita harapkan Indonesia salah satu negara yang energi market terdepan dibanding dengan negara-negara lain, itu sedikit lagi kalau kita bisa menata dan mengelola negara dengan benar, kita akan menjadi terdepan dan bisa setara dengan negara-negara lain, negara maju," ucap Cucun di kesempatan sama.
Namun demikian, Cucun mengakui bahwa tantangan ke depan bukan hal yang mudah, kini semua negara merasakan bagaimana untuk mengendalikan inflasi karena faktor komoditas, juga faktor global karena ada eskalasi di salah satu benua (Rusia-Ukraina) yang ini menurutnya bisa berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Kita menyaksikan Rusia dengan Ukraina, yang ini bukan waktu yang sangat cepat untuk diselesaikan dan dampaknya sudah kita rasakan di energi, terutama di sektor migas, ini karena negara itu merupakan produsen juga dan kontributor untuk sebagian belahan dunia yang ini akan akan menjadi satu goncangan bagi ekonomi seluruh dunia bukan hanya Indonesia," terang Cucun.
Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi XI DPR Fathan Subchi memaparkan, ada dua isu besar yaitu isu investasi dan pertumbuhan. Menangkap berbagai pandangan narasumber dalam diskusi tersebut, Fathan sependapat bahwa pertumbuhan ekonomi tanpa keterlibatan swasta yang besar, maka progresnya terlalu lambat.
"Jadi, swasta harus dikasih porsi yang besar dan ini saya kira sesuai atau paralel dengan Presiden Pak Jokowi berkali-kali meminta swasta untuk terlibat secara aktif," ujar Fathan.
Sebab lanjut Fathan, kalau berbicara pertumbuhan ekonomi, kalau swasta dikasih ruang yang besar, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7 - 8%.
"Jadi, saya kira peran swasa harus kita pacu terus dan perlu dukungan politik, saya kira kami PKB mendukung sepenuhnya peran swasta untuk telbat secara aktif," bebernya.
"Jadi jangan sedikit-sedikit plat merah dan plat merah, karena sesungguhnya APBN kita hanya 2300 Triliun, potensi swasta, potensinya luar biasa sekali besarnya ego sektornya kita harus dorong terus, kita kasih ruang-ruang untuk optimalisasi," tandas Fathan.
Lihat Juga: Bahlil Pamer Kontribusi Minerba ke PNBP Sektor ESDM: Dulu Rp29 T, Sekarang Rp170 Triliun
(maf)