BMKG: Kenaikan Suhu 1,5 Derajat Celcius di Jakarta Seharusnya Terjadi di 2030
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa suhu udara di Jakarta meningkat 1,5 derajat Celcius dalam waktu 100 tahun terakhir. Suhu udara saat ini semestinya terjadi pada 2030.
"Jakarta dalam periode 100 tahun suhu udara sudah meningkat 1,5 derajat Celsius, padahal seharusnya kenaikan suhu sebesar itu terjadi pada 2030," kata Dwikorita Karnawati saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI di Gedung Parlemen Senayan Jakarta pada Senin (21/3/2022).
Menurutnya, kenaikan suhu udara tersebut tidak hanya terjadi di DKI Jakarta saja melainkan merata di hampir semua provinsi di Indonesia. "Saat ini di beberapa wilayah sudah meningkat suhu udaranya 1 derajat Celcius, dan ada yang di bawah 1 derajat Celcius," ungkap Dwikorita.
Selain suhu udara, intensitas hujan akibat cuaca ekstrem di Jakarta juga diprediksi akan terus meningkat. "Hujan ekstrem meningkat di beberapa wilayah, di DKI 2020 mencapai 377 mm per hari, di DIY di 2017 mencapai 364 mm dalam satu hari. Dan di Kalimantan Selatan mencapai 270 mm," tutur Dwikorita Karnawati.
Banjir yang disebabkan curah hujan tinggi ini juga disebutkan BMKG semakin bertambah kandungan asam PH dalam air hujannya.
"Banjir di Jakarta, menunjukkan data frekuensi banjir meningkat pada dekade terakhir bersamaan dengan curah hujan ekstrem. Hujan yang terjadi 700 tahunan menjadi hujan 100 tahunan atau ada peningkatan 7 kali lipat. Air hujan yang turun juga semakin asam PH-nya," kata Dwikorita Karnawati.
Baca juga: Gawat, Indonesia Berada di Bawah Ancaman Suhu Bola Panas yang Mematikan
"Jakarta dalam periode 100 tahun suhu udara sudah meningkat 1,5 derajat Celsius, padahal seharusnya kenaikan suhu sebesar itu terjadi pada 2030," kata Dwikorita Karnawati saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI di Gedung Parlemen Senayan Jakarta pada Senin (21/3/2022).
Menurutnya, kenaikan suhu udara tersebut tidak hanya terjadi di DKI Jakarta saja melainkan merata di hampir semua provinsi di Indonesia. "Saat ini di beberapa wilayah sudah meningkat suhu udaranya 1 derajat Celcius, dan ada yang di bawah 1 derajat Celcius," ungkap Dwikorita.
Selain suhu udara, intensitas hujan akibat cuaca ekstrem di Jakarta juga diprediksi akan terus meningkat. "Hujan ekstrem meningkat di beberapa wilayah, di DKI 2020 mencapai 377 mm per hari, di DIY di 2017 mencapai 364 mm dalam satu hari. Dan di Kalimantan Selatan mencapai 270 mm," tutur Dwikorita Karnawati.
Banjir yang disebabkan curah hujan tinggi ini juga disebutkan BMKG semakin bertambah kandungan asam PH dalam air hujannya.
"Banjir di Jakarta, menunjukkan data frekuensi banjir meningkat pada dekade terakhir bersamaan dengan curah hujan ekstrem. Hujan yang terjadi 700 tahunan menjadi hujan 100 tahunan atau ada peningkatan 7 kali lipat. Air hujan yang turun juga semakin asam PH-nya," kata Dwikorita Karnawati.
Baca juga: Gawat, Indonesia Berada di Bawah Ancaman Suhu Bola Panas yang Mematikan
(abd)