Sekjen PDIP: Kepemimpinan Indonesia Takkan Terbangun Tanpa Keunggulan Iptek

Rabu, 09 Maret 2022 - 13:57 WIB
loading...
Sekjen PDIP: Kepemimpinan...
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto kepemimpinan Indonesia tidak akan mungkin dibangun tanpa memiliki keunggulan di dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri mengingatkan kembali pesan Proklamator RI Soekarno untuk para cerdik pandai Indonesia. Bahwa ilmu pengetahuan harus dipraktikkan bagi kepentingan kemanusiaan dan kemajuan bangsa.

Pesan Megawati itu disampaikan Kandidat Doktor Universitas Pertahanan (Unhan) RI yang juga Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto saat menyampaikan sambutan di hadapan peserta Upacara Wisuda ke-110 Universitas Negeri Semarang (Unnes), Rabu (9/3/2022).

Hasto mengatakan Megawati yang juga Ketua Umum DPP PDIP menyampaikan salam kepada seluruh Civitas Akademika Unnes. Kepada para mahasiswa yang baru diwisuda, Megawati menyampaikan ucapan selamat dan rasa bangga.

Sebab tunas-tunas kepemimpinan bangsa yang digembleng di Perguruan Tinggi hari ini dinyatakan siap untuk mengemban tugas-tugas bermasyarakat dan bernegara.

“Ibu Megawati Soekarnoputri mengingatkan pesan Bung Karno bahwa seluruh ilmu pengetahuan yang diperoleh hanya berguna apabila dipraktikkan bagi kepentingan amal kemanusiaan dan bagi kemajuan bangsa,” ujar Hasto.

Upacara wisuda itu sendiri dipimpin oleh Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman, M.Hum. Acara dilakukan secara langsung dan virtual. Para wisudawan hadir secara langsung di aula Unnes, sementara keluarga serta peserta lainnya hadir melalui layanan telekonferensi.

Sementara Hasto sendiri hadir didampingi oleh jajaran DPD PDIP Jawa Tengah. Tampak hadir di antaranya adalah Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto bersama Wakil Ketua Sofwan. Wali Kota Semarang Hendrarprihadi juga ikut hadir di acara itu, juga Wakil Ketua Komisi Pendidikan DPR Agustina Wilujeng.

Menurut Hasto, para sarjana baru di seluruh strata yang ada, memiliki tanggung jawab besar untuk nantinya dapat terjun ke dunia nyata. Terjun dalam seluruh tatanan kehidupan masyarakat Indonesia dan selanjutnya diharapkan dapat membangun energi positif bagi kemajuan bangsa.

Hasto mengatakan Unnes memberi perhatian serius pada isu bagaimana menemukan kembali kepemimpinan Indonesia bagi dunia. Sementara Dunia saat ini menghadapi tantangan kepemimpinan era modern yang tidak terlepas dari kondisi global yang diwarnai Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity (VUCA).

“Saya menilai kepemimpinan Indonesia tidak akan mungkin dibangun tanpa memiliki keunggulan di dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,” tutur Hasto.

Namun, berdasarkan data tentang pemeringkatan universitas di dunia oleh Times Higher Education (THE) pada tahun 2021, posisi Perguruan Tinggi di Indonesia sendiri justru cenderung merosot. Rendahnya peringat Indonesia terutama dari rendahnya budaya riset yang diukur dari indeks pengaruh riset yang dihasilkan.

Ditinjau dari budaya membaca (literacy), sains, dan matematika, skor Indonesia tergolong rendah karena berada di urutan ke-74 dari 79 negara. Begitu pula dengan perhitungan jumlah lulusan doktor yang masih jauh jika dibandingkan dengan jumlah doktor di negara-negara maju.

“Dari dua kategori pemeringkatan di atas, betapa perguruan tinggi menempati peran yang sangat penting bagi kemajuan Indonesia,” katanya.

“Karena itulah dengan mengambil energi perjuangan para pendiri bangsa, maka kebangkitan Indonesia tahun 2045 hanya bisa dilakukan apabila mulai detik ini, saat ini, semua menggelorakan semangat kemajuan yang dimulai dari kampus. Inilah syarat terpenting yang dikatakan sebagai penemuan kembali kepemimpinan Indonesia,” imbuh Hasto.

Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes), Fathur Rokhman mengatakan pihaknya mendorong agar para wisudawan pada kali ini benar-benar membaktikan ilmunya bagi kepentingan manusia. “Ilmu yang anda peroleh, anda harus baktikan untuk Indonesia dan dunia,” kata Fathur Rokhman.

Dia mengingatkan bahwa Unnes memiliki visi sebagai universitas berwawasan konservasi dan bereputasi internasional. Salah satunya adalah melakukan Konservasi Pancasila sebagai dasar negara.

Sebab, lanjut Fathur, Pancasila dinilai sebagai nilai-nilai yang komplit yang menjadi panduan hidup kita. Pancasila bukan sekadar filosofi dan cita-cita biasa semata.

“Namun Pancasila juga adalah ideologi yang memandu kita dalam bersikap dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari,” kata Fathur.

Sebelum acara dimulai, Rektor Unnes mengajak Hasto dan rombongan berpose di depan Monumen Konservasi Pancasila yang menjadi landmark baru Unnes. Monumen Konservasi Pancasila divisualkan dalam bentuk burung garuda yang berdiri dengan gagah.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1695 seconds (0.1#10.140)