TNI AL Ungkap Alasan Pantai Selatan Dijadikan Tempat Latihan Tempur dan Pembaretan Marinir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dari sekian banyak pantai di sepanjang laut Selatan Jawa, terdapat salah satu lokasi yang kerap dijadikan lokasi pembaretan oleh Korps Marinir TNI AL. Tempat itu adalah Pantai Baruna Kondang Iwak, Malang.
Pantai di pesisir Selatan tidak bisa dilepaskan begitu saja dari ragam kisah-kisah misterius nan mistis. Legenda tentang penguasanya, Nyi Roro Kidul, begitu kental di tengah masyarakat.
Cerita turun temurun menyebut adanya larangan mengenakan baju hijau saat ke pantai-pantai laut Selatan. Sebab hal itu dapat dianggap menyaingi Kanjeng Ratu.
Namun, Pantai Baruna Kondang Iwak biasa dijadikan oleh pasukan Baret Ungu untuk menutup rangkaian kegiatan Pendidikan Komando calon prajurit remaja. Para prajurit ditempa selama 90 hari lamanya.
Latihan meliputi tahap komando, tahap laut, tahap hutan, tahap gerilya lawan gerilya, hingga yang tergolong berat, yakni tahap lintas medan dengan berjalan sejauh 300 Km.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksma TNI Julius Widjojono angkat bicara mengenai alasan dipilihnya Pantai Selatan menjadi lokasi pembaretan.
Kata Julius, dipilihnya lokasi ini lantaran kondisi geografisnya yang menantang. Pantai Baruna setiap harinya tidak henti dihantam ombak dan gelombang tinggi Samudera Hindia.
Hal itu yang menyebabkan TNI AL memilih lokasi di Pantai Selatan. Diharapkan dari tempat ini dapat lahir prajurit yang tangguh, militan, serta pantang menyerah.
Pantai di pesisir Selatan tidak bisa dilepaskan begitu saja dari ragam kisah-kisah misterius nan mistis. Legenda tentang penguasanya, Nyi Roro Kidul, begitu kental di tengah masyarakat.
Cerita turun temurun menyebut adanya larangan mengenakan baju hijau saat ke pantai-pantai laut Selatan. Sebab hal itu dapat dianggap menyaingi Kanjeng Ratu.
Namun, Pantai Baruna Kondang Iwak biasa dijadikan oleh pasukan Baret Ungu untuk menutup rangkaian kegiatan Pendidikan Komando calon prajurit remaja. Para prajurit ditempa selama 90 hari lamanya.
Latihan meliputi tahap komando, tahap laut, tahap hutan, tahap gerilya lawan gerilya, hingga yang tergolong berat, yakni tahap lintas medan dengan berjalan sejauh 300 Km.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksma TNI Julius Widjojono angkat bicara mengenai alasan dipilihnya Pantai Selatan menjadi lokasi pembaretan.
Kata Julius, dipilihnya lokasi ini lantaran kondisi geografisnya yang menantang. Pantai Baruna setiap harinya tidak henti dihantam ombak dan gelombang tinggi Samudera Hindia.
Hal itu yang menyebabkan TNI AL memilih lokasi di Pantai Selatan. Diharapkan dari tempat ini dapat lahir prajurit yang tangguh, militan, serta pantang menyerah.