Anies Baswedan Capres Pilihan Warga DKI, Pengamat: Tak Bisa Dianggap Remeh
loading...
A
A
A
Idil melihat ada sejumlah parpol yang memiliki persamaan persepsi dengan Anies dan cukup rajin melakukan pendekatan terhadapnya serta berpotensi mengusungnya sebagai kandidat capres dalam koalisi seperti Partai Nasdem, PKS, dan Golkar.
Selain itu Idil juga menyebutkan bahwa posisi dan peluang kuat Anies sebagai kandidat pemimpin nasional tidak hanya di Jakarta. Idil mendasarkan premis itu pada hasil survei lembaga IPRC yang menggelar jajak pendapat serupa di Jawa Barat pada akhir tahun 2021, di mana nama Anies Baswedan dan tingkat elektabilitasnya juga cukup kuat.
"Dari survei yang kami (IPRC) lakukan di Jabar memperlihatkan posisi Pak Anies yang cukup potensial sebagai calon pemimpin nasional, selain Kang Emil, Pak Ganjar dan Pak Prabowo. Ini sekaligus memperlihatkan bahwa basis pemilih pak Anies tidak hanya warga Jakarta, namun juga ada di Jawa Barat," tutur Idil.
Terkait masa jabatan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta yang berakhir pada Oktober 2022, Idil memandangnya sebagai tantangan terbesar Anies untuk menjaga konsistensi popularitas, elektabilitas dan akseptabilitasnya, bahkan meningkatkannya.
"Waktu yang tersisa menuju Pilpres 2024 memang tinggal kurang lebih 2 tahun. Ini pasti sangat dinamis, dan kita tidak tahu apa saja yang bisa terjadi. Kerja-kerja politik hingga masa jabatannya berakhir dan setelahnya harus terus dilakukan Pak Anies untuk menjaga dan meningkatkan posisi tawar serta mengakselerasi elektabilitas jua akseptabilitasnya," tutupnya.
Selain itu Idil juga menyebutkan bahwa posisi dan peluang kuat Anies sebagai kandidat pemimpin nasional tidak hanya di Jakarta. Idil mendasarkan premis itu pada hasil survei lembaga IPRC yang menggelar jajak pendapat serupa di Jawa Barat pada akhir tahun 2021, di mana nama Anies Baswedan dan tingkat elektabilitasnya juga cukup kuat.
"Dari survei yang kami (IPRC) lakukan di Jabar memperlihatkan posisi Pak Anies yang cukup potensial sebagai calon pemimpin nasional, selain Kang Emil, Pak Ganjar dan Pak Prabowo. Ini sekaligus memperlihatkan bahwa basis pemilih pak Anies tidak hanya warga Jakarta, namun juga ada di Jawa Barat," tutur Idil.
Terkait masa jabatan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta yang berakhir pada Oktober 2022, Idil memandangnya sebagai tantangan terbesar Anies untuk menjaga konsistensi popularitas, elektabilitas dan akseptabilitasnya, bahkan meningkatkannya.
"Waktu yang tersisa menuju Pilpres 2024 memang tinggal kurang lebih 2 tahun. Ini pasti sangat dinamis, dan kita tidak tahu apa saja yang bisa terjadi. Kerja-kerja politik hingga masa jabatannya berakhir dan setelahnya harus terus dilakukan Pak Anies untuk menjaga dan meningkatkan posisi tawar serta mengakselerasi elektabilitas jua akseptabilitasnya," tutupnya.
(maf)