Pemerintah Bantah Sengaja Perketat Kegiatan Masyarakat Jelang Lebaran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah membantah sengaja memperketat kegiatan masyarakat menjelang hari besar umat Islam seperti Lebaran . Pemerintah juga membantah sengaja menyajikan data lonjakan Covid-19 .
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo mengatakan bahwa penentuan pengetatan atau tidak mengacu pada data, para pakar, kajian, dan level PPKM setiap daerah. "Judulnya saja sudah Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM," kata pria yang akrab disapa Bram ini saat dihubungi MNC, Selasa (8/2/2022).
Kata Bram, indikator penentuan level PPKM tiap daerah mengacu pada rekomendasi pakar dan Badan Kesehatan Dunia (WHO), seperti angka kasus, testing, tracing, bed, dan lain-lain. “Jadi sungguh tidak benar mengaitkan pengetatan dengan momentum perayaan agama tertentu. Hati-hati dengan upaya memecah belah. Sekarang adalah momentum kita untuk bersatu dan bergotong royong menghadapi gelombang Omicron," katanya.
Sebagai informasi, sejumlah warganet menuding pemerintah memainkan data Covid-19 dan memperketat kegiatan masyarakat menjelang perayaan hari besar umat Islam seperti Ramadan, Idul Fitri, dan lainnya.
Pemerintah juga disebut melonggarkan kebijakan pengetatan ketika hari besar keagamaan agama lain. Hal ini dinilai tidak adil.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo mengatakan bahwa penentuan pengetatan atau tidak mengacu pada data, para pakar, kajian, dan level PPKM setiap daerah. "Judulnya saja sudah Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM," kata pria yang akrab disapa Bram ini saat dihubungi MNC, Selasa (8/2/2022).
Kata Bram, indikator penentuan level PPKM tiap daerah mengacu pada rekomendasi pakar dan Badan Kesehatan Dunia (WHO), seperti angka kasus, testing, tracing, bed, dan lain-lain. “Jadi sungguh tidak benar mengaitkan pengetatan dengan momentum perayaan agama tertentu. Hati-hati dengan upaya memecah belah. Sekarang adalah momentum kita untuk bersatu dan bergotong royong menghadapi gelombang Omicron," katanya.
Sebagai informasi, sejumlah warganet menuding pemerintah memainkan data Covid-19 dan memperketat kegiatan masyarakat menjelang perayaan hari besar umat Islam seperti Ramadan, Idul Fitri, dan lainnya.
Pemerintah juga disebut melonggarkan kebijakan pengetatan ketika hari besar keagamaan agama lain. Hal ini dinilai tidak adil.
(rca)