Anwar Abbas Puji Kepala BNPT Boy Rafli Berani Minta Maaf ke MUI

Kamis, 03 Februari 2022 - 23:25 WIB
loading...
Anwar Abbas Puji Kepala BNPT Boy Rafli Berani Minta Maaf ke MUI
Waketum MUI Anwar Abbas memuji keberanian Kepala BNPT Boy Rafli Amar untuk meminta maaf langsung kepada MUI dan Umat Islam. Foto/ist
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Umum (Waketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas memuji niat baik serta keberanian Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar yang meminta maaf secara langsung soal ucapannya. Abbas mengaku senang Boy Rafli Amar datang langsung ke kantor MUI untuk meminta maaf.

"Saya sangat senang Bapak Boy Rafli sebagai kepala BNPT sudah datang ke MUI. Ini pertanda bahwa beliau punya maksud baik. Oleh karena itu, bagi MUI hal ini tentu merupakan sebuah hal yang patut kami hargai," kata Abbas melalui pesan singkatnya, Kamis (3/2/2022).

Boy Rafli mendatangi Gedung MUI di Jakarta Pusat, siang tadi. Dia meminta maaf kepada MUI serta umat Islam terkait ucapannya soal Pondok Pesantren (Ponpes) yang terafiliasi terorisme. MUI menyambut baik permintaan maaf Boy Rafli.



Bahkan, Abbas mengaku sebenarnya ingin langsung bertemu dengan Boy Rafli Amar di MUI. Sayangnya, kata Abbas, ada keluarganya yang terpapar varian baru Covid-19 jenis Omicron.

"Saya sendiri secara pribadi sebenarnya ingin datang menyambut beliau tapi karena keluarga saya setelah di PCR ternyata positif terkena varian Omicron, meskipun tanpa gejala, tapi karena saya memegang teguh prinsip 'La Dharara Wala Dhiroro' yaitu kita tidak boleh mencelakai diri kita dan mencelakai orang lain," beber Abbas.

"Dan karena saya takut saya juga terpapar meskipun hasil PCR saya negatif, tapi saya kan juga ragu karena tidak ada hasil laboratorium lain yang bisa saya jadikan second opinion maka saya putuskan untuk tidak hadir. Tapi meskipun saya tidak hadir saya memberikan apresiasi saya kepada beliau," imbuhnya.



Dalam kesempatan ini, Anwar Abbas berharap agar setiap masalah yang terjadi di tataran masyarakat bisa diselesaikan dengan cara musyawarah. Ia mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negeri bersama. Oleh karenanya, penting bagi semua pihak untuk menjaga ketertiban dan kedamaian di negeri ini.

"Saya menginginkan jangan ada sedikitpun di negeri ini kebijakan dan atau tindakan yang dibuat yang terkesan islamic phobia atau merugikan pihak dan lembaga lain," pungkasnya.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3889 seconds (0.1#10.140)