Dikepung Ratusan GAM, Nyawa Jenderal Kopassus Selamat Setelah Ucapkan Kalimat Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - “The Old Soldier Never Die, They Just Fade Way,” Jenderal Besar Amerika Serikat, Douglas Mc Arthur
Letjen TNI (Purn) Sutiyoso merupakan tokoh militer Indonesia yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di Kopassus . Tak heran jika pria kelahiran Semarang ini dikenal sebagai prajurit Korps Baret Merah yang kenyang dengan pengalaman tempur.
Berbagai medan operasi telah dilaluinya mulai dari penumpasan gerilyawan PGRS/Paraku di belantara Kalimantan, Operasi Timor Timur (Timtim) sekarang bernama Timor Leste hingga operasi penumpasan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Bahkan, diusianya yang tidak lagi muda, mantan Gubernur DKI Jakarta ini masih tetap turun ke medan operasi, bertaruh nyawa di hutan belantara di pedalaman Aceh untuk menunaikan tugas mulia. Mengajak sisa-sisa kelompok bersenjata mau kembali kepangkuan Ibu Pertiwi.
Letjen TNI (Purn) Sutiyoso paling kanan bersama anak buah Din Minimi. Foto/okezone
Sutiyoso yang ketika itu menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) terpanggil untuk meredam pergerakan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Nurdin Ismail alias Din Minimi di Aceh. “Saya pikir yang belum aman di Aceh dan Papua. Ini cuma satu kelompok maka saya selesaikan dulu ini,” kenang Sutiyoso dalam kanal YouTube Refly Harun yang dikutip SINDOnews, Kamis (20/1/2022).
Din Minimi merupakan pimpinan kelompok bersenjata mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) paling dicari pascapenandatanganan kesepakatan Helsinki di Finlandia pada 15 Agustus 2005. Sepak terjangnya sangat meresahkan masyarakat dan aparat.
Tidak sedikit masyarakat maupun aparat keamanan yang menjadi korban keganasan kelompok ini. ”Din Minimi, kelompok GAM yang masih ada jumlahnya 120 orang. Nama aslinya Nurdin, sedangkan minimi itu sebutan senjata tangguh. Sudah 4 tahun lebih dia diburu aparat,” ucapnya.
Letjen TNI (Purn) Sutiyoso merupakan tokoh militer Indonesia yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di Kopassus . Tak heran jika pria kelahiran Semarang ini dikenal sebagai prajurit Korps Baret Merah yang kenyang dengan pengalaman tempur.
Berbagai medan operasi telah dilaluinya mulai dari penumpasan gerilyawan PGRS/Paraku di belantara Kalimantan, Operasi Timor Timur (Timtim) sekarang bernama Timor Leste hingga operasi penumpasan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Bahkan, diusianya yang tidak lagi muda, mantan Gubernur DKI Jakarta ini masih tetap turun ke medan operasi, bertaruh nyawa di hutan belantara di pedalaman Aceh untuk menunaikan tugas mulia. Mengajak sisa-sisa kelompok bersenjata mau kembali kepangkuan Ibu Pertiwi.
Letjen TNI (Purn) Sutiyoso paling kanan bersama anak buah Din Minimi. Foto/okezone
Sutiyoso yang ketika itu menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) terpanggil untuk meredam pergerakan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Nurdin Ismail alias Din Minimi di Aceh. “Saya pikir yang belum aman di Aceh dan Papua. Ini cuma satu kelompok maka saya selesaikan dulu ini,” kenang Sutiyoso dalam kanal YouTube Refly Harun yang dikutip SINDOnews, Kamis (20/1/2022).
Din Minimi merupakan pimpinan kelompok bersenjata mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) paling dicari pascapenandatanganan kesepakatan Helsinki di Finlandia pada 15 Agustus 2005. Sepak terjangnya sangat meresahkan masyarakat dan aparat.
Baca Juga
Tidak sedikit masyarakat maupun aparat keamanan yang menjadi korban keganasan kelompok ini. ”Din Minimi, kelompok GAM yang masih ada jumlahnya 120 orang. Nama aslinya Nurdin, sedangkan minimi itu sebutan senjata tangguh. Sudah 4 tahun lebih dia diburu aparat,” ucapnya.