Kedubes AS hingga Tiongkok Apresiasi Buku Moderasi Beragama

Kamis, 09 Desember 2021 - 13:27 WIB
loading...
Kedubes AS hingga Tiongkok...
Sejumlah duta besar negara sahabat mengapresiasi peluncuran buku Moderasi Beragama dalam tiga bahasa oleh Kementerian Agama (Kemenag). FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Sejumlah duta besar negara sahabat mengapresiasi peluncuran buku Moderasi Beragama dalam tiga bahasa oleh Kementerian Agama (Kemenag). Buku ini diharapkan bisa turut andil dalam menyuarakan perdamaian dunia.

Buku Moderasi Beragama dalam tiga bahasa, yakni Inggris, Arab, dan China telah diluncurkan di Swiss BelHotel Rainforest Kuta, Bali, Rabu (8/12/2021). Peluncuran buku ini dikemas dalam rangkaian Internasional Seminar & Expose on Religious Harmony. Sejumlah budayawan nasional didapuk memeriahkan acara, antara lain Eny Retno Yaqut, KH D Zawawi Imron, Kedung Darma Romansha, dan Ni Nyoman Ayu Suciartini.

Acara ini juga dihadiri dihadiri sejumlah duta besar negara sahabat. Antara lain Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket, Duta Besar Amerika Serikat diwakili Greg Bauer, Duta Besar Tiongkok, Duta Besar Mesir, dan perwakilan konjen negara-negara sahabat.

Baca juga: Kemenag Luncurkan Buku Moderasi Beragama dalam 3 Bahasa

Greg Bauer mengaku sudah menunggu lama hadirnya terjemahan buku Moderasi Beragama berbahasa Inggris. "Kami sudah menunggu lama hadirnya terjemahan buku Moderasi Beragama yang berbahasa Inggris. Sebenarnya pihak Kedubes AS sudah mengetahui keberadaan buku ini setahun sebelumnya dan menunggu bukunya hadir dalam bahasa Inggris agar bisa disebarkan lebih luas lagi," ujar Greg Bauer dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (9/12/2021).

Dubes Uni Eropa Vincent Piket, mengapresiasi terbitnya buku Moderasi Beragama 3 bahasa ini, khususnya yang bahasa Inggris. Ia berharap buku ini bisa ikut menyuarakan perdamaian di dunia. Sementara Kedubes Tiongkok mengatakan, melalui buku ini bisa dipahami terkait nilai-nilai kearifan yang ada di Indonesia.

Kepala Badan Litbang Diklat Kemenag Achmad Gunaryo mengatakan, Moderasi Beragama merupakan spirit nilai-nilai kearifan Indonesia yang meracik keberagaman, sehingga sampai kini masih menjadi sebuah bangsa yang rukun, damai, dan toleran. Menurutnya, bukan hanya masyarakat Indonesia yang membutuhkan moderasi beragama, tetapi juga warga dunia. Setelah menerima estafet Presidensi G-20, Indonesia memiliki peran strategis baik baik di tingkat regional, kawasan, dan global.

Baca juga: Kapolda Metro Jaya Dianugerahi Tokoh Moderasi Beragama dan Kebangsaan

"Melalui berbagai forum dunia, Indonesia bisa menjadi contoh dalam mengembangkan moderasi beragama untuk menciptakan kerukunan, harmoni sosial di antara masyarakat yang beraneka ragam, dan perdamaian dunia," kata Gunaryo. "Jadi, moderasi beragama bukan hanya kebutuhan masyarakat Indonesia, tapi sudah menjadi kebutuhan dunia seluruhnya," kata Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang ini.

Mantan Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri Setjen Kemenag ini menambahkan, Kemenag telah menyusun untuk pertama kalinya buku Moderasi Beragama pada 2019. Tujuan penyusunan buku ini sebagai panduan kebijakan dalam rangka mengarusutamakan cara beragama yang moderat, sebuah istilah yang menjadi lawan kata dari ekstremisme.

"Moderasi beragama telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang disusun oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)," katanya.

Perpres 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024 menyatakan bahwa program prioritas memperkuat Moderasi Beragama yang bertujuan untuk mengukuhkan toleransi, kerukunan dan harmoni sosial, menjadi tanggung jawab Kemenag. Moderasi beragama dapat menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi kebudayaan dalam memajukan sumber daya manusia Indonesia.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1526 seconds (0.1#10.140)