Antisipasi Omicron dan Lonjakan Kasus Covid-19, Satgas Minta Cermati 6 Indikator Ini

Jum'at, 03 Desember 2021 - 11:29 WIB
loading...
Antisipasi Omicron dan Lonjakan Kasus Covid-19, Satgas Minta Cermati 6 Indikator Ini
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. Foto/Biro Pers Sekretariat Presiden
A A A
JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan ada enam indikator yang harus dicermati secara berkala untuk menghindari gelombang ketiga dan varian Omicron . Enam indikator itu adalah kasus aktif, bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit dan wisma atlet, kepatuhan protokol kesehatan (prokes), angka reproduksi efektif, mobilitas penduduk, dan vaksinasi.

“Saat ini, meskipun kasus mingguan mengalami penurunan, namun jika dilihat pada kasus aktif ternyata sempat mengalami peningkatan 4 hari berturut-turut,” kata Wiku dikutip dari keterangan resminya, Jumat (3/12/2021).

Dia menjelaskan kasus aktif menjadi indikator pertama untuk dicermati. Data menunjukkan kenaikan pada 23 - 24 November 2021. Angkanya dari sekitar 7.900 menjadi 8.000, kemudian di hari berikutnya meningkat lagi menjadi sekitar 8.000 dan terakhir meningkat menjadi 8.200 pada 27 November.



Bahkan di Jawa Bali saja, peningkatan selama 6 hari berturut-turut, dari 23 November sekitar 3.600 kasus, hingga 28 November sekitar 3.800 kasus aktif. Indikator kedua yakni BOR ruang isolasi di rumah sakit rujukan. Angkanya sempat meningkat pada 2 hari terakhir, dari 2,94% menjadi 3,07%.

BOR di Wisma Atlet juga meningkat di November, dari 1,76% menjadi 2,2%. “Meskipun peningkatan terbilang kecil, namun perlu diwaspadai karena peningkatan BOR mengindikasikan adanya kenaikan kebutuhan treatment pada gejala sedang-berat,” katanya.

Indikator ketiga, kata Wiku, yakni Rt atau angka reproduksi efektif. Meskipun saat ini angkanya masih di bawah 1, namun perlu diwaspadai trennya dalam 5 minggu terakhir meningkat dari 0,96 menjadi 0,98.

Hal yang sama juga terjadi pada tingkat pulau yang angkanya mendekati 1. Hampir semua pulau mengalami kenaikan kecuali Maluku yang mengalami penurunan dan Nusa Tenggara dengan nilai Rt tidak berubah. Rt di tingkat pulau saat ini berkisar antara 0,95-0,99.

Kemudian, Wiku mengatakan indikator keempat adalah mobilitas penduduk. Dari data, mobilitas kereta api meningkat 5 kali lipat dalam 5 bulan terakhir. Jumlah perjalanannya per Juli lalu sekitar 100 ribu perjalanan.

Sedangkan November ini meningkat hampir mencapai 600 ribu. Mobilitas dengan pesawat terbang juga meningkat mencapai 350% dalam 5 bulan terakhir. Per Juli lalu, jumlah perjalanannya sekitar 350 ribu, sedangkan per November meningkat hingga sekitar 1,6 juta penerbangan.

Indikator kelima ialah kepatuhan protokol kesehatan. Idealnya, peningkatan aktivitas masyarakat harus dibarengi peningkatan kepatuhan protokol kesehatan. Sayangnya, data di minggu terakhir menunjukkan sebaliknya.

Cakupan desa/kelurahan yang patuh memakai masker dan menjaga jarak mengalami penurunan. Rinciannya, cakupan desa/kelurahan yang patuh memakai masker turun dari 76,42% menjadi 74,91%, sedangkan menjaga jarak turun dari 78,60% menjadi 77,69%.

Jumlah laporan desa/kelurahan yang dipantau juga terus mengalami penurunan, dari sekitar 21 ribu desa/kelurahan pada Juli, menjadi hanya 9 ribu per minggu ini. “Ini menunjukkan bahwa pengawasan dan pelaporan pada protokol kesehatan sudah mulai longgar,” tegas Wiku.

Indikator keenam, ialah angka cakupan dan laju vaksinasi. Datanya menunjukkan penurunan jumlah suntikan harian selama 4 minggu terakhir. Sebagai catatan, meskipun capaian dosis 1 vaksin hampir 70%, namun capaian dosis 2 baru mencapai 45%.

Melihat pembelajaran dari negara lain, menunjukkan bahwa peningkatan jumlah kasus tetap berpotensi terjadi bahkan di negara-negara dengan cakupan dosis 2 yang tinggi. “Karena itulah, meningkatkan cakupan vaksin dosis harus dilakukan segera. Agar dapat memproteksi masyarakat dengan maksimal,” pungkasnya.
(rca)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2472 seconds (0.1#10.140)