Pertempuran di Banten dan Sosok Mayor Widagdo si Hantu Jembatan

Rabu, 10 November 2021 - 16:00 WIB
loading...
Pertempuran di Banten dan Sosok Mayor Widagdo si Hantu Jembatan
Mayor Widagdo semasa hidup. Foto/Dok Keluarga
A A A
JAKARTA - Sejumlah pertempuran terjadi di Tanah Air, termasuk Banten, pada masa mempertahankan kemerdekaan. Mayor Widagdo yang dijuluki "Hantu Jembatan" pun menjadi tokoh penting dalam pertempuran tersebut.

Putri kandung Mayor Widagdo, Purini Wiharsih (72) mencoba mengenang keberanian sosok ayahnya saat ikut berjuang melawan Belanda yang melakukan Agresi Militer Belanda II . Purini merupakan putri kedua Mayor Widagdo. Meski dia tak sempat berjumpa dengan sosok ayahnya, cerita yang didapatkan dari rekan-rekan seperjuangan ayahnya masih bisa diceritakan secara detail.

Mayor Widagdo meninggal saat Purini masih dalam kandungan. "Bapak meninggal di usia 29 tahun, dan saat itu aku masih dalam kandungan, kira-kira usia kandungan sekitar 4 bulan," tutur Purini saat dijumpai di kediamannya di Kawasan Pondok Petir, Depok, Jawa Barat, Rabu (10/11/2021).

Sambil melihat foto ayahnya, Purini menceritakan Mayor Widagdo adalah sosok pejuang yang gagah pemberani. Kala itu, Mayor Widagdo tergabung dalam Brigade Tirtayasa. Mayor Widagdo menjabat sebagai Kepala Bagian Persenjataan Brigade Tirtayasa, Banten.
Pertempuran di Banten dan Sosok Mayor Widagdo si Hantu Jembatan

Putri Kandung Mayor Widagdo, Purini Wiharsih saat berziarah ke makam ayahnya di TMP Pandeglang, Banten. Foto/Istimewa

Posisinya sebagai kepala bagian persenjataan menjadi sangat penting dalam perjuangan kemerdekaan melawan Agresi Militer II . Seluruh kebutuhan persenjaatan para pejuang saat melakukan pertempuran di Banten diatur oleh Mayor Widagdo.

Selain menjabat sebagai kepala bagian persenjataan, Mayor Widagdo juga banyak terlibat langsung dalam aksi pertempuran melawan Belanda. Mayor Widagdo dikenal sosok yang ahli merakit bom. Tugasnya kala itu meledakkan jembatan dan jalan penting yang menjadi akses kendaraan tempur milik Belanda saat melakukan Agresi Militer II. Saking banyaknya jembatan dan jalan penting yang diledakkan, sosok Mayor Widagdo dikenal sebagai "Hantu Jembatan".

"Bapak itu dikenal sebagai 'Hantu Jembatan' karena tugasnya menghacurkan jembatan dan jalan untuk menghentikan mobilitas pasukan Belanda," cerita Purini.

Strategi pertempuran saat melawan Agresi Militer Belanda di Banten adalah pertempuran gerilya. Begitu juga dengan aksi Mayor Widagdo saat melakukan peledakan jembatan dan jalan-jalan penting. Semua aksinya dilakukan dengan cara senyap.



Sosok Mayor Widagdo laksana hantu yang sulit terdeteksi. Puluhan jembatan yang menjadi akses mobilitas agresi militer kedua dihancurkan satu demi satu.

Aksi Mayor Widagdo membuat Belanda sangat geram. Belanda berusaha menghentikan aksi Mayor Widagdo namun selalu gagal. Kepiawaian dalam melakukan penyamaran membuat Belanda kesulitan menangkap Mayor Widagdo. Belanda pun menjadikan Mayor Widagdo sebagai salah satu pejuang yang paling dicari. Selain pejuang, Mayor Widagdo adalah sosok pemuda yang menginspirasi.



Di usianya yang masih relatif mudah dirinya telah menyandang pangkat Mayor. Darah mudanya yang bergelora membuat ia tak pernah takut saat berjuang melawan penjajah Belanda. Selain sebagai ahli perakit bom Mayor Widagdo juga dikenal sebagai ahli menyamar. Itulah mengapa, Mayor Widagdo dijuluki sebagai “Hantu Jembatan".

"Kalau dari cerita rekan-rekan seperjuangan, Bapak sering menyamar sebagai pedagang buah, di dalam keranjang buah yang dibawa, Bapak menyimpan sejumlah senjata api. Selain untuk menyerang Belanda, senjata juga didistribusikan ke rekan-rekan seperjuangan," papar Purini.

Pertempuran di Banten melawan Agresi Militer II menjadi bukti keberanian dan kegigihan Mayor Widagdo merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI dari tangan penjajah. Mayor Widagdo meninggal di usia 29 tahun pada bulan Februari 1949. Menurut catatan sejarah, Mayor Widagdo gugur dalam suatu pertempuran di Pasirmae. Mayor Widagdo gugur dalam upaya meledakkan Jembatan Cikupa. Dalam pertempuran itu, Letnan H. Bolang juga turut gugur.

Jenazah Mayor Widagdo dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Pandeglang, Banten. Nama Mayor Widagdo kemudian diabadikan menjadi nama salah satu jalan di pusat kota Pandeglang.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1313 seconds (0.1#10.140)