Kisah KSAD Ryamizard Ryacudu Dikepung Musuh, Jadi Sasaran Tembak dari Jarak 4 Meter

Selasa, 09 November 2021 - 05:20 WIB
loading...
Kisah KSAD Ryamizard Ryacudu Dikepung Musuh, Jadi Sasaran Tembak dari Jarak 4 Meter
Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu merupakan tokoh militer yang cukup dikenal dan disegani. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ke-23 yang menjabat sejak 2002-2005 ini kenyang dengan pengalaman tempur dan penugasan di berbagai medan operasi baik di dalam maupun di luar negeri.

Selama 34 tahun meniti karier militernya, mantan Menteri Pertahanan (Menhan) di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini telah menghabiskan 11 tahun hidupnya di daerah operasi. Berbagai palagan tempur telah dilaluinya, mulai dari penumpasan PGRS di Kalimantan, Operasi Seroja Timor-Timur, Operasi penumpasan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), hingga konflik bersenjata di Kamboja. Hal inilah yang menempatkan Ryamizard Ryacudu sebagai perwira tempur yang andal, berpengalaman dan profesional.



Dalam buku biografinya “Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu: Sosok Prajurit Profesional” yang diterbitkan Dinas Sejarah Angkatan Darat (Disjarahad) diceritakan jika teman seangkatan Menhan Prabowo Subianto di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) sekarang Akademi Militer (Akmil) tertarik terjun ke dunia militer karena kekagumannya kepada Panglima Perang Kerajaan Majapahit yakni, Mahapatih Gajah Mada yang berhasil menyatukan Nusantara dan terkenal dengan “Sumpah Palapa-nya”.

Keinginan Ryamizard Ryacudu menjadi tentara semakin kuat setelah melihat perjuangan ayahnya, Mayor Jenderal TNI Mussaanif Ryacudu yang bertaruh nyawa demi merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah. Dari situlah, setelah lulus SMA Negeri 7 Jakarta, pria kelahiran 21 April 1950 di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) langsung mengikuti pendidikan di AKABRI yang saat itu dipimpin Mayor Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo.

Kisah KSAD Ryamizard Ryacudu Dikepung Musuh, Jadi Sasaran Tembak dari Jarak 4 Meter




Selama mengikuti pendidikan sebagai Calon Prajurit Taruna (Capratar), menantu dari mantan Wakil Presiden (Wapres) Try Sutrisno menjalani penggembelengan fisik yang cukup berat. Apalagi setelah mengetahui Ryamizard Ryacudu merupakan anak tentara dan suka berkelahi.

”Keras sekali ya…apalagi anak pejabat, digojlok keras sekali. Apalagi tahu saya suka berkelahi sampai kena ini, pecah mata kakinya. Saya pernah kencing darah juga. Mungkin karena ginjal saya atau apa. Saya anak tentara, kalau enggak, lari juga mungkin saya. Teman saya Prabowo (Letjen TNI Purn Prabowo Subianto) dia anak menteri waktu itu. Apalagi saya anak jenderal dan saya suka berkelahi maka habis saya, habis itu, habis. Tapi kan saya tidak pernah dendam,” kenang Ryamizard.

Lulus AKABRI, Ryamizard Ryacudu melanjutkan pendidikannya mengikuti kursus dasar kecabangan infanteri (Sussarcabif) di Pusif Kobangdiklat, Bandung, Jawa Barat. Diakhir pendidikannya, Letda Inf. Ryamizard Ryacudu mendapat tugas menumpas gerombolan komunis sisa-sisa Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) di pedalaman Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia. Penugasan tersebut merupakan operasi militer pertama yang dijalani Ryamizard Ryacudu sebagai Komandan Peleton (Danton) Mo. 81 Yon 642/Kapuas.

Sejak itu, setiap tahun Ryamizard Ryacudu mendapat tugas operasi di berbagai daerah konflik di antaranya, Operasi Seroja Timor-Timur dan Operasi Militer di Aceh. Termasuk konflik berdarah di Kamboja. Saat itu, Yonif Linud 305/Tengkorak di bawah pimpinan Letkol Ryamizard Ryacudu dipercaya untuk melaksanakan misi perdamaian di bawah bendera PBB.

Kisah KSAD Ryamizard Ryacudu Dikepung Musuh, Jadi Sasaran Tembak dari Jarak 4 Meter


Keberhasilan Ryamizard Ryacudu menjalankan tugas di medan operasi membuat karier militernya melejit. Ryamizard Ryacudu kemudian dipercaya memangku jabatan sebagai Pangdam V/Brawijaya, kemudian Pangdam Jaya/Jayakarta. Selanjutnya naik menjadi Jenderal Bintang Tiga sebagai Pangkostrad. Hingga akhirnya terpilih sebagai KSAD.

Meski telah menjadi orang nomor satu di TNI Angkatan Darat (AD) di mana tugas-tugasnya lebih banyak di belakang meja, namun hal itu tidak menghilangkan naluri tempurnya. Hal itu terbukti saat Ryamizard Ryacudu memantau kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) dalam rangka proses rehabilitas wilayah Lhoknga, Aceh yang hancur akibat bencana tsunami.

Walaupun daerah tersebut masih terisolir dan rawan gangguan separatis GAM, namun Ryamizard Ryacudu memilih terjun langsung berada di tengah-tengah prajurit TNI dan ikut bermalam di Lhoknga membangun daerah yang porak-poranda akibat bencana alam. Baru beberapa hari kegiatan TMMD digelar, prajurit TNI yang bertugas mendapat gangguan dari kelompok bersenjata GAM.

Mendapat laporan tersebut, dengan mengendarai mobil pick up terbuka, Ryamizard Ryacudu yang membawa senjata laras panjang langsung melakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata yang melarikan diri ke hutan. Bahkan, pengejaran dilakukan hingga ke markas GAM yang berada di Cot Trieng, Kecamatan Lhoong Aceh Besar. Sejak peristiwa itu, gangguan keamanan oleh kelompok bersenjata terhadap prajurit TNI yang melakukan rehabilitas tidak terjadi lagi hingga penandatanganan perjanjian damai Helsinki pada 15 Agustus 2005.

Kisah KSAD Ryamizard Ryacudu Dikepung Musuh, Jadi Sasaran Tembak dari Jarak 4 Meter


Keberanian dan ketulusan Ryamizard Ryacudu di medan operasi membuat salah seorang insinyur yang memiliki akses dengan separatis GAM baik dari anggota terendah sampai tertinggi kagum. Bahkan, insinyur ini sempat mendatangi kediaman Ryamizard Ryacudu dan mengutarakan, jika saat itu dirinya bersama satu regu bersenjata lengkap telah mengepung Ryamizard Ryacudu.

”Seandainya mau menembak Jenderal Ryamizard pasti kena, karena satu regu dengan senjata lengkap dan jarak dekat hanya 4 meter. Melihat Jenderal Ryamizard yang kadang berjalan kaki, kadang mengendarai motor. Kami tidak jadi menembak Jenderal Ryamizard mengingat jasanya besar untuk Aceh. Yang membangun Aceh adalah Jenderal Ryamizard,” ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan informasi yang diperoleh SINDOnews dari orang kepercayaan Ryamizard Ryacudu yang enggan disebutkan namanya menuturkan, jika insinyur tersebut merupakan anak buah dari Panglima Perang GAM Muzakir Manaf. “Dia (insinyur) itu anak buah Panglima Perang GAM Muzakir Manaf,” ucapnya singkat.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1677 seconds (0.1#10.140)