Tepat Berusia 39 Tahun, Berikut Sejarah Singkat Pasukan Elite Denjaka

Kamis, 04 November 2021 - 07:40 WIB
loading...
Tepat Berusia 39 Tahun,...
Pasukan elite milik TNI AL, Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) tepat berusia 39 Tahun pada hari ini, Kamis (4/12/2021). Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pasukan elite milik TNI AL , Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) tepat berusia 39 Tahun pada hari ini, Kamis (4/12/2021). Denjaka resmi dibentuk oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) ke-10 Laksamana TNI (Purn) Mochamad Romly pada tahun 1982.

Ditelusuri dari beragam sumber, kala pertama kali dibentuk, nama yang tersemat bukanlah Denjaka melainkan Pasukan Khusus AL (Pasusla). Keberadaan Pasusla dibutuhkan guna menanggulangi beragam bentuk ancaman aspek laut, seperti terorisme, dan sabotase.

Seiring kebutuhan yang kian mendesak, KSAL menyurati Panglima ABRI yang isinya berkisar keinginan untuk membentuk Denjaka. Tepat pada 13 November 1984, Panglima ABRI menyetujui pembentukan Denjaka menjadi satuan antiteror aspek laut di bawah naungan Korps Marinir.

Pada tahap pertama itulah, sebanyak 70 personel dari Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) dan Komando Pasukan Katak (Kopaska) direkrut. Lantaran masuk kategori pasukan khusus, tak sembarang prajurit TNI AL yang bisa masuk ke dalam detasemen ini. Pendidikan yang dilalui pun ada beberapa tahap.

Pertama, prajurit Denjaka dibekali kursus penanggulangan antiteror aspek laut yang bermaterikan intelijen, taktik dan teknik anti-teror, dan anti-sabotase. Kemudian ada dasar-dasar spesialisasi komando kelautan dan keparaan lanjutan.

Di tahap awal, mereka akan digembleng fisik dan pikirannya selama kurang lebih enam bulan. Kemudian, dilanjutkan dengan kursus dengan materi pemeliharaan kecakapan dan peningkatan kemampuan kemahiran kualifikasi Taifib dan Paska.

Di tahap ini prajurit Denjaka turut dibekali pemeliharaan dan peningkatan kemampuan menembak, lari dan berenang, peningkatan kemampuan bela diri, penguasaan taktis dan teknik penetrasi rahasia, darat, laut dan udara, penguasaan taktik dan teknik untuk merebut dan menguasai instalasi di laut, kapal, pelabuhan atau pangkalan dan personel yang disandera.

Terdapat pula materi penguasaan taktik dan teknik operasi klandestin aspek laut, pengetahuan tentang terorisme dan sabotase, penjinakan bahan peledak, dan peningkatan kemampuan survival, pelolosan diri, pengendapan, dan ketahanan interogasi.

Untuk mendukung operasi personel Denjaka dibekali antara lain submachine gun MP5, HK PSG1, Daewoo K7, senapan serbu G36, HK416, M4, Pindad ss-1, CZ-58, senapan mesin ringan Minimi M60, Daewoo K3, serta pistol Beretta, dan HK P30 dan SIG Sauer 9 mm

Denjaka sendiri terdiri dari satu markas zedenk detasemen, satu tim markas, satu tim teknik, dan tiga tim tempur. Sebagai unsur pelaksana, prajurit Denjaka dituntut memiliki kesiapan operasional mobilitas kecepatan, kerahasiaan, dan pendadakan yang tertinggi.

Berdasarkan peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/77/X/2010 tentang Persetujuan dan Pengesahan Peningkatan kepangkatan dalam Jabatan di Lingkungan Korps Marinir diputuskan Komandan Denjaka berpangkat Kolonel. Sedikitnya Komandan Denjaka sudah berganti sebanyak 21 kali dan yang terkini dipimpin Kolonel (Mar) Kresno Pratowo.

Beberapa Perwira Tinggi (Pati) sempat ditunjuk sebagai Komandan Denjaka, seperti Komandan Korps Mrinir Mayjen TNI Mar Suhartono, Gubernur Angkatan Laut Mayjen TNI Mar Nur Alamsyah, dan Wadan Koopsus TNI Brigjen TNI Mar Supriyono.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1954 seconds (0.1#10.140)