Dari Ulama dan Santri, Nasionalisme Tumbuh dan Berkembang

Sabtu, 23 Oktober 2021 - 09:15 WIB
loading...
Dari Ulama dan Santri, Nasionalisme Tumbuh dan Berkembang
Memperingati Hari Santri 2021, Garda Pemuda NasDem menggelar apel siaga di Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (22/10/2021). FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Memperingati Hari Santri 2021, Garda Pemuda NasDem menggelar apel siaga di Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (22/10/2021). Apel dihadiri 100 santri dari sejumlah pesantren di Jakarta dan dilaksanakan dengan protokol kesehatan secara ketat.

Didampingi Gubernur ABN Mayjend (Purn) IGK Manila, Sekjen DPP GP NasDem Moh Haerul Amri yang bertindak sebagai inspektur upacara menyampaikan langsung amanat Ketua Umum GP NasDem yakni Prananda Paloh di hadapan para santri.

Menurut Prananda, santri memiliki peranan yang sangat penting bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam konteks kemerdekaan bangsa Indonesia, kata Aam, santri melalui instruksi para ulama mampu dikonsolidasikan sebagai kekuatan anak bangsa dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: Said Aqil Ungkap Sejarah Hari Santri Nasional

"Hal itu bisa dibuktikan dengan munculnya semangat Resolusi Jihad yang difatwakan dan digerakkan oleh KH Hasyim Asy'ari bersama para ulama, kiai dan santri dalam menghadapi pertempuran 10 November 1945 di Surabaya," kata Prananda dalam keterangan tertulisnya dikutip, Sabtu (23/10/2021).

Gerakan 10 November 1945 yang sebut sebagai Hari Pahlawan, tidak pernah akan terjadi tanpa adanya Resolusi Jihad yang difatwakan oleh KH Hasyim Asy'ari tepat pada 22 Oktober 1945.

"Itulah sebabnya mengapa hari ini dan setiap tanggal 22 Oktober kita memperingati Hari Santri Nasional dalam rangka mengingat dan mengapresiasi apa yang sudah dilakukan para kiai kita dan santri dalam upaya mengusir kolonialisme dari NKRI yang kita cintai ini," katanya.

Tak hanya itu, Prananda mengingatkan santri juga berperan dalam berbagai bidang, khususnya di bidang pendidikan pesantren. "Kita ketahui bersama, bahwa hingga hari ini, ulama, kiai dan para santri merupakan komponen bangsa yang sangat konsisten dalam menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRI," katanya.

Baca juga: Rayakan Hari Santri, NU Care-Lazisnu Santuni 300 Yatim di Bekasi

Tak sampai di situ, Prananda juga menyebut ulama, kiai dan santri juga sangat berperan aktif dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari ulama, kiai dan santrilah nasionalisme tumbuh dan berkembang dengan tetap berprinsip pada nilai-nilai universal agama. "Sebagaimana yang diajarkan oleh para kiai dan leluhur kita yaitu "Hubbul Wathon Minal Iman" (nasionalisme atau cinta Tanah Air sebagian dari pada iman).

"Kita wajib bersyukur, di tengah kemajemukan bangsa kita, Indonesia memiliki sebuah ideologi yang dapat mempersatukan anak bangsa, yaitu Pancasila. Dengan Pancasila, egoisme kelompok niscaya luluh di bawah lima sila yang berhasil dirumuskan sejak periode awal berdirinya Indonesia sebagai negara bangsa," kata mantan Pengurus PB PMII tersebut.

Masyarakat Indonesia, terlebih generasi muda dan para santri, tak boleh nihil waspada. Sebab, belakangan ini telah muncul gerakan-gerakan kelompok ekstremis yang dapat memecah-belah tatanan kehidupan berbangsa kita.

"Jika kita lengah sedikit saja, keragaman identitas kita malah menjadi kendaraan strategis bagi mereka yang memiliki kepentingan untuk merusak kesatuan dan persatuan bangsa," katanya.

Sementara itu, Ketua Bidang Agama dan Kebhinekaan GP NasDem, Chepy Aprianto mengatakan sejatinya agama dan nasionalisme tidak dapat dipisahkan. Maka dari itu pihaknya mencoba mengkolaborasikan antara agama dan nasionalisme.

"Kami bersatu bersama santri yang ada di seluruh Indonesia, kita sadar bahwa tantangan terbesar kita adalah ideologi bangsa. Maka dengan hal ini kecintaan terhadap NKRI, kecintaan kita terhadap Pancasila, kecintaan kita terhdap NKRI harus tetap diteguhkan," tutup Chepy.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.9039 seconds (0.1#10.140)