Daftar 10 Penerima Penghargaan Kalpataru 2021

Kamis, 14 Oktober 2021 - 14:02 WIB
loading...
Daftar 10 Penerima Penghargaan Kalpataru 2021
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menetapkan sepuluh penerima penghargaan Kalpataru 2021. Foto/Tangkapan Layar
A A A
JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( KLHK ) menetapkan sepuluh penerima penghargaan Kalpataru 2021. Acara penganugerahan penghargaan Kalpataru 2021 itu digelar hari ini.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan pada KLHK Bambang Supriyanto menjelaskan Kalpataru merupakan penghargaan yang diberikan kepada mereka baik individu maupun kelompok yang dinilai berjasa dalam merintis, mengabdi, serta mengelola lingkungan hidup dan kehutanan.

"Pemberian penghargaan Kalpataru bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, membuka peluang dan berkembangnya inovasi dan kreativitas, serta mendorong prakarsa masyarakat sebagai bentuk apresiasi dan motivasi kepada individu dan kelompok masyarakat dalam melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan secara berkelanjutan," kata Bambang dalam sambutannya, Kamis (14/10/2021).



Dia mengungkapkan bentuk penghargaan ini meliputi 4 kategori yaitu; perintis lingkungan, pengabdi lingkungan, penyelamat lingkungan, dan pembina lingkungan. Di tahun ini, KLHK telah menerima 151 usulan dari 28 provinsi, dan 6 provinsi yang tidak mengajukan yaitu Bengkulu, Banten, NTT, Sulawesi Utara, Malaku Utara, dan Papua.

Usulan ini diajukan oleh berbagai pihak, antara lain Pemda, LSM, Civitas Akademika, dunia usaha, ormas, unit kerja KLHK, dan tokoh masyarakat. Dari usulan tersebut, kata Bambang, KLHK telah menetapkan 21 nominator oleh dewan pertimbangan penghargaan Kalpataru yang kemudian dilakukan verifikasi dan validasi secara faktual dan virtual. "Dan pada akhirnya Ibu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menetapkan 10 penerima penghargaan Kalpataru," ujarnya.

Sepuluh nominator itu terdiri dari 4 penerima kategori perintis lingkungan, 1 penerima kategori pengabdi lingkungan, 3 penerima kategori penyelamat lingkungan, dan 2 penerima kategori pembina lingkungan. "Selain penganugerahan penghargaan Kalpataru kepada 10 penerima, Ibu Menteri LHK juga memberikan satu penghargaan khusus kepada Bapak Ali Topan dari Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan sebagai pemuda inspiratif untuk advokasi lingkungan," pungkasnya.

Berikut 10 penerima penghargaan Kalpataru:

1. Purwo Harsono (Kab. Bantul, D.I Yogyakarta).
Purwo Harsono atau yang biasa disapa Ipung berhasil merintis Desa Wisata Kaki Langit Mangunan, Dlingo, Bantul, Yogyakarta. Pembangunan Desa Wisata Kaki Langit ini berhasil menarik wisatawan karena keunikannya yang memadukan alam dan hutan dengan kearifan lokal, menurunkan intensitas kebakaran hutan dan perambahan hutan di wilayah Mangunan dan memunculkan sumber-sumber mata air baru serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi mereka yang berpartisipasi aktif sebagai pengelola.

2. Damianus Padu (Kab. Bengkayang, Kalbar).
Damianus Padu merupakan sosok penting di balik keberadaan hutan pikul di Desa Sahan, Kabupaten Bengkayang, Kalbar. Ia sebagai tabib hutan pikul. Dirinya merintis kegiatan penanaman dengan jenis belian, tengkawang, bengkirai, mahoni, kelodan dan lainnya bersama masyarakat adat di lahan kritis bekas eksploitasi perusahaan kayu dan pembalak liar dimulai sejak tahun 1996. Kegiatan yang dilakukannya berhasil menjaga kelestarian hutan adat pikul.

3. Darmawan Denassa (Kab. Gowa, Sulsel)
Darmawan merintis berdirinya Rumah Hijau Denassa (RHD) sebagai sebuah wadah pembelajaran yang memadukan kearifan lokal dan budaya Sulawesi Selatan dengan pelestarian dan penyelamatan keanekaragaman hayati yang telah berhasil menjadi model penyelamatan keanekaragaman hayati dan pengembangan ekowisata dan edukasi yang mendukung dan bersinergi dengan program-program pemerintah.

4. Muh Yusri (Kab. Polewali Mandar, Sulbar)
Yusri merintis upaya pelestarian penyu di dusun Galeso, Kabupaten Polewali Mandar dengan sistem adopsi penyu. Kegiatan yang dilakukan berdampak pada bertambahnya populasi penyu dan berkurangnya telur penyu yang dijual di pasar tradisional di Pasar Polewali Mandar.

5. Suswaningsih (Kab. Gunung Kidul, Yogyakarta)
Suswaningsih berhasil melakukan rehabilitasi lahan kritis telah dimulai dan mengajak masyarakat untuk melakukan gerakan penghijauan menggunakan jenis tanaman buah-buahan, kayu-kayuan, dan rumput. Kegiatan penghijauan yang dilakukan berhasil mengurangi lahan kritis dan membuat air telaga lebih awet.

6. Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Pasar Rawa (Kab. Langkat, Sumut)
Lembaga ini merupakan kelompok Tani hutan yang mengelola kawasan hutan Desa seluas 138 hektare di Desa Pasar Rawa, yang telah berhasil menyelamatkan mangrove Pasar Rawa yang rusak karena perkebunan sawit.

7. Forum Pemuda Peduli Karst Citatah (FP2KC) di Kab. Bandung Barat, Jabar
Forum ini telah berhasil menyelamatkan kawasan Karst Citatah dan membangun objek geowisata berwawasan konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dilakukan di empat desa.

8. Sombori Dive Conservation (SDC) di Kab. Morowali Sulteng
SDC adalah kelompok masyarakat yang peduli terhadap perlindungan dan penyelamatan pesisir pantai dan terumbu karang di Kabupaten Morowali. Kegiatan rehabilitasi dan transplantasi terumbu karang dengan jenis Acropora Branching dilakukan di Pulau Sombori dan sampai saat ini telah berhasil merintis pemulihan sebagian terumbu karang.

9. K.H Zarkasyi Hasbi (Kab. Banjar Kalsel)
Dia adalah pelopor pesantren modern berbasis lingkungan di Desa Cindai Alus. Pengembangan eco-pesantren dirintis sejak awal pendirian Pondok Pesantren Darrul Hijrah.

10. Suhadak (Lampung Timur)
Suhadak berhasil melakukan advokasi penanganan konflik gajah dan manusia di Desa Desa Braja Harjasa. Upaya penyuluhan kepada masyarakat dengan menyampaikan perlunya menyelamatkan gajah dan menjaga agar lahan pertanian masyarakat tidak diganggu gajah.
(rca)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2113 seconds (0.1#10.140)