Pangkostrad Sebut Semua Agama Sama, Politikus PDIP Bilang Bentuk Toleransi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pernyataan Panglima Komando Strategi Angkatan Darat ( Pangkostrad ), Letjen TNI Dudung Abdurachman, bahwa semua agama sama di mata Tuhan mengundang reaksi pro dan kontra tokoh-tokoh masyarakat.
bahwa semua agama benar di mata Tuhan harus kita lihat bukan dalam rangka menyamakan apalagi mengkompromikan aqidah masing-masing agama yang berbeda-beda," kata Ahmad Basarah, Sabtu (18/9/2021).
"Namun sebagai bentuk toleransi kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai prinsip sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika," tambahnya.
Basarah menjelaskan, sama halnya ketika sesama bangsa Indonesia memiliki tradisi budaya saling memberikan ucapan selamat pada perayaan hari-hari besar umat beragama.
"Sebagai suatu contoh, pada saat saya, Ahmad Basarah, sebagai seorang beragama Islam memberikan ucapan selamat kepada saudara-saudara sebangsa yang merayakan Hari Raya Natal, Waisyak, Galungan dan lain-lain," ungkapnya.
"Maka niat saya menyampaikan ucapan hari raya agama-agama lain tersebut tentu bukan untuk mengkompromikan aqidah keislaman saya, tetapi diniatkan untuk menjaga toleransi kehidupan berbangsa dan bernegara yang sudah kita sepakati berdasarkan Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tungga Ika," sambungnya.
Pendiri dan Sekretaris Dewan Penasihat PP Baitul Muslimin Indonesia itu kemudian mengutip hadis Rasulullah SAW riwayat Imam Bukhari yang menyatakan 'innamal a'malu binniyyaat', bahwa sesungguhnya segala perbuatan manusia tergantung pada niatnya.
Menurutnya, sebagai seorang Muslim dia harus meyakini apa yang difirmankan Allah SWT dalam Surat Al Imran Ayat 19 yang mengatakan 'innaddiina indallaahil Islam' yakni bahwa agama yang benar dan diterima di sisi Allah SWT adalah agama Islam.
"Namun dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila yang mengajarkan untuk hidup saling hormat-menghormati sesama pemeluk agama, saya tidak boleh mengatakan kepada orang lain di luar Islam bahwa agama mereka sesat," tuturnya.
"Apalagi menghina mereka karena Alquran juga mengajarkan kepada saya sebagaimana tertera dalam Surat Al Kafirun ayat 6 yang menyatakan 'Lakum diinukum waliyadin', yakni bagimu agamamu dan bagiku agamaku," kata Ketua Fraksi PDIP di MPR ini.
Karenanya dia mengimbau, mari kita semua menjalankan syariat agama kita masing-masing dengan hidup berdampingan sesama pemeluk agama lainnya dengan sikap saling hormat-menghormati satu sama lain agar bangsa kita rukun damai tentrem toto raharjo.
Pimpinan Lazisnu PBNU ini mengajak semua pihak melihat pernyataan Pangkostrad itu secara positif, bahwa hal itu diungkapkan untuk memotivasi para prajurit yang menganut agama berbeda-beda agar mereka mencintai agama mereka masing-masing tetapi dengan tetap menghormati keaneragaman suku bangsa serta mencintai negara mereka sendiri.
Kata dia, spirit yang hendak disampaikan jenderal bintang tiga itu adalah 'hubbul wathan minal iman', mencintai negeri adalah sebagian dari iman, seperti yang pernah difatwakan oleh KH Hasyim Asy'ari saat mendoktrin semangat anak bangsa melawan penjajah Belanda pada waktu itu.
''Dilihat dari konteks ini, saya yakin niat beliau mengungkapkan pernyataan itu dalam spirit mencinta negeri itu, juga dalam koridor menjaga amanat Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," tegasnya.
"Saya yakin, sekali lagi Pak Dudung berbicara persamaan agama dimaksud dalam konteks ini," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, di depan anggota personel Yon Zipur 9 Kostrad/Lang-Lang Bhuana Kostrad di Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Jawa Barat, Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurrachman memang meminta para prajurit menghindari fanatisme berlebihan terhadap suatu agama.
"Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama karena semua agama itu benar di mata Tuhan," kata Dudung, Senin (13/9/2021).
bahwa semua agama benar di mata Tuhan harus kita lihat bukan dalam rangka menyamakan apalagi mengkompromikan aqidah masing-masing agama yang berbeda-beda," kata Ahmad Basarah, Sabtu (18/9/2021).
"Namun sebagai bentuk toleransi kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai prinsip sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika," tambahnya.
Basarah menjelaskan, sama halnya ketika sesama bangsa Indonesia memiliki tradisi budaya saling memberikan ucapan selamat pada perayaan hari-hari besar umat beragama.
"Sebagai suatu contoh, pada saat saya, Ahmad Basarah, sebagai seorang beragama Islam memberikan ucapan selamat kepada saudara-saudara sebangsa yang merayakan Hari Raya Natal, Waisyak, Galungan dan lain-lain," ungkapnya.
"Maka niat saya menyampaikan ucapan hari raya agama-agama lain tersebut tentu bukan untuk mengkompromikan aqidah keislaman saya, tetapi diniatkan untuk menjaga toleransi kehidupan berbangsa dan bernegara yang sudah kita sepakati berdasarkan Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tungga Ika," sambungnya.
Pendiri dan Sekretaris Dewan Penasihat PP Baitul Muslimin Indonesia itu kemudian mengutip hadis Rasulullah SAW riwayat Imam Bukhari yang menyatakan 'innamal a'malu binniyyaat', bahwa sesungguhnya segala perbuatan manusia tergantung pada niatnya.
Menurutnya, sebagai seorang Muslim dia harus meyakini apa yang difirmankan Allah SWT dalam Surat Al Imran Ayat 19 yang mengatakan 'innaddiina indallaahil Islam' yakni bahwa agama yang benar dan diterima di sisi Allah SWT adalah agama Islam.
"Namun dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila yang mengajarkan untuk hidup saling hormat-menghormati sesama pemeluk agama, saya tidak boleh mengatakan kepada orang lain di luar Islam bahwa agama mereka sesat," tuturnya.
"Apalagi menghina mereka karena Alquran juga mengajarkan kepada saya sebagaimana tertera dalam Surat Al Kafirun ayat 6 yang menyatakan 'Lakum diinukum waliyadin', yakni bagimu agamamu dan bagiku agamaku," kata Ketua Fraksi PDIP di MPR ini.
Karenanya dia mengimbau, mari kita semua menjalankan syariat agama kita masing-masing dengan hidup berdampingan sesama pemeluk agama lainnya dengan sikap saling hormat-menghormati satu sama lain agar bangsa kita rukun damai tentrem toto raharjo.
Pimpinan Lazisnu PBNU ini mengajak semua pihak melihat pernyataan Pangkostrad itu secara positif, bahwa hal itu diungkapkan untuk memotivasi para prajurit yang menganut agama berbeda-beda agar mereka mencintai agama mereka masing-masing tetapi dengan tetap menghormati keaneragaman suku bangsa serta mencintai negara mereka sendiri.
Kata dia, spirit yang hendak disampaikan jenderal bintang tiga itu adalah 'hubbul wathan minal iman', mencintai negeri adalah sebagian dari iman, seperti yang pernah difatwakan oleh KH Hasyim Asy'ari saat mendoktrin semangat anak bangsa melawan penjajah Belanda pada waktu itu.
''Dilihat dari konteks ini, saya yakin niat beliau mengungkapkan pernyataan itu dalam spirit mencinta negeri itu, juga dalam koridor menjaga amanat Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," tegasnya.
"Saya yakin, sekali lagi Pak Dudung berbicara persamaan agama dimaksud dalam konteks ini," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, di depan anggota personel Yon Zipur 9 Kostrad/Lang-Lang Bhuana Kostrad di Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Jawa Barat, Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurrachman memang meminta para prajurit menghindari fanatisme berlebihan terhadap suatu agama.
"Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama karena semua agama itu benar di mata Tuhan," kata Dudung, Senin (13/9/2021).
(maf)