Ibarat Petani, Gelora-PKS dan Partai Ummat-PAN Garap Sawah yang Sama

Minggu, 29 Agustus 2021 - 10:28 WIB
loading...
Ibarat Petani, Gelora-PKS dan Partai Ummat-PAN Garap Sawah yang Sama
Partai Gelora Indonesia dan Partai Ummat. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Dua partai baru yakni Partai Gelora Indonesia dan Partai Ummat telah mendapatkan SK badan hukum dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Kedua partai baru ini bisa merebut suara yang dimiliki PKS dan PAN?

Diketahui, Partai Gelora didirikan oleh para mantan petinggi dan kader Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) seperti M Anis Matta dan Fahri Hamzah. Sementara, Partai Ummat didirikan oleh pendiri PAN, M Amien Rais, yang didukung eks kader Partai Amanat Nasional (PAN) . Bisakah Gelora dan Ummat mengambil suara dari PKS dan PAN?

"Ibarat petani, mereka menggarap sawah yang sama. Potensi suara Gelora berasal dari PKS, dan Ummat dari PAN. Jadi, potensi mengambil suaranya ada," kata pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) Robi Nurhadi kepada SINDOnews, Minggu (29/8/2021).



Robi mengatakan, fenomena "Internal Swing Voters" atau perpindahan suara dari partai-partai yang berasal dari "rumah" yang sama, berpotensi terjadi. Menurutnya, rumah PAN dan Ummat adalah Muhammadiyah, sedangkan rumah PKS dan Gelora adalah gerakan Tarbiyah.

"Kalau dilihat dari situasi sampai dengan Agustus 2021 ini, potensi Gelora mengambil suara PKS cukup berat, sebab PKS itu konsisten menjadi oposisi terhadap pemerintah. Tidak seperti PAN yang beberapa hari lalu bergabung dalam koalisi pemerintah, di saat tokoh-tokoh Muhammadiyah kritis kepada pemerintah. Jadi, Ummat lebih diuntungkan dibanding Gelora," jelasnya.



Hanya masalahnya, lanjut Robi, dari sisi internal, Gelora lebih diuntungkan dibanding Ummat. Faktor kepemimpinan Gelora dilihat lebih memiliki kekuatan "idyosincratic factors" dengan sistem partai terbuka, dibanding PKS. Sementara, di sisi Partai Ummat memiliki kesan sebagai partai dinasti, sehubungan masuknya anak, menantu Amien Rais dalam jajaran pimpinan utama, dibanding PAN yang lebih terkesan sebagai partainya artis.

"Karena itu, kedua partai tersebut harus memenangkan kelompok massa mengambang atau floating mass yang jumlahnya hingga 30 sampai dengan 40 persen suara pemilih. Memenangkan kelompok floating mass hari ini dengan dua cara, yaitu jadilah partai tengah dan menangkan ruang publik melalui socmed," pungkasnya.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1961 seconds (0.1#10.140)