Anies Dapat Tempat di Parpol Bersuara Bagus, Duet dengan AHY Terwujud
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pilpres 2024 masih tiga tahun lalu. Namun, simulasi pasangan capres-cawapres bermunculan, salah satu duet Anies-AHY . Bagaimana kans terwujudnya duet ini?
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, duet Gubernur DKI Jakarta dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu bisa saja terwujud. "Bergantung ke mana Anies melabuhkan pilihan parpol, jika ia berhasil mendapat tempat di parpol dengan suara bagus, maka pasangan Anies-AHY punya peluang terwujud," ujar Dedi kepada SINDOnews, Rabu (11/8/2021).
Dedi menilai parpol yang seharusnya menjadi pilihan Anies Baswedan justru bukan yang berafiliasi Islam. Dia mengatakan, Anies bisa saja memilih Partai Nasdem dengan asumsi basis suara pemilih sudah bisa didapatkan dari ketokohan Anies.
"Sehingga ia hanya perlu mendapat parpol nasionalis. PKS sendiri bukan peluang yang bagus untuk Anies," ujarnya.
Soal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) lebih strategis masuk gerbong pengusung Anies-AHY bersama Demokrat dan PKS, seperti yang dikatakan ahli hukum tata negara Refly Harun, Dedi mengatakan bahwa bagi partai politik dengan porsi minim, merapat ke kelompok dominan menjadi hal yang strategis.
Menurut Dedi, PPP tidak punya pilihan dalam menghadapi kontestasi 2024, selain bergabung ke kelompok dominan itu. "Tidak saja merapat ke koalisi pengusung Anies, PPP bisa ke mana saja mengingat pengaruh PPP yang sangat kecil."
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, duet Gubernur DKI Jakarta dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu bisa saja terwujud. "Bergantung ke mana Anies melabuhkan pilihan parpol, jika ia berhasil mendapat tempat di parpol dengan suara bagus, maka pasangan Anies-AHY punya peluang terwujud," ujar Dedi kepada SINDOnews, Rabu (11/8/2021).
Dedi menilai parpol yang seharusnya menjadi pilihan Anies Baswedan justru bukan yang berafiliasi Islam. Dia mengatakan, Anies bisa saja memilih Partai Nasdem dengan asumsi basis suara pemilih sudah bisa didapatkan dari ketokohan Anies.
"Sehingga ia hanya perlu mendapat parpol nasionalis. PKS sendiri bukan peluang yang bagus untuk Anies," ujarnya.
Soal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) lebih strategis masuk gerbong pengusung Anies-AHY bersama Demokrat dan PKS, seperti yang dikatakan ahli hukum tata negara Refly Harun, Dedi mengatakan bahwa bagi partai politik dengan porsi minim, merapat ke kelompok dominan menjadi hal yang strategis.
Menurut Dedi, PPP tidak punya pilihan dalam menghadapi kontestasi 2024, selain bergabung ke kelompok dominan itu. "Tidak saja merapat ke koalisi pengusung Anies, PPP bisa ke mana saja mengingat pengaruh PPP yang sangat kecil."
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
(zik)