BMKG: 55% Wilayah Indonesia Masuk Musim Kemarau

Senin, 31 Mei 2021 - 14:19 WIB
loading...
BMKG: 55% Wilayah Indonesia...
BMKG menyebut 55% wilayah Indonesia masuk musim kemarau. Foto/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) Herizal mengungkapkan dari pengamatan BMKG 55% wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau .

"Bahwa saat ini dari pengamatan kami ada 55% di daerah zona musim yang telah memasuki musim kemarau," ungkap Herizal dalam Forum Merdeka Barat 9 secara virtual, Senin (31/5/2021).

Herizal mengungkapkan wilayah yang telah memasuki musim kemarau ada di sebagian besar di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, sebagian besar di Jawa, ada di sebagian di Sumatera bagian selatan, ada di Aceh, ada di Kalimantan Selatan, dan juga Sulawesi Barat dan juga ada di Papua.

Herizal mengatakan pada tahun BMKG telah melihat beberapa titik api atau hotspot yang berpotensi menjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). "Di tahun 2021, kita lihat memang paling tidak ada beberapa hotspot yang kita lihat ada Riau, di Kalimantan Barat, Aceh dan Sumut, dan itu terjadi di bulan Februari dan Maret."



Dia pun mengatakan bahwa ancaman karhutla ini akan berpotensi terjadi ketika kemarau terjadi yakni sampai bulan Oktober. "Memang kalau kita bicara masalah Karhutla, kita melihat dari ancaman kemarau kecil yang ada di bulan sebelum Maret dan kemarau besar di bulan Juni sampai dengan bulan September sampai Oktober."

Menurutnya, BMKG, mencoba memonitor perkembangan cuaca dan iklim menganalisisnya dan menyampaikannya ke masyarakat dan juga stakeholder agar kita juga bisa mitigasi lebih awal potensi-potensi yang tidak kita harapkan.

Herizal mengatakan meski sudah memasuki transisi musim hujan ke musim kemarau, masih ada wilayah-wilayah Indonesia yang terpantau memiliki curah hujan yang tinggi. "Misalkan sekarang katakanlah kita bisa masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau. Dari pantauan kami, memang sesuai dengan prediksi kami ini musim kemarau di awal bulan April dan di bulan Mei curah hujan lebih tinggi dibanding curah hujan rata-rata."

Karena itu, kata dia, kalau kita lihat sekarang musim kemarau tapi masih banyak tempat yang mengalami curah hujan cukup tinggi. "Ini karena apa? Iklim kita dipengaruhi oleh fenomena global La Nina sampai dengan bulan April kemarin. Sehingga, tahun kemarin agak basah sehingga kebakaran turun."
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1937 seconds (0.1#10.140)