Prabowo-Airlangga Lebih Oke ketimbang Anies-Erick
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Jayabaya Igor Dirgantara menilai Prabowo Subianto - Airlangga Hartarto lebih berpeluang sukses ketimbang Anies Baswedan - Erick Thohir . Adapun wacana duet Anies Baswedan-Erick Thohir diusulkan oleh Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono.
Igor mengatakan, minimal ada empat faktor penting dalam komposisi pasangan capres-cawapres nanti di 2024. Pertama, berdasarkan faktor etnis (Jawa-luar Jawa). Kedua, faktor usia (tua-muda). Ketiga berdasarkan jenis kelamin (pria-wanita). Dan keempat, sipil-militer atau militer-sipil.
"Skema berlatar belakang militer-sipil jauh lebih kuat untuk berlaga di Pemilu 2024. Faktor etnis Jawa, perempuan, agama (Islam) dan faktor usia hanya menjadi pelengkap yang bagus (komplementer)," kata Igor kepada SINDOnews, Senin (3/5/2021).
Dia pun memberikan contoh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berlatar belakang militer, sekaligus Menko Polkam di masa Presiden Megawati Soekarnoputri. Dia menambahkan, SBY terpilih sebagai Presiden dan berkuasa selama 10 tahun (2004-2014).
"SBY didampingi wapres dari kalangan pengusaha atau politisi (Jusuf Kalla), dan profesional (Boediono). Keduanya berlatar belakang sipil," ungkap Direktur Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) ini.
Setelah SBY, kata dia, Jokowi terpilih sebagai presiden juga dua periode, 2014-2024, dengan Jusuf Kalla dan Ma'ruf Amin (ulama) sebagai pendampingnya. JK dan Ma'ruf Amin, kata dia, juga dari kalangan sipil.
"Pasca-Jokowi lengser tahun 2024, bisa saja yang berlatar belakang sipil untuk maju berkompetisi lagi dalam perhelatan Pilpres 2024, tapi peluang menjadi juara tergolong sangat berat. Kecuali jika punya strategi yang luar biasa dan logistik yang kuat," katanya.
Dia mengatakan, Jokowi ikon kepala daerah yang berhasil menjadi presiden. "Strategi image building-nya sangat bagus pada masanya. Strategi ini sudah usang jika dipakai lagi untuk pemenangan. Sulit bisa berhasil jika hanya mengekor, tanpa ada jurus terobosan yang baru," ujarnya.
Igor mengatakan, minimal ada empat faktor penting dalam komposisi pasangan capres-cawapres nanti di 2024. Pertama, berdasarkan faktor etnis (Jawa-luar Jawa). Kedua, faktor usia (tua-muda). Ketiga berdasarkan jenis kelamin (pria-wanita). Dan keempat, sipil-militer atau militer-sipil.
"Skema berlatar belakang militer-sipil jauh lebih kuat untuk berlaga di Pemilu 2024. Faktor etnis Jawa, perempuan, agama (Islam) dan faktor usia hanya menjadi pelengkap yang bagus (komplementer)," kata Igor kepada SINDOnews, Senin (3/5/2021).
Dia pun memberikan contoh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berlatar belakang militer, sekaligus Menko Polkam di masa Presiden Megawati Soekarnoputri. Dia menambahkan, SBY terpilih sebagai Presiden dan berkuasa selama 10 tahun (2004-2014).
"SBY didampingi wapres dari kalangan pengusaha atau politisi (Jusuf Kalla), dan profesional (Boediono). Keduanya berlatar belakang sipil," ungkap Direktur Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) ini.
Setelah SBY, kata dia, Jokowi terpilih sebagai presiden juga dua periode, 2014-2024, dengan Jusuf Kalla dan Ma'ruf Amin (ulama) sebagai pendampingnya. JK dan Ma'ruf Amin, kata dia, juga dari kalangan sipil.
"Pasca-Jokowi lengser tahun 2024, bisa saja yang berlatar belakang sipil untuk maju berkompetisi lagi dalam perhelatan Pilpres 2024, tapi peluang menjadi juara tergolong sangat berat. Kecuali jika punya strategi yang luar biasa dan logistik yang kuat," katanya.
Dia mengatakan, Jokowi ikon kepala daerah yang berhasil menjadi presiden. "Strategi image building-nya sangat bagus pada masanya. Strategi ini sudah usang jika dipakai lagi untuk pemenangan. Sulit bisa berhasil jika hanya mengekor, tanpa ada jurus terobosan yang baru," ujarnya.