Mengenal Pasukan Elite Denjaka yang Akan Diterjunkan di Papua: Ditempa dengan Keras di 3 Medan

Sabtu, 01 Mei 2021 - 17:42 WIB
loading...
Mengenal Pasukan Elite...
Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI AL ramai diperbincangkan netizen terkait pelibatannya guna menumpas aksi teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, Sabtu (1/5/2021). Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Detasemen Jala Mangkara ( Denjak a) TNI AL ramai diperbincangkan netizen terkait pelibatannya guna menumpas aksi teroris Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB ) di Papua, Sabtu (1/5/2021). Bahkan, Denjaka dikabarkan sudah tiba di Bumi Cendrawasih.

Siapa sebenarnya pasukan elite Denjaka dan bagaimana sepak terjangnya di dunia militer Tanah Air? Denjaka adalah sebuah adalah sebuah detasemen penanggulangan teror aspek laut TNI AL. Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Korps Marinir TNI-AL. Baca juga: Ramai Kabar Denjaka Sudah Mendarat di Papua, Ini Penjelasan Korps Marinir

Meskipun tugas pokok Denjaka menjaga keamanan di laut, unit ini bisa ditugaskan di mana saja, seperti darat maupun udara. Tugas pokok pasukan gabungan Kopaska dan Yontaifib ini adalah operasi antitertor, antisabotase, dan operasi rahasia di laut yang tidak terdeteksi oleh musuh.

Mereka yang menjadi bagian dari pasukan ini telah menjalani pelatihan yang sangat berat. Setiap tahun hanya 50 orang yang lulus dari berbagai jenis ujian.

Lantas seperti bentuk latihan prajurit Denjaka? Selain fisik prima, calon Denjaka juga dituntut memiliki IQ tinggi. Selama menjalani pendidikan, teori di kelas hanya 20%.

Anggota Denjaka dididik di Bumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan dan harus menyelesaikan suatu pendidikan yang disebut PTAL (Penanggulangan Teror Aspek Laut). Lama pendidikan ini adalah sekitar 9 bulan. Selebihnya di lapangan, seperti hutan, laut, bahkan udara. Mereka harus mempunyai kemampuan terbaik di darat, laut, dan udara.

Mereka dituntut mampu melaksanakan tugas rahasia secara sempurna. Untuk mencapai semua itu, diperlukan pendidikan yang sangat keras dan ketat. Mereka harus mampu menyusup dengan terjun payung, bergerak lincah di laut dengan daya tahan tinggi, serta survive di darat.

Calon Denjaka ditempa di tengah ombak ganas di Laut Banyuwangi, yang kerap menghanyutkan perahu nelayan. Dengan tangan dan kaki diikat, para prajurit tersebut dibuang ke laut ganas itu. Mereka harus mampu bertahan sekaligus menyelamatkan diri.

Kenapa ditempa dengan latihan yang keras? Jika sewaktu-waktu prajurit trimedia (menguasai medan darat, laut, dan udara) itu dibuang ke laut dalam keadaan tangan dan kaki terikat oleh musuh, mereka akan mampu menyelamatkan diri. Baca juga: KKB Semakin Brutal, Pasukan Elit Kostrad Disiapkan Menuju Papua

Setelah melawan ombak besar di laut, mereka juga dituntut bertahan hidup di hutan tanpa perbekalan sedikit pun. Bayangkan mereka hanya dibekali garam saja. Air minum pun tidak diperkenankan dibawa. Mereka dituntut memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di hutan.

Di dalam hutan, mereka dilepas untuk melatih ketahanan fisik dan kemampuan per orangan dalam waktu berhari-hari. Tak jarang mereka harus memakan binatang liar untuk bertahan hidup, seperti ular, monyet, dan lain sebagainya.

Untuk latihan udara, mereka bukan lagi dilatih terjun tempur seperti prajurit biasa. Jika dalam terjun tempur, payung sudah terbuka ketika keluar dari pintu pesawat, prajurut Denjaka dilatih terjun bebas.

Latihan terjun bebas itu tidak hanya dilakukan siang hari tapi juga tengah malam. Dengan begitu, bila sewaktu-waktu masuk ke sasaran musuh, mereka tidak harus lewat darat atau laut yang mudah dideteksi lawan. Para Denjaka juga bisa diturunkan dari pesawat dengan ketinggian yang sulit terdeteksi musuh.

Pola rekrutmen Denjaka dimulai sejak pendidikan para dan komando. Selangkah sebelum masuk ke Denjaka, prajurit terpilih mesti sudah berkualifikasi Intai Amfibi.

Denjaka terdiri dari satu markas zedenk detasemen, satu tim markas, satu tim teknik dan tiga tim tempur. Sebagai unsur pelaksana, prajurit Denjaka dituntut memiliki kesiapan operasional mobilitas kecepatan, kerahasiaan dan pendadakan yang tertinggi serta medan operasi yang berupa kapal-kapal, instalasi lepas pantai dan daerah pantai. Di samping itu juga memiliki keterampilan mendekati sasaran melalui laut, bawah laut dan vertikal dari udara.

Setiap prajurit Denjaka dibekali kursus penanggulangan antiteror aspek laut yang bermaterikan intelijen, taktik dan teknik antiteror, dan antisabotase, dasar-dasar spesialisasi, dan komando kelautan dan keparaan lanjutan.

Tak berhenti di situ, prajurit Denjaka juga dibekali dengan materi pemeliharaan kecakapan dan peningkatan kemampuan kemahiran kualifikasi Taifib dan Paska, pemeliharaan dan peningkatan kemampuan menembak, lari dan berenang, peningkatan kemampuan bela diri, penguasaan taktis dan teknik penetrasi rahasia, darat, laut dan udara.

Selanjutnya penguasaan taktik dan teknik untuk merebut dan menguasai instalasi di laut, kapal, pelabuhan/pangkalan dan personel yang disandera di objek vital di laut, penguasaan taktik dan teknik operasi klandestin aspek laut, pengetahuan tentang terorisme dan sabotase, penjinakan bahan peledak, dan peningkatan kemampuan survival, pelolosan diri, pengendapan, dan ketahanan interogasi.

Untuk mendukung operasi personel Denjaka dibekali antara lain submachine gun MP5, HK PSG1, Daewoo K7, senapan serbu G36, HK416, M4, Pindad ss-1, CZ-58, senapan mesin ringan Minimi M60, Daewoo K3, serta pistol Beretta, dan HK P30 dan SIG Sauer 9 mm. Baca juga: Ini 10 Kekerasan yang Dilakukan KKB Papua Versi KSP

Perlu dicatat, segala aktivitas Denjaka bersifat rahasia dan sangat jarang dipublikasikan. Sebagai unsur pelaksana, prajurit Denjaka dituntut memiliki kesiapan operasional, mobilitas, kecepatan, kerahasiaan, dan pendadakan yang tertinggi.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Perpres Pelindungan...
Perpres Pelindungan Jaksa Terbit, TNI: Agar Penegak Hukum Bebas dari Ancaman
Kejagung Dijaga TNI,...
Kejagung Dijaga TNI, Komisi III DPR ke Jampidsus: Kok Kayak Mau Perang
KSAL Usulkan Prajurit...
KSAL Usulkan Prajurit yang Gagalkan Penyelundupan 2 Ton Lebih Narkoba Naik Pangkat
Menko Polkam Apresiasi...
Menko Polkam Apresiasi TNI AL Gagalkan Penyelundupan 2 Ton Lebih Narkoba di Batam
Daftar Pati TNI AL Dimutasi...
Daftar Pati TNI AL Dimutasi Panglima TNI Penghujung April 2025, Ini Nama-namanya
3 Panglima TNI dari...
3 Panglima TNI dari Matra Laut, Ada yang Pernah Menjabat Pangkogabwilhan I
Rumkital Marinir Cilandak...
Rumkital Marinir Cilandak Gelar Pemeriksaan Kesehatan dan Makan Bergizi Gratis di Majalengka
5 Sekolah Kedinasan...
5 Sekolah Kedinasan Terbaik di Surabaya, Mau Jadi Perwira atau CPNS?
Oknum Polisi Penjual...
Oknum Polisi Penjual Amunisi ke KKB di Papua Pegunungan Ditangkap
Rekomendasi
Ayah Dibunuh, Ibu Dirudapaksa,...
Ayah Dibunuh, Ibu Dirudapaksa, 10 Kisah Petinju Ini Layak Dibikin Film Biografi
Titus The Detective...
Titus The Detective Episode - BACKFIRE, Minggu 25 Mei 2025 Jam 07.30 Pagi di RCTI
Profil Deni Daffa, Petarung...
Profil Deni Daffa, Petarung MMA yang Lolos ke Road to UFC 2025 di China
Berita Terkini
Menkomdigi Copot 2 Pejabat...
Menkomdigi Copot 2 Pejabat yang Ditetapkan Jadi Tersangka Korupsi PDNS
Ujicoba Vaksin TBC,...
Ujicoba Vaksin TBC, Sejarah Ditulis Ulang
Periksa 78 Saksi dan...
Periksa 78 Saksi dan 4 Ahli, Kejari Jakpus Ungkap Pemufakatan Jahat di Kasus Korupsi PDNS Kominfo
Mutasi Polri Terbaru,...
Mutasi Polri Terbaru, 12 Pati Bintang 2 Dimutasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit
Wujud Komitmen Antifraud,...
Wujud Komitmen Antifraud, Pegadaian Laporkan Dugaan Kredit Fiktif oleh Oknum Karyawan
Prabowo Teken Perpres...
Prabowo Teken Perpres Atur TNI-Polri Lindungi Jaksa, Komisi III DPR: Jangan Permanen!
Infografis
Negara Asia yang Diprediksi...
Negara Asia yang Diprediksi akan Terlibat Perang Dunia 3
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved