Gelar TOT Guru Kader, Kaderisasi di PDIP Terus Dibenahi
loading...
A
A
A
Pada masa pandemi ini, kata Djarot, partai dan para guru kader dituntut mampu berinovasi dan berkreasi dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan.
Sebelumnya, kegiatan TOT Guru Kader yang digelar selama dua hari ini, dibuka dan ditutup oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, diawali dengan pengantar dan pembacaan tata tertib oleh Kepala Sekolah TOT Guru Kader PDIP Tingkat Nasional 2021 I Wayan Sudirta.
Dalam pengantarnya sebagai Kepala Sekolah, Wayan juga mengutip pernyataan dari bapak pendiri bangsa Bung Karno yang disampaikan pada pidato tanggal 26 Mei 1958 dalam kursus Pancasila di depan kader-kader Pancasila di Istana Negara.
“Bung Karno menyatakan waktu menggali Pancasila sampai saf (lapis) yang paling dalam, yaitu saf pra Hindu agar Pancasila selain dapat menjadi titik temu yang menyatukan, juga sebagai alat pemersatu, meja statis, juga mampu menjadi leidstar dinamis yang dapat memberikan orientasi dan cita-cita bangsa ke depan. Untuk itu sebagai kader partai, Pancasila harus dijadikan identitas, pandangan hidup, dan jati diri yang bersifat dinamis,” papar Wayan Sudirta.
Sebelumnya, kegiatan TOT Guru Kader yang digelar selama dua hari ini, dibuka dan ditutup oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, diawali dengan pengantar dan pembacaan tata tertib oleh Kepala Sekolah TOT Guru Kader PDIP Tingkat Nasional 2021 I Wayan Sudirta.
Dalam pengantarnya sebagai Kepala Sekolah, Wayan juga mengutip pernyataan dari bapak pendiri bangsa Bung Karno yang disampaikan pada pidato tanggal 26 Mei 1958 dalam kursus Pancasila di depan kader-kader Pancasila di Istana Negara.
“Bung Karno menyatakan waktu menggali Pancasila sampai saf (lapis) yang paling dalam, yaitu saf pra Hindu agar Pancasila selain dapat menjadi titik temu yang menyatukan, juga sebagai alat pemersatu, meja statis, juga mampu menjadi leidstar dinamis yang dapat memberikan orientasi dan cita-cita bangsa ke depan. Untuk itu sebagai kader partai, Pancasila harus dijadikan identitas, pandangan hidup, dan jati diri yang bersifat dinamis,” papar Wayan Sudirta.
(kri)