Andi Mallarangeng: Moeldoko Pernah di Hanura, Sekarang Sudah Nol Koma

Minggu, 14 Maret 2021 - 12:56 WIB
loading...
Andi Mallarangeng: Moeldoko...
Andi Mallarangeng menjawab tudingan Ketua Dewan Pembina Demokrat versi KLB Sibolangit, Deli Serdang, Marzuki Alie bahwa SBY menerapkan politik dinasti. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menjawab tudingan Ketua Dewan Pembina Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Sibolangit, Deli Serdang, Marzuki Alie bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerapkan politik dinasti dengan menjadikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum (Ketum) PD.

Baca juga: Laporannya Ditolak, Pengacara Demokrat Moeldoko: Klien Kami Bukan Orang Biasa

"Mana ada politik dinasti, pertama Ketumnya pak Subur, kedua Hadi Utomo, ketiga kami bersaing ini, saya, Pak Marzuki Alie, dan Pak Anas, bersaing kita. Kemudian ada masalah hukum dengan Anas, kemudian SBY menyelamatkan partai. Ada pemilihan lagi, ada kader terbaik ya AHY. Coba lihat polling," kata Andi dalam diskusi salah satu media daring yang disiarkan di kanal Youtubenya, Sabtu (14/3/2021).

Baca juga: Terlibat di KLB Demokrat, Moeldoko Dinilai Turunkan Wibawa Presiden dan Istana

Andi menegaskan, dipilihnya AHY bukan karena anak SBY, tapi karena Demokrat membutuhkan lokomotif baru dan masanya SBY sudah selesai. Dan di 2024, Demokrat memprediksikan bahwa akan terjadi regenerasi kepemimpinan nasional di mana anak muda akan tampil memimpin negeri ini. Sehingga, Demokrat ingin menjadikam anak muda untuk memimpin PD agar bisa bersaing di 2024.

"Sekarang di antara generasi muda Partai Demokrag, siapa yang bisa menjadi lokomotif, jelas bukan pak Marzuki, jelas bukan Jhoni Allen, saya sudah lewat masanya. Yang mana yang paling bagus di muka publik, ya AHY," ujarnya.

Mantan Juru Bicara (Jubir) Presiden RI ke-6 ini, Demokrat pernah mendapatkan efek ekor jas saat mencalonkan SBY di 2009, SBY mendapatkan dukungan 61% sementara Demokrat meningkat drastis dari 7,5% di 2004 menjadi 21% di 2009. Dan AHY memiliki elektabilitas yang tinggi dan diharapkan bisa memberikan efek ekor jas untuk Demokrat.

"Jadi kita milih AHY karena punya elektabilitas paling tinggi agar bisa memberikan efek ekor jas. Kalau kita lihat polling AHY lebih tinggi dari Demokrat," terang Andi.

Andi pun membandingkannya dengan elektabilitas Moeldoko yang hanya 0,8%. Apakah angka segitu bisa jadi lokomotif, sementara raihan suara Demokrat di 2019 jauh lebih tinggi dari itu. Dan apakah Moeldoko pernah berjasa bagi Demokrat dan mengetahui persis bagaimana Demokrat.

"Lalu sekarang kenapa dipilih Moeldoko, pernah enggak dia berjasa ke Demokrat, tau enggak dia manifesto Demokrat, pasti enggak tahu. Bisa enggak kasih efek ekor jas? ya tidak," ungkapnya.

"Contoh dia (Moeldoko) pernah ikut Partai Hanura. Sudah, nol koma (raihan suara Hanura) pak. Masak begitu," imbuh Andi.

Oleh karena itu, Andi merasa kasihan kepada kawanny Marzuki Alie yang ikut gerombolan KLB, lalu kemudian diiming-imingi jadi Ketum Demokrat.

"Lalu pas pemilihan yang pakai berdiri itu kita enggak tahu hitungannya, tiba-tiba diketok. Yang jadi ketum Moeldoko, namanya cuma dipakai saja. Akhirnya dikasih menjadi ketua dewan pembina. Jadi kasihan saya sebenarnya dengan saudara Marzuki Alie itu," tuturnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Resmikan Gedung Baru...
Resmikan Gedung Baru IPDN, Menko AHY: Ciptakan Birokrasi Adaptif, Inovatif, dan Berkelanjutan
Demokrat Nilai Prabowo...
Demokrat Nilai Prabowo Tunjukkan Sikap Kemandirian sebagai Kepala Negara Bukan Presiden Boneka
Momen Prabowo Minta...
Momen Prabowo Minta AHY Pimpin Hymne Taruna saat Halalbihalal Purnawirawan TNI
Kubu Tom Lembong Minta...
Kubu Tom Lembong Minta Dihadirkan Moeldoko dan Gita Wirjawan di Ruang Sidang
Demokrat soal RUU Perampasan...
Demokrat soal RUU Perampasan Aset: Kami Makmum Aja di DPR
Mensesneg Jadi Juru...
Mensesneg Jadi Juru Bicara Presiden, AHY Bilang Begini
Menko AHY Paparkan Empat...
Menko AHY Paparkan Empat Prioritas Pembangunan Infrastruktur di 2025
Moeldoko: Tanpa TKDN,...
Moeldoko: Tanpa TKDN, Indonesia Hanya Jadi Pusat Impor Kendaraan Listrik
Jumlah Pemudik Lebaran...
Jumlah Pemudik Lebaran 2025 Turun, AHY Sebut Dinamika Wajar
Rekomendasi
Polisi di Jambi Tewas...
Polisi di Jambi Tewas Tertimpa Pohon Tumbang
Profil Tommy Kurniawan,...
Profil Tommy Kurniawan, Dulu Aktor Kini Tegur Ahmad Dhani dalam Sidang MKD
Cukai Rakyat Bisa Jadi...
Cukai Rakyat Bisa Jadi Solusi Pelaku Usaha Rokok Kecil di Madura
Berita Terkini
TNI Dikerahkan Jaga...
TNI Dikerahkan Jaga Kejaksaan, Ada Perseteruan Penegak Hukum?
Pengamat Soroti Putusan...
Pengamat Soroti Putusan Bawaslu yang Hentikan Dugaan Pelanggaran PSU Bengkulu Selatan
Rancangan Permenkes...
Rancangan Permenkes tentang Kesehatan Perlu Libatkan Semua Elemen
Tumpas: Premanisme Tak...
Tumpas: Premanisme Tak Laku jika Penegakan Hukum Berjalan Baik
Profil Eddie Marzuki...
Profil Eddie Marzuki Nalapraya, Jenderal TNI Berjuluk Bapak Pencak Silat yang Pernah Jabat Wagub Jakarta
Alexander Marwata Buka...
Alexander Marwata Buka Suara Soal Pimpinan KPK Tak Tetapkan Hasto Tersangka
Infografis
Bina Siswa Nakal di...
Bina Siswa Nakal di Barak Militer, Maarif Institut: Berpotensi Merusak Sistem Pendidikan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved