Hikmah Isra Mikraj Diharap Bisa Diimplementasikan dalam Kehidupan
loading...

Chairman Agoeslan Foundation, Danu Agoeslan, turut mengambil hikmah dari Isra Mikraj 27 Rajab 1442 H atau bertepatan dengan tanggal 11 Maret 2021 ini. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A
A
A
JAKARTA - Hari ini, umat muslim memperingati Isra Mikraj 27 Rajab 1442 H atau bertepatan dengan tanggal 11 Maret 2021. Chairman Agoeslan Foundation, Danu Agoeslan, turut mengambil hikmah dari Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW ini.
Baca juga: Isra Miraj, Momentum Ikhtiar Bersama Pulihkan Ekonomi RI
"Bagi kebanyakan umat Muslim, sudah tahu peristiwa Isra Mikraj merupakan perjalanan agung Nabi Muhammad menuju langit ketujuh untuk menerima perintah salat dari Allah SWT. Isra Miraj atau perjalanan Nabi Muhammad SAW menembus langit 7 tersebut terjadi pada suatu malam tanggal 27 Rajab," kata Danu, Kamis (11/3/2021).
![Hikmah Isra Mikraj Diharap Bisa Diimplementasikan dalam Kehidupan]()
Danu Agoeslan mengatakan, dalam kesempatan ini mari kita bersama sama merenungkan berbagai hal yang sudah di lakukan oleh bangsa Indonesia. Karena dari peristiwa isra miraj bisa kita mengerti dan menyadari bahwa penghuni alam semesta raya itu berbagai macam tidak hanya manusia saja mulai dari malaikat, binatang, gunung, laut dan sebagainya.
Baca juga: Fakhitah binti Abi Thalib, Saksi Sejarah Perjalanan Isra Mi'raj Nabi SAW
Kata Danu, di dalam Islam namanya ilmu microcosmos, macrocosmos dan metacosmos, kalau di ilmu science diawali dengan teori Albert Einstein yaitu micro dan macrocosmos yang melahirkan Theory of Everything karya Stephen Hawking dan di dalam ilmu Jawa namanya ilmu Tridaya, yaitu Cipta, Rasa dan Karsa.
"Itulah sebabnya, umumnya orang-orang tua dahulu sering mengatakan, apabila kita bisa menyelaraskan 3 komponen kata di atas, maka kita akan bisa merasakan nikmatnya kehidupan. Ketiga komponen (cipta, rasa dan karsa) tersebut merupakan bagian dari sistem kebudayaan Nusantara yang tak terpisahkan dari bingkai utamanya, yaitu spiritualitas," jelasnya.
Danu juga berbicara tentang kekhawatirannya dengan adanya potensi gempa megathrust, potensi meletusnya gunung berapi aktif, tsunami 20 meter di sebelah barat, 12 meter di timur dan di tengah tengah sekitar 4-4,5 meter yang dibahas oleh pemerintah dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) Tahun 2021 kemarin.
"Seharusnya ini menjadi momen bagi kita sebagai bangsa untuk merenung apakah kita sudah melakukan hal hal baik terhadap sesama, terhadap alam maupun hal hal lainnya serta kembali ke akar budaya kita agar Indonesia bisa terhindar dari bencana alam," ungkapnya.
Karena itu menurut dia, ini sebetulnya peringatan bagi kita semua dari semesta alam sebagai sebuah bangsa agar menjadi bahan renungan, bahan introspeksi serta bersama sama bermuhasabah.
"Baik itu masyarakatnya maupun pemerintahnya bahwa semesta alam sudah marah dan memberikan peringatan terhadap perbuatan kita. Mari kita sama sama introspeksi dan berdoa agar Indonesia diselamatkan dari bencana alam," tutupnya.
Baca juga: Isra Miraj, Momentum Ikhtiar Bersama Pulihkan Ekonomi RI
"Bagi kebanyakan umat Muslim, sudah tahu peristiwa Isra Mikraj merupakan perjalanan agung Nabi Muhammad menuju langit ketujuh untuk menerima perintah salat dari Allah SWT. Isra Miraj atau perjalanan Nabi Muhammad SAW menembus langit 7 tersebut terjadi pada suatu malam tanggal 27 Rajab," kata Danu, Kamis (11/3/2021).

Danu Agoeslan mengatakan, dalam kesempatan ini mari kita bersama sama merenungkan berbagai hal yang sudah di lakukan oleh bangsa Indonesia. Karena dari peristiwa isra miraj bisa kita mengerti dan menyadari bahwa penghuni alam semesta raya itu berbagai macam tidak hanya manusia saja mulai dari malaikat, binatang, gunung, laut dan sebagainya.
Baca juga: Fakhitah binti Abi Thalib, Saksi Sejarah Perjalanan Isra Mi'raj Nabi SAW
Kata Danu, di dalam Islam namanya ilmu microcosmos, macrocosmos dan metacosmos, kalau di ilmu science diawali dengan teori Albert Einstein yaitu micro dan macrocosmos yang melahirkan Theory of Everything karya Stephen Hawking dan di dalam ilmu Jawa namanya ilmu Tridaya, yaitu Cipta, Rasa dan Karsa.
"Itulah sebabnya, umumnya orang-orang tua dahulu sering mengatakan, apabila kita bisa menyelaraskan 3 komponen kata di atas, maka kita akan bisa merasakan nikmatnya kehidupan. Ketiga komponen (cipta, rasa dan karsa) tersebut merupakan bagian dari sistem kebudayaan Nusantara yang tak terpisahkan dari bingkai utamanya, yaitu spiritualitas," jelasnya.
Danu juga berbicara tentang kekhawatirannya dengan adanya potensi gempa megathrust, potensi meletusnya gunung berapi aktif, tsunami 20 meter di sebelah barat, 12 meter di timur dan di tengah tengah sekitar 4-4,5 meter yang dibahas oleh pemerintah dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) Tahun 2021 kemarin.
"Seharusnya ini menjadi momen bagi kita sebagai bangsa untuk merenung apakah kita sudah melakukan hal hal baik terhadap sesama, terhadap alam maupun hal hal lainnya serta kembali ke akar budaya kita agar Indonesia bisa terhindar dari bencana alam," ungkapnya.
Karena itu menurut dia, ini sebetulnya peringatan bagi kita semua dari semesta alam sebagai sebuah bangsa agar menjadi bahan renungan, bahan introspeksi serta bersama sama bermuhasabah.
"Baik itu masyarakatnya maupun pemerintahnya bahwa semesta alam sudah marah dan memberikan peringatan terhadap perbuatan kita. Mari kita sama sama introspeksi dan berdoa agar Indonesia diselamatkan dari bencana alam," tutupnya.
(maf)
Lihat Juga :