Tambang Emas Ilegal di Sulteng Longsor, BNPB: 3 Meninggal, 30 Masih Tertimbun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tanah longsor terjadi di lokasi tambang emas ilegal yang berlokasi di Desa Burangga, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong , Sulawesi Tengah (Sulteng), Rabu (24/2/2021) pukul 18.30 waktu setempat. Lokasi penambangan ini dikelola oleh warga yang berada di Dusun 5.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan longsor yang melanda lokasi penambangan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka yang melakukan aktivitas penambangan. Data BPBD Kabupaten Parigi Moutong per Kamis (25/2/2021) pukul 09.00 WIB, tiga warga dilaporkan meninggal dunia, 5 lainnya masih dalam pencarian. Sedangkan penambang yang selamat dari insiden ini berjumlah 15 orang. BPBD setempat masih melakukan pendataan terkait dampak tanah longsor.
BPBD Kabupaten Parigi Moutong telah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Sulteng, Basarnas, TNI, Polri, Dinas Sosial Provinsi Sulteng, PMI Kabupaten Parigi Moutong dan aparat desa setempat untuk melakukan evakuasi dan pendataan. Alat berat dikerahkan untuk mempercepat proses evakuasi.
Baca juga: Puluhan Penambang Emas di Parigi Moutong Tertimbun Longsor, 3 Orang Tewas Telah Dievakuasi
Longsor dipicu salah satunya intensitas hujan tinggi dan struktur tanah yang labil di lokasi penambangan. Hujan teridentifikasi terjadi sejak pukul 17.00 waktu setempat. Kemudian sekitar 30 menit kemudian, longsor mulai terjadi karena air dari talang mengalir menuju lubang galian. Pada saat itu, sebagian penambang telah menyelamatkan diri tapi sebagian lain tetap bertahan untuk mendulang pada sisi tumpukan dan sudut galian tanah yang terjal.
Berdasarkan laporan kronologi di lapangan, pengelola mengerahkan 4 ekskavator dengan sistem relay material sekitar pukul 08.00 pagi. Keempat ekskavator diperuntukkan 1 unit untuk penggalian dan sisanya memindahkan material ke talang untuk diolah.
Sebanyak 100 orang melakukan penambangan ke lubang galian. Pada sore hari, penambang terus berdatangan karena hasil emas di lubang galian cukup banyak, sehingga warga berhimpitan untuk mendapatkan material dengan diameter yang relatif tidak terlalu besar.
Baca juga: Tambang Emas di Parigi Moutong Longsor, Puluhan Penambang Emas Tertimbun
Sekitar pukul 18.30 Wita, warga mendulang tertimbun tanah tumpukan material yang berada pada sudut galian yang terjal dengan ketinggian material mencapai sekitar 20 meter, diperkirakan sekitar 30 orang tidak bisa menghindar dan terjatuh saat akan menyelamatkan diri.
Sementara itu, laporan dari petugas di lapangan, sekitar 30 orang tertimbun dan belum dapat dievakuasi. Hal tersebut disebabkan galian lubang yang cukup dalam. Di samping itu, air yang berada di lubang galian cukup besar dan tanah tumpukan material yang berada di lokasi kejadian.
Warga atau penambang yang berhasil dievakuasi segera diantar menuju Puskesmas Ampibabo. Selanjutnya warga meninggal dunia telah dibawa ke keluarga korban.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan longsor yang melanda lokasi penambangan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka yang melakukan aktivitas penambangan. Data BPBD Kabupaten Parigi Moutong per Kamis (25/2/2021) pukul 09.00 WIB, tiga warga dilaporkan meninggal dunia, 5 lainnya masih dalam pencarian. Sedangkan penambang yang selamat dari insiden ini berjumlah 15 orang. BPBD setempat masih melakukan pendataan terkait dampak tanah longsor.
BPBD Kabupaten Parigi Moutong telah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Sulteng, Basarnas, TNI, Polri, Dinas Sosial Provinsi Sulteng, PMI Kabupaten Parigi Moutong dan aparat desa setempat untuk melakukan evakuasi dan pendataan. Alat berat dikerahkan untuk mempercepat proses evakuasi.
Baca juga: Puluhan Penambang Emas di Parigi Moutong Tertimbun Longsor, 3 Orang Tewas Telah Dievakuasi
Longsor dipicu salah satunya intensitas hujan tinggi dan struktur tanah yang labil di lokasi penambangan. Hujan teridentifikasi terjadi sejak pukul 17.00 waktu setempat. Kemudian sekitar 30 menit kemudian, longsor mulai terjadi karena air dari talang mengalir menuju lubang galian. Pada saat itu, sebagian penambang telah menyelamatkan diri tapi sebagian lain tetap bertahan untuk mendulang pada sisi tumpukan dan sudut galian tanah yang terjal.
Berdasarkan laporan kronologi di lapangan, pengelola mengerahkan 4 ekskavator dengan sistem relay material sekitar pukul 08.00 pagi. Keempat ekskavator diperuntukkan 1 unit untuk penggalian dan sisanya memindahkan material ke talang untuk diolah.
Sebanyak 100 orang melakukan penambangan ke lubang galian. Pada sore hari, penambang terus berdatangan karena hasil emas di lubang galian cukup banyak, sehingga warga berhimpitan untuk mendapatkan material dengan diameter yang relatif tidak terlalu besar.
Baca juga: Tambang Emas di Parigi Moutong Longsor, Puluhan Penambang Emas Tertimbun
Sekitar pukul 18.30 Wita, warga mendulang tertimbun tanah tumpukan material yang berada pada sudut galian yang terjal dengan ketinggian material mencapai sekitar 20 meter, diperkirakan sekitar 30 orang tidak bisa menghindar dan terjatuh saat akan menyelamatkan diri.
Sementara itu, laporan dari petugas di lapangan, sekitar 30 orang tertimbun dan belum dapat dievakuasi. Hal tersebut disebabkan galian lubang yang cukup dalam. Di samping itu, air yang berada di lubang galian cukup besar dan tanah tumpukan material yang berada di lokasi kejadian.
Warga atau penambang yang berhasil dievakuasi segera diantar menuju Puskesmas Ampibabo. Selanjutnya warga meninggal dunia telah dibawa ke keluarga korban.
(abd)