Tingkat Keterisian Tempat Tidur RS Rujukan Covid-19 Berada di Titik Kritis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Abdul Kadir mengatakan saat ini tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Ratio (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 berada pada titik kritis. Salah satunya karena efek libur panjang pada Natal dan Tahun Baru 2021.
Baca Juga: Kasus COVID-19 Global Tembus 100 Juta, Dunia Kekurangan Vaksin
"Pada libur panjang yang baru-baru terjadi pada saat terjadi libur Natal dan Tahun Baru 2021, maka ini ada masalah kita. Karena baseline BOR kita itu sudah pada posisi 70-75%. Sehingga dengan kenaikan 20% kasus, maka ini kita tentunya berada pada titik kritis," ungkap Kadir dalam 'Update Peningkatan Kapasitas Rumah Sakit Tangani Pasien Covid-19', Rabu (27/1/2021).
Baca juga: Dokter Reisa Tak Bosan Bagikan Tips Cegah Penularan Covid-19: Pakai Masker yang Bener
Kadir pun membandingkan libur panjang pada Juli dan September 2020 lalu, kenaikan kasus masih bisa diimbangi dengan kapasitas tempat tidur di RS rujukan Covid-19 yang masih di kisaran angka 50-55%. “Pada libur panjang Juli dan September belum ada masalah karena jumlah kenaikan kasus masih bisa diimbangi oleh jumlah tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19. Karena pada saat itu BOR kita pada posisi 50-55%," kata Kadir.
Baca juga: Ini Pesan Satgas Covid-19 ke Raffi Ahmad Paska Vaksinasi Kedua
Namun, kata Kadir, kondisi saat ini sangat memprihatinkan. Karena kenaikan kasus Covid-19 tidak diimbangi dengan tingkat ketersediaan tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19. "Tentunya kita sangat-sangat prihatin, karena kita pada titik kritis dimana kenaikan kasus secara eksponensial tidak bisa diikuti dengan tingkat tempat tidur di rumah sakit rujukan kita, maka akan banyak yang tidak bisa mendapatkan perawatan di rumah sakit," katanya.
Dengan kondisi ini, Kadir mengatakan ada potensi angka kematian akibat Covid-19 terus meningkat."Dan tentunya, akan meningkatkan angka kematian akibat Covid-19 di negara kita," ungkapnya.
Baca Juga: Kasus COVID-19 Global Tembus 100 Juta, Dunia Kekurangan Vaksin
"Pada libur panjang yang baru-baru terjadi pada saat terjadi libur Natal dan Tahun Baru 2021, maka ini ada masalah kita. Karena baseline BOR kita itu sudah pada posisi 70-75%. Sehingga dengan kenaikan 20% kasus, maka ini kita tentunya berada pada titik kritis," ungkap Kadir dalam 'Update Peningkatan Kapasitas Rumah Sakit Tangani Pasien Covid-19', Rabu (27/1/2021).
Baca juga: Dokter Reisa Tak Bosan Bagikan Tips Cegah Penularan Covid-19: Pakai Masker yang Bener
Kadir pun membandingkan libur panjang pada Juli dan September 2020 lalu, kenaikan kasus masih bisa diimbangi dengan kapasitas tempat tidur di RS rujukan Covid-19 yang masih di kisaran angka 50-55%. “Pada libur panjang Juli dan September belum ada masalah karena jumlah kenaikan kasus masih bisa diimbangi oleh jumlah tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19. Karena pada saat itu BOR kita pada posisi 50-55%," kata Kadir.
Baca juga: Ini Pesan Satgas Covid-19 ke Raffi Ahmad Paska Vaksinasi Kedua
Namun, kata Kadir, kondisi saat ini sangat memprihatinkan. Karena kenaikan kasus Covid-19 tidak diimbangi dengan tingkat ketersediaan tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19. "Tentunya kita sangat-sangat prihatin, karena kita pada titik kritis dimana kenaikan kasus secara eksponensial tidak bisa diikuti dengan tingkat tempat tidur di rumah sakit rujukan kita, maka akan banyak yang tidak bisa mendapatkan perawatan di rumah sakit," katanya.
Dengan kondisi ini, Kadir mengatakan ada potensi angka kematian akibat Covid-19 terus meningkat."Dan tentunya, akan meningkatkan angka kematian akibat Covid-19 di negara kita," ungkapnya.
(zik)