3-6 Bulan ke Depan Indonesia Diprediksi Alami Masa Kritis Pandemi COVID-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyebut Indonesia tengah mengalami masa kritis pandemi COVID-19 dalam tiga sampai enam bulan ke depan. Perkiraan Dikcy ini berdasarkan semua indikator, termasuk angka kematian semakin meningkat.
"Respons tes, lacak, isolasi pemerintah dan 5M masyarakat dalam 3 bulan pertama ini akan menentukan arah dan pola pandemi di Indonesia," kata Dicky dalam keterangannya, Minggu (3/1/2021).
(Baca juga : 504 Tenaga Medis Wafat Akibat Covid-19, Jawa Timur Penyumbang Terbesar )
Dicky mengatakan, vaksin bukanlah solusi ajaib dalam penanganan COVID-19. Sebab, vaksin hanya salah satu cara untuk membangun kekebalan individual dan perlindungan masyarakat. ( )
"Harus diketahui bahwa tidak ada vaksin yang sempurna memberi perlindungan. Sebagian kecil penerima vaksin masih memungkinkan untuk tertular COVID hanya saja diharapkan dampaknya tidak terlalu parah," ujarnya.
(Baca juga : Perusahaan Akui Hasil Kemanjuran Vaksin COVID-19 China Beda-beda )
Dicky mengingatkan bahwa sejauh ini tidak ada pandemi yang selesai dengan vaksin. Ia pun mencontohkan pandemi cacar hingga polio yang berakhir dalam waktu yang lama.
"COVID pun sama, bukan berarti setelah disuntikan langsung hilang. Akan perlu bertahun-tahun untuk mencapai tujuan herd immunity," ujarnya.
(Baca juga : Dilarang Masuk, 13 Warga Negara Asing Datang ke RI Pakai Izin Dinas )
Ia menerangkan, pemberian vaksin COVID-19 harus mendapatkan izin dari BPOM. Dia memperkirakan jika izin sudah keluar, vaksinasi Covid-19 baru akan dilakukan pada pertengahan Januari 2021.
"Respons tes, lacak, isolasi pemerintah dan 5M masyarakat dalam 3 bulan pertama ini akan menentukan arah dan pola pandemi di Indonesia," kata Dicky dalam keterangannya, Minggu (3/1/2021).
(Baca juga : 504 Tenaga Medis Wafat Akibat Covid-19, Jawa Timur Penyumbang Terbesar )
Dicky mengatakan, vaksin bukanlah solusi ajaib dalam penanganan COVID-19. Sebab, vaksin hanya salah satu cara untuk membangun kekebalan individual dan perlindungan masyarakat. ( )
"Harus diketahui bahwa tidak ada vaksin yang sempurna memberi perlindungan. Sebagian kecil penerima vaksin masih memungkinkan untuk tertular COVID hanya saja diharapkan dampaknya tidak terlalu parah," ujarnya.
(Baca juga : Perusahaan Akui Hasil Kemanjuran Vaksin COVID-19 China Beda-beda )
Dicky mengingatkan bahwa sejauh ini tidak ada pandemi yang selesai dengan vaksin. Ia pun mencontohkan pandemi cacar hingga polio yang berakhir dalam waktu yang lama.
"COVID pun sama, bukan berarti setelah disuntikan langsung hilang. Akan perlu bertahun-tahun untuk mencapai tujuan herd immunity," ujarnya.
(Baca juga : Dilarang Masuk, 13 Warga Negara Asing Datang ke RI Pakai Izin Dinas )
Ia menerangkan, pemberian vaksin COVID-19 harus mendapatkan izin dari BPOM. Dia memperkirakan jika izin sudah keluar, vaksinasi Covid-19 baru akan dilakukan pada pertengahan Januari 2021.