10 Tahun Kepemimpinan Wali Kota Risma, Urai Kemacetan dengan SITS hingga Perbanyak Bangun Jalan
loading...
A
A
A
SURABAYA - Selama 10 tahun kepemimpinan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, arus lalu lintas di Kota Surabaya terus diperhatikan dan terus diurai. Berbagai terobosan dan inovasi telah diciptakannya, mulai membuat sistem SITS (Surabaya Intelegent Transport System) hingga memperbanyak pembangunan jalan.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat menjelaskan sejak tahun 2010, pihaknya telah merancang sistem SITS dengan memasang CCTV di hampir semua simpang jalan protokol. Program SITS ini merupakan transportasi berbasis intelegent yang menyimpan data-data lalu lintas, capture kondisi jalan raya secara realtime yang dapat dilihat dan dikontrol melalui ruang pusat control SITS di Terminal Bratang, Surabaya.
“Melalui sistem ini, kami bisa mengetahui titik kemacetan sekaligus penyebabnya. Bisa mendeteksi dengan cepat kejadian kecelakaan dan kriminalitas. Jadi, tujuan kami bagaimana orang bepergian itu bisa cepat dan tepat waktu, tanpa terkendala macet. Sistem ini terus kami kembangkan setiap tahunnya,” tegasnya.
Menariknya, masyarakat juga bisa mengetahui traffic lalu lintas di Surabaya melalui SITS Streaming atau SITS CCTV Surabaya. Sehingga masyarakat dapat memilih alternatif rute agar terhindar dari kemacetan atau adanya genangan akibat hujan. “Nah, pada tahun 2017, Dishub bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk menerapkan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) atau tilang elektronik, dengan merekam pelanggaran lalu lintas, parkir di jalan, dan bersepeda di trotoar. Ini terbukti sukses dengan adanya penurunan pelanggaran,” katanya.
Selanjutnya, sistem ini terus dikembangkan dengan adanya penambahan CCTV berbasis face recognition. Teknologi baru ini untuk menunjang sistem keamanan dan kenyamanan Kota Surabaya, bahkan CCTV ini bisa membantu menangani berbagai masalah yang terjadi di jalan raya, seperti kecelakaan tabrak lari dan beberapa kejadian kriminal di jalanan. “Jadi, pelaku akan mudah diidentifikasi ketika tertangkap kamera, karena sistem di kamera ini juga terkoneksi dengan database kependudukan, sehingga pelaku dapat ditindak dengan cepat,” ujarnya.
Selain itu, selama 10 tahun terakhir ini, Pemkot Surabaya juga terus mendorong warga untuk menggunakan transportasi massal dibanding kendaraan pribadi. Akhirnya, lahirlah Suroboyo Bus dengan inovasinya membayar tarif dengan sampah botol plastik. Suroboyo Bus ini sudah melayani berbagai rute di Surabaya, sehingga semakin mempermudah warga untuk mengaksesnya. “Ini salah satu kebijakan Bu Wali untuk menarik perhatian warga Surabaya supaya beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal. Melalui cara ini, maka secara otomatis kita sudah mengurangi beban arus lalu lintas di Surabaya,” tegasnya.
Di sisi yang lain, berbagai pembangunan infrastruktur jalan terus dibangun selama masa kepemimpinan Wali Kota Risma. Tentu ini untuk memecah arus lalu lintas supaya tidak tertumpu di satu jalan saja, namun ada beberapa alternatif jalan yang bisa dilalui, sehingga kemacetan bisa terurai.
Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati mengatakan selama 10 tahun kepemimpinan Wali Kota Risma, berbagai pembangunan jalan baru terus dilakukan dan jalan lama ditambah kapasitas atau lajurnya. Bahkan, di masa Wali Kota Risma berhasil merealisasikan berbagai pembangunan yang sudah ada sejak lama di master plan Surabaya, salah satunya Frontage Road Ahmad Yani sisi barat yang dimulai dari depan City of Tomorrow (Cito) hingga akhirnya tuntas di FR Wonokromo.
Awalnya, pembangunan frontage road sisi barat itu dimulai dengan pembebasan lahan sejak tahun 2010, dan pembangunan fisiknya dimulai sejak tahun 2012. “Jadi, pada 2012-2016 kita melakukan pembangunan fisik dari Cito hingga Royal Plaza sepanjang 4,7 kilometer. Kemudian sisanya dari depan Royal Plaza hingga frontage road Wonokromo sepanjang sekitar 1,2 kilometer tuntas di tahun 2019,” kata Erna di ruang kerjanya.
Selain itu, pihaknya juga menuntaskan pembangunan frontage road Jalan Ahmad Yani sisi timur. Bahkan, selama 10 tahun Wali Kota Risma, sudah menuntaskan pembangunan Jalan Merr yang merupakan salah satu rangkaian jalan arteri primer dan menjadi pintu gerbang Kota Surabaya di sisi timur. “Jalan Merr atau Jalan Ir. Soekarno ini panjangnya 10,75 kilometer yang dibangun sejak 1996, dan tuntas di masa Bu Risma,” tegasnya.
Jalan baru lainnya yang dibangun di masa Wali Kota Risma adalah Jalan Luar Lingkar Barat (JLLB), Jalan Luar Lingkar Timur (JLLT), Jalan Wiyung, Jalan Simpang Dukuh, Jalan Kedung Baruk, jalan akses TPA Benowo, jalan akses ke lapangan tembak dan berbagai jalan baru lainnya. Jika ditotal, pembangunan jalan baru selama Wali Kota Risma mencapai 259 kilometer.
“Kalau pembebasan lahannya mulai 2010-2020, kami sudah melakukan pembebasan lahan sebanyak 2.665 persil dengan luas 419.942 meter persegi, dan total nominalnya sebesar Rp 1,9 triliun lebih,” pungkasnya. (ADV)
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat menjelaskan sejak tahun 2010, pihaknya telah merancang sistem SITS dengan memasang CCTV di hampir semua simpang jalan protokol. Program SITS ini merupakan transportasi berbasis intelegent yang menyimpan data-data lalu lintas, capture kondisi jalan raya secara realtime yang dapat dilihat dan dikontrol melalui ruang pusat control SITS di Terminal Bratang, Surabaya.
“Melalui sistem ini, kami bisa mengetahui titik kemacetan sekaligus penyebabnya. Bisa mendeteksi dengan cepat kejadian kecelakaan dan kriminalitas. Jadi, tujuan kami bagaimana orang bepergian itu bisa cepat dan tepat waktu, tanpa terkendala macet. Sistem ini terus kami kembangkan setiap tahunnya,” tegasnya.
Menariknya, masyarakat juga bisa mengetahui traffic lalu lintas di Surabaya melalui SITS Streaming atau SITS CCTV Surabaya. Sehingga masyarakat dapat memilih alternatif rute agar terhindar dari kemacetan atau adanya genangan akibat hujan. “Nah, pada tahun 2017, Dishub bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk menerapkan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) atau tilang elektronik, dengan merekam pelanggaran lalu lintas, parkir di jalan, dan bersepeda di trotoar. Ini terbukti sukses dengan adanya penurunan pelanggaran,” katanya.
Selanjutnya, sistem ini terus dikembangkan dengan adanya penambahan CCTV berbasis face recognition. Teknologi baru ini untuk menunjang sistem keamanan dan kenyamanan Kota Surabaya, bahkan CCTV ini bisa membantu menangani berbagai masalah yang terjadi di jalan raya, seperti kecelakaan tabrak lari dan beberapa kejadian kriminal di jalanan. “Jadi, pelaku akan mudah diidentifikasi ketika tertangkap kamera, karena sistem di kamera ini juga terkoneksi dengan database kependudukan, sehingga pelaku dapat ditindak dengan cepat,” ujarnya.
Selain itu, selama 10 tahun terakhir ini, Pemkot Surabaya juga terus mendorong warga untuk menggunakan transportasi massal dibanding kendaraan pribadi. Akhirnya, lahirlah Suroboyo Bus dengan inovasinya membayar tarif dengan sampah botol plastik. Suroboyo Bus ini sudah melayani berbagai rute di Surabaya, sehingga semakin mempermudah warga untuk mengaksesnya. “Ini salah satu kebijakan Bu Wali untuk menarik perhatian warga Surabaya supaya beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal. Melalui cara ini, maka secara otomatis kita sudah mengurangi beban arus lalu lintas di Surabaya,” tegasnya.
Di sisi yang lain, berbagai pembangunan infrastruktur jalan terus dibangun selama masa kepemimpinan Wali Kota Risma. Tentu ini untuk memecah arus lalu lintas supaya tidak tertumpu di satu jalan saja, namun ada beberapa alternatif jalan yang bisa dilalui, sehingga kemacetan bisa terurai.
Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati mengatakan selama 10 tahun kepemimpinan Wali Kota Risma, berbagai pembangunan jalan baru terus dilakukan dan jalan lama ditambah kapasitas atau lajurnya. Bahkan, di masa Wali Kota Risma berhasil merealisasikan berbagai pembangunan yang sudah ada sejak lama di master plan Surabaya, salah satunya Frontage Road Ahmad Yani sisi barat yang dimulai dari depan City of Tomorrow (Cito) hingga akhirnya tuntas di FR Wonokromo.
Awalnya, pembangunan frontage road sisi barat itu dimulai dengan pembebasan lahan sejak tahun 2010, dan pembangunan fisiknya dimulai sejak tahun 2012. “Jadi, pada 2012-2016 kita melakukan pembangunan fisik dari Cito hingga Royal Plaza sepanjang 4,7 kilometer. Kemudian sisanya dari depan Royal Plaza hingga frontage road Wonokromo sepanjang sekitar 1,2 kilometer tuntas di tahun 2019,” kata Erna di ruang kerjanya.
Selain itu, pihaknya juga menuntaskan pembangunan frontage road Jalan Ahmad Yani sisi timur. Bahkan, selama 10 tahun Wali Kota Risma, sudah menuntaskan pembangunan Jalan Merr yang merupakan salah satu rangkaian jalan arteri primer dan menjadi pintu gerbang Kota Surabaya di sisi timur. “Jalan Merr atau Jalan Ir. Soekarno ini panjangnya 10,75 kilometer yang dibangun sejak 1996, dan tuntas di masa Bu Risma,” tegasnya.
Jalan baru lainnya yang dibangun di masa Wali Kota Risma adalah Jalan Luar Lingkar Barat (JLLB), Jalan Luar Lingkar Timur (JLLT), Jalan Wiyung, Jalan Simpang Dukuh, Jalan Kedung Baruk, jalan akses TPA Benowo, jalan akses ke lapangan tembak dan berbagai jalan baru lainnya. Jika ditotal, pembangunan jalan baru selama Wali Kota Risma mencapai 259 kilometer.
“Kalau pembebasan lahannya mulai 2010-2020, kami sudah melakukan pembebasan lahan sebanyak 2.665 persil dengan luas 419.942 meter persegi, dan total nominalnya sebesar Rp 1,9 triliun lebih,” pungkasnya. (ADV)
(alf)