Jelaskan Kasus CCTV ke Komnas HAM, Direktur PT Jasa Marga: 23 Unit Rusak

Senin, 14 Desember 2020 - 13:17 WIB
loading...
Jelaskan Kasus CCTV ke Komnas HAM, Direktur PT Jasa Marga: 23 Unit Rusak
Direktur Utama (Dirut) PT Jasa Marga Subakti Syukur selesai memberikan konfirmasi kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terkait dengan matinya CCTV di Tol Jakarta-Cikampek Kilometer 50. Foto/riezky maulana
A A A
JAKARTA - Direktur Utama (Dirut) PT Jasa Marga Subakti Syukur selesai memberikan konfirmasi kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terkait dengan matinya CCTV di Tol Jakarta-Cikampek Kilometer 50. Diketahui lokasi tersebut menjadi lokasi adu tembak antara polisi dan laskar FPI.

Pantauan di lokasi, Subakti selesai memberikan konfirmasi sekira pukul 12.00 WIB. Dia dimintai keterangan selama kurang lebih 2 jam lamanya. Dia menjelaskan, terdapat 23 CCTV yang tidak berfungsi secara maksimal mulai dari Minggu (6/12/2020) pukul 17.00 WIB hingga Senin (7/12/2020) pukul 04.00 WIB. Ke-23 CCTV tersebut terbentang dari kilometer 49 hingga kilometer 72. "Kemarin memang kebetulan terganggu CCTV-nya. Pengiriman datanya terganggu. Hanya 23 CCTV dari KM 49 sampai KM 72, itu hanya dilajur," kata Subakti di Gedung Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/12/2020). (Baca juga: Hari Ini, Komnas HAM Panggil Kapolda Metro Jaya Terkait Kasus 6 Laskar FPI)

Dia menuturkan, secara keseluruhan, CCTV yang dimiliki oleh Jasa Marga di Tol Jakarta-Cikampek berjumlah 277 unit. Menurutnya, selain CCTV yang ada di kilometer tersebut, pengiriman data berjalan seperti biasa. "CCTV kita semua berfungsi. Jadi CCTV kita di Tol Jakarta-Cikampek itu ada 277 CCTV. Kalau di gerbang di lain-lainnya semua ada. Jadi ya hanya sekitar 23 (yang pengirimannya terganggu)," katanya. (Baca juga: Penuhi Panggilan Komnas HAM, Dirut PT Jasa Marga Tak Banyak Komentar)

Dia berdalih, CCTV sebenarnya hendak diperbaiki pada saat itu juga. Akan tetapi, lantaran kondisi lajur hujan, perbaikan sedikit terganggu. "Hanya pengiriman datanya berapa jam itu terganggu. Karena waktu mau perbaikan hujan, karena itukan harus dideteksi pakai suatu alat, sehingga perlu waktu. Kemudian beberapa jam kemudian sekitar 24 jam sudah berfungsi lagi," tuturnya.

(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1513 seconds (0.1#10.140)