SMRC: Bansos Belum Tepat Sasaran

Selasa, 12 Mei 2020 - 13:56 WIB
loading...
SMRC: Bansos Belum Tepat Sasaran
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Edi Suharto (kanan) menyerahkan secara simbolis bantuan paket sembako kepada jemaat GPIB Torsina di Kelurahan Cipinang, Jakarta, Minggu (10/5/2020). Foto/SINDOnews/Eko Purwanto
A A A
JAKARTA - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menemukan bahwa bantuan sosial ( bansos ) yang diberikan pemerintah dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19 belum efektif. Diduga banyak orang yang tidak berhak justru menerima.

Survei ini dilakukan pada 5-6 Mei 2020 dengan jumlah responden 1.235 orang. Margin of error survei ini 2,9 persen. Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas mengungkapan, sebanyak 49 persen responden menyatakan bansos belum mencapai sasaran.

"Sementara yang menilai sudah mencapai sasaran lebih sedikit, yakni 37 persen," ujarnya dalam rilis survei bertajuk Wabah Covid-19: Efektivitas Bantuan Sosial, Selasa (12/5/2020).

Abbas menerangkan, temuan itu cukup mengkhawatirkan mengingat besarnya dana yang dikucurkan pemerintah. Bansos itu akan berarti jika mampu menjangkau masyarakat yang membutuhkan dalam kondisi ekonomi yang memprihatinkan. (Baca Juga: Kemensos Salurkan 362 Bantuan Sembako Presiden di Kelurahan Cipinang).

Berdasarkan survei, bansos dianggap tidak tepat sasaran karena ada warga yang berhak tapi belum menerima. Angkanya mencapai 60 persen responden. Sedangkan 29 persen responden menyatakan bansos diberikan kepada yang tidak berhak.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2019, ada 34 persen warga yang layak menerima bansos. Mereka terdiri dari yang berada di bawah garis kemiskinan 9,41 persen dan sedikit di atas garis kemiskinan sebanyak 24,97 persen.

"Menurut temuan penelitian ini baru 21 persen warga yang menerima. Berarti ada 13 persen yang belum menerima atau sekitar 35 juta orang dari populasi nasional pada 2020 yang diproyeksi berjumlah 271 juta jiwa," tutur Abbas.

Abbas menilai 13 persen warga itu mendesak untuk mendapatkan bantuan. "Ini persoalan serius karena mereka tak menerima bantuan bisa kelaparan, tak mampu berobat dan bayar kontrakan, serta persoalan-persoalan mendesak lainnya," pungkasnya.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1872 seconds (0.1#10.140)