Imbauan Satgas Covid-19: Hindari Kerumunan Massa

Sabtu, 21 November 2020 - 06:31 WIB
loading...
Imbauan Satgas Covid-19:...
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo. Foto: dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 meminta agar masyarakat benar-benar mempertimbangkan saat melakukan kerumunan massa. Ancaman Covid-19 merupakan ancaman nyata sehingga setiap warga harus menerapkan protokol kesehatan.



Peringatan itu dikeluarkan setelah muncul kluster baru penularan Covid-19 dari kerumunan massa penyambut kedatangan Habib Rizieq Shihab (HRS). Dari hasil uji swab diketahui muncul kluster Petamburan, Mega Mendung, dan Tebet. (Baca: Mewaspadai Cita Rasa Dunia: Indah tapi Beracun)

Petamburan adalah daerah kediaman HRS yang di lokasi tersebut diadakan penyambutan atas kedatangan HRS dan resepsi pernikahan putri Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu. Dari kluster muncul 7 orang positif Covid-19 dari 15 orang yang diperiksa secara acak. Adapun Mega Mendung, Bogor, adalah merupakan salah satu titik yang dihadiri HRS. Dari kluster ini diketahui ada 20 orang positif dari 559 sampel yang diperiksa. Adapun di Tebet, Jakarta Timur, diketahui ada 50 orang yang menghadiri kegiatan keagamaan HRS positif Covid-19.

Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengimbau seluruh massa yang melakukan penjemputan Habib Rizieq Shihab di Bandara Soekarno-Hatta dan yang mengikuti Maulid Nabi di Tebet serta di Mega Mendung dan acara terakhir di Petamburan dengan kesadaran diri melakukan tes Covid-19. Pasalnya dari kegiatan yang menimbulkan kerumunan itu, Satgas mencatat adanya kluster baru penularan di mana pada tahap awal ini ada 77 orang dari 3 kegiatan tersebut yang positif Covid-19.

“Pemeriksaan di puskesmas tanpa dipungut biaya. Pemeriksaan ini sangat penting agar diketahui lebih dini. Jika ada yang positif bisa segera melakukan isolasi dan tempat isolasi disiapkan pemerintah. Silakan dengan kesadaran dan keikhlasan memeriksakan diri ke puskesmas demi memutus mata rantai penularan untuk keselamatan bersama,” ujar Doni.

Dia mengatakan Satgas Covid-19 terus berupaya memastikan bahwa kerumunan HRS tidak menimbulkan kedaruratan baru. Saat ini Satgas bergerak cepat dengan mengirim sedikitnya 2.500 swab antigen kepada jaringan puskesmas di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. “Hari ini kami telah menyalurkan 2.500 swab antigen ke seluruh puskesmas yang berada di daerah-daerah yang berpotensi terjadi peningkatan kasus di DKI, Banten, dan Jabar,” tambah Doni. (Baca juga: Januari 2021, Sekolah Boleh Gelar Tatap Muka)

Dia menyatakan kerumunan massa sangat berpotensi menjadi area baru penyebaran Covid-19. Individu masyarakat harus sadar akan bahaya tersebut. “Masyarakat harus mulai sadar bahwa ancaman Covid-19 nyata dan terus meningkatkan pemahaman akan virus ini baik tentang cara penyebaran dan cara pencegahannya,” katanya.

Doni menceritakan pengalaman sebelumnya saat kegiatan pertemuan Jamaah Tabligh di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, pada bulan Maret 2020. Kegiatan tersebut menjadi kluster penyebaran Covid-19 dengan ribuan korban.

“Akibat kegiatan itu ribuan orang terpapar Covid-19. Baik yang berasal dari Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Selatan maupun peserta dari Pulau Jawa,” ujarnya.

Pada bulan Juni 2020 saat berkunjung ke Banjarmasin, Kepala Dinas Kesehatan Kalsel menyampaikan bahwa ada 2.000 peserta asal Kalimantan Selatan yang ikut kegiatan Jamaah Tabligh di Gowa, Sulawesi Selatan. Dari 2.000 itu baru 900 orang yang melaporkan diri.

“Penjelasan dari Kepala Dinas Kesehatan Kalsel kepada saya bahwa tanggal 7 Juni 2020 ada korban 68 orang meninggal berasal dari mereka yang ikut kegiatan tersebut. Itulah yang membuat Kalsel menjadi zona merah, salah satu dari delapan provinsi dengan kasus tertinggi ketika itu,” ungkap Doni.

Oleh karenanya harus dipahami Covid-19 ini adalah ancaman nyata. Bukan konspirasi dan bukan rekayasa. Mereka yang menjadi korban adalah lansia, komorbid (penderita penyakit bawaan hipertensi, diabetes, jantung, ginjal, dan sejumlah penyakit penyerta lainnya). (Baca juga: Jangan Kendor, Olahraga Harus Tetap Dilakukan Pada Masa Pandemi)

“Cara penularannya melalui droplet dan juga aerosol, yaitu udara yang keluar pada saat kita berbicara. Makanya kita selalu diminta untuk menggunakan masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan supaya tangan kita tidak menyentuh bagian dari wajah. Ini yang harus kita perhatikan,” ungkap Doni.

Sementara itu jumlah kasus positif Covid-19 secara nasional terus bertambah. Kemarin pasien terkonfirmasi terinfeksi virus korona bertambah 4.792 sehingga akumulasinya sebanyak 488.310 orang. Penambahan jumlah ini merupakan hasil tracing melalui pemeriksaan sebanyak 41.955 spesimen yang dilakukan dengan metode real time polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM).

Data penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia kini dipublikasikan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di https://www.covid19.go.id dan laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) https://www.kemkes.go.id/. Selain itu dilaporkan kasus yang sembuh dari Covid-19 hari ini tercatat bertambah 3.940 sehingga totalnya menjadi 410.552 orang.

Sementara jumlah yang meninggal bertambah 78 atau menjadi 15.678 orang. Adapun sebanyak 63.074 orang menjadi terduga Covid-19. Sebelumnya, pada Kamis (19/11), kasus positif Covid-19 di Indonesia berjumlah 483.518 orang. Untuk kasus yang sembuh sebanyak 406.612 orang, sedangkan jumlah yang meninggal sebanyak 15.600 orang. (Baca juga: Angkatan Laut AS Ingin Bentuk Armada Baru di Dekat Singapura)

Kapolda Metro Jaya Akan Tegakkan Prokes dengan Keras

Salus populi suprema lex esto, keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi. Itulah kalimat pertama yang diucapkan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran saat menggelar jumpa pers perdana di Jakarta kemarin.

Kapolda Metro Jaya menegaskan, keselamatan rakyat yang paling utama. Jadi siapa pun yang mengganggu keselamatan masyarakat akan ditindak tegas oleh jajarannya. "Polri adalah pelindung dan pengayom masyarakat hingga Polri hadir dalam menyelamatkan jiwa masyarakat. (Untuk) siapa pun yang mengganggu keselamatan jiwa masyarakat akan saya lakukan penegakan hukum yang tegas,” tandas mantan Kapolda Jawa Timur itu.

Selain tindakan tegas, Fadil juga memastikan akan melakukan pencegahan secara keras atau preventive strike. Upaya ini diambil karena Jakarta belum aman dari Covid-19. "Data WHO juga menyebutkan, 59% kasus Covid-19 terjadi di Pulau Jawa dan angka terbesar yang terkonfirmasi positif adalah DKI Jakarta. Jadi ada dasarnya," kata Fadil. (Lihat videonya: Siswi SD di Gowa Buta Usai Belajar Daring 4 Jam)

Di samping itu, angka penularan Covid-19 di Jakarta juga masih berkisar di angka 1. Artinya 1 pasien Covid-19 bisa menulari minimal 1 orang lainnya. "Oleh sebab itu, berdasarkan dengan data ini, siapa pun yang melakukan pelanggaran protokol kesehatan akan kami tindak dengan tegas," katanya.

Diketahui, tampuk kepemimpinan Polda Metro Jaya resmi berpindah setelah Kapolri Jenderal Pol Idham Azis melantik Irjen Pol Fadil Imran menggantikan Irjen Pol Nana Sudjana. Idham juga melantik Irjen Pol Ahmad Dofiri sebagai Kapolda Jawa Barat menggantikan Irjen Rudy Sufahriadi. Kedua pejabat lama diketahui dicopot sebagai imbas terjadinya kerumunan di acara Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab. (Binti Mufarida/Helmi Syarif)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0997 seconds (0.1#10.140)