Menebak Peran Habib Rizieq Shihab di Dunia Politik

Sabtu, 14 November 2020 - 14:06 WIB
loading...
Menebak Peran Habib Rizieq Shihab di Dunia Politik
Habib Rizieq Shihab. Foto/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Sejak Selasa 10 November 2020, Habib Rizieq Shihab berada di Indonesia. Selama 3,5 tahun, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu menetap di Arab Saudi.

Setelah tiba di kediamannya, Jalan Petamburan III, Gang Paksi, Jakarta Pusat, Habib Rizieq menerima kunjungan sejumlah tokoh. Mulai dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan , Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain, Pendiri Partai Ummat Amien Rais, dan seorang Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Marwan Batubara.

Kemudian, Pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga telah melakukan silaturahim ke kediaman Habib Rizieq . Hadir dalam pertemuan tersebut, Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Aljufrie, Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan, Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsy, dan Bendahara Umum Mahfudz Abdurrahman.

Sekadar diketahui, di Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019 lalu, Habib Rizieq berada di barisan pendukung Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sehingga, kepulangan Habib Rizieq itu pun menimbulkan tanda tanya.

( ).

Salah satu pertanyaannya adalah apakah Habib Rizieq akan memainkan peran di dunia politik Tanah air ke depannya? Sebab, Rizieq cukup dekat dengan para tokoh oposisi alias yang berseberangan dengan Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

Pengamat Politik dari Universitas Jayabaya Igor Dirgantara dan Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Kunto Adi Wibowo menilai Habib Rizieq bakal memainkan peran dalam dunia politik tanah air ke depan.

"Ya. Habib Rizieg Shihab (HRS) akan memainkan peran politik di Indonesia sampai nanti 2024, sebagai oposisi reborn bersama Gatot Nurmantyo (GN)," ujar Igor Dirgantara kepada SINDOnews, Kamis (12/11/2020).

Kata Igor, salah satu peran yang bisa dimainkan Habib Rizieq adalah membantu dan bersinergi dengan perjuangan Gatot Nurmanto dan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dalam mengkritisi kebijakan Pemerintahan Jokowi. "Jika hal ini dilakukan, maka Gatot Nurmantyo dan HRS merupakan paduan dua tokoh kekuatan politik besar, yaitu Militer dan Islam," ujar Igor yang juga sebagai Director Survey and Polling Indonesia (SPIN) ini.

Igor mengatakan, GN dan HRS bisa menjadi simbol duet gerakan moral dan oposisi yang konstruktif dengan jumlah pengikut yang besar dan real. "Bukan seperti buzzer yang hanya bisa bikin rame di medsos tapi sebenarnya enggak ada pengikutnya," ungkap Igor.

Dia menuturkan, Pemerintah Jokowi bisa saja menguasai mayoritas parpol di DPR. "Tetapi kepulangan HRS adalah embrio dari konsolidasi kekuatan oposisi non-parlemen bersama GN," ungkapnya.

Igor pun membeberkan ada tiga indikasi penting. Pertama, kata dia, kepulangan HRS mendapat cukup antusiasme kelompok Islam. Kedua, lanjut dia, kunjungan langsung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke tempat HRS di Petamburan.

"Anies Baswedan dan Gatot Nurmantyo adalah tokoh sipil (kepala daerah) dan tokoh militer yang paling di-support oleh komunitas muslim di luar pemerintahan untuk maju di Pilpres 2024," tutur Igor.

Ketiga, kata Igor, ketidakhadiran GN sebagai mantan Panglima TNI untuk menerima penghargaan Bintang Mahaputera di Istana Negara. "Otomatis ini berarti penolakan GN atas Bintang Jasa dari Presiden Jokowi tersebut. Dan ini menunjukkan satu posisi sikap oposisi dan kritiknya terhadap kebijakan pemerintah saat ini, seperti misalnya soal penanganan Covid-19," pungkas Igor.

Hal senada diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Kunto Adi Wibowo. "Kemungkinan besar dia akan memainkan peran dalam dunia politik di masa depan di Indonesia. Tapi dia tentu akan menolak untuk bergabung pada partai politik tertentu," ujar Kunto dihubungi SINDOnews secara terpisah.
Menebak Peran Habib Rizieq Shihab di Dunia Politik

Dengan tidak masuk ke sebuah partai politik, kata dia, Habib Rizieq akan lebih lincah bermain dalam kerangka ormas. "Begitu dia masuk politik, maka saya menduga dia akan khawatir soal istilahnya kemurnian gerakannya atau kemurnian perjuangannya. Itu sudah terlihat ketika Masyumi Reborn ini meminang Habib Rizieq dan Habib Rizieq menolaknya, itu yang pertama," kata Kunto.

( ).

Kemudian, dia memberikan contoh gerakan nasionalisme di India yang lebih ke agama. Istilahnya, kata dia, Hindu Nasionalism. "Jadi sangat mungkin gerakan-gerakan politik kanan mentok nasionalisme di Indonesia juga akan tumbuh, apalagi sekarang ada banyak ketidakpuasan terhadap Pemerintahan Jokowi misalnya soal Omnibus Law, kemudian penanganan corona," ungkap Kunto.

Bahkan, kata dia, sempat muncul sentimen agama dalam penanganan Covid-19 atau virus corona di Indonesia. "Ketika di awal-awal masjid ditutup, sementara berapa mal dibuka, ini tentu akan mengundang sentimen agama yang kuat dan itu bisa digabung dengan nasionalisme," katanya.

Selain itu, kata dia, massa FPI bisa menjadi rebutan bagi partai-partai politik di Pemilu 2024. "Entah itu parpol Islam maupun parpol yang sekuler nasionalis sekalipun, karena ada kekuatan massa di situ yang bisa digerakkan dan riil," pungkasnya.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1851 seconds (0.1#10.140)