Pemulihan Ekonomi Lambat, DPR Ingatkan Pemerintah Tak Umbar Optimisme
loading...

Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia lebih lambat jika dibandingkan negara-negara lain. FOTO/DOK.dpr.go.id
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan mengakui bahwa perekonomian Indonesia membaik, tapi jika dibandingkan negara-negara lain ternyata pemulihan ekonomi Indonesia lebih lambat. Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 masih minus, yakni -3,49%.
"Dari sisi persentase kenaikan pertumbuhan ekonomi, Indonesia jauh lebih kecil angkanya dibanding negara-negara lain. Tingkat perbaikan itu hanya mencapai 34,4%. Sedangkan negara-negara yang menjadi mitra dagang utama Indonesia naiknya lebih cepat, seperti China 53,1% dari 3,2% menjadi 4,9%. Pun, AS yaitu 67,8% dari -9 persen menjadi -2,9%," kata politikus Partai Gerindra dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (13/11/2020).
"Lalu, ada Singapura 47,4% dari -13,3% jadi -7%, Korea Selatan 51,9% dari -2,7% jadi -1,3%. Selanjutnya, Vietnam 550% dari 0.4 persen jadi 2,6%, Hong Kong 62,2% dari -9% jadi -3,4% dan Uni Eropa 71,9% dari -13,9% jadi -3,9%,” kata Hergun, sapaan akrabnya. (Baca juga: Indonesia Resmi Resesi, BPS: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III/2020 Minus 3,49% )
Ia menjelaskan, data tersebut membuktikan bahwa ternyata pemulihan ekonomi Indonesia jauh lebih lambat dibanding negara-negara yang merupakan mitra dagang Indonesia. Baik dengan negara yang pertumbuhan ekonominya sama-sama masih negatif atau minus, atau pun negara-negara yang sudah lebih dulu positif.
Karena itu, Hergun mengingatkan kepada pemerintah untuk tidak mengumbar optimisme kepada masyarakat, tanpa adanya perbaikan kebijakan yang jelas dan terukur, agar perekonomian Indonesia kembali bangkit. "Kami mengingatkan kepada pemerintah agar tak selalu mengumbar optimisme kepada masyarakat tanpa adanya perbaikan kebijakan. Tujuannya yaitu mendorong ekonomi lebih baik lagi. Terlebih, ini menjadi bukti bahwa efektivitas kebijakan pemerintah belum berdampak ke ekonomi," kata Hergun.
"Dari sisi persentase kenaikan pertumbuhan ekonomi, Indonesia jauh lebih kecil angkanya dibanding negara-negara lain. Tingkat perbaikan itu hanya mencapai 34,4%. Sedangkan negara-negara yang menjadi mitra dagang utama Indonesia naiknya lebih cepat, seperti China 53,1% dari 3,2% menjadi 4,9%. Pun, AS yaitu 67,8% dari -9 persen menjadi -2,9%," kata politikus Partai Gerindra dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (13/11/2020).
"Lalu, ada Singapura 47,4% dari -13,3% jadi -7%, Korea Selatan 51,9% dari -2,7% jadi -1,3%. Selanjutnya, Vietnam 550% dari 0.4 persen jadi 2,6%, Hong Kong 62,2% dari -9% jadi -3,4% dan Uni Eropa 71,9% dari -13,9% jadi -3,9%,” kata Hergun, sapaan akrabnya. (Baca juga: Indonesia Resmi Resesi, BPS: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III/2020 Minus 3,49% )
Ia menjelaskan, data tersebut membuktikan bahwa ternyata pemulihan ekonomi Indonesia jauh lebih lambat dibanding negara-negara yang merupakan mitra dagang Indonesia. Baik dengan negara yang pertumbuhan ekonominya sama-sama masih negatif atau minus, atau pun negara-negara yang sudah lebih dulu positif.
Karena itu, Hergun mengingatkan kepada pemerintah untuk tidak mengumbar optimisme kepada masyarakat, tanpa adanya perbaikan kebijakan yang jelas dan terukur, agar perekonomian Indonesia kembali bangkit. "Kami mengingatkan kepada pemerintah agar tak selalu mengumbar optimisme kepada masyarakat tanpa adanya perbaikan kebijakan. Tujuannya yaitu mendorong ekonomi lebih baik lagi. Terlebih, ini menjadi bukti bahwa efektivitas kebijakan pemerintah belum berdampak ke ekonomi," kata Hergun.
Lihat Juga :