Perjuangan Ganjar Pranowo Menembus Akses Dusun Terisolir di Banyumas Akibat Banjir

Selasa, 03 November 2020 - 21:02 WIB
loading...
Perjuangan Ganjar Pranowo Menembus Akses Dusun Terisolir di Banyumas Akibat Banjir
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat meninjau Dusun Grumbul Nusapule Desa Plangkapan Kecamatan Tambak ,Banyumas terisolir karena banjir. FOTO : Dok Humas Pemprov Jateng
A A A
BANYUMAS - Dusun Grumbul Nusapule Desa Plangkapan Kecamatan Tambak Banyumas terisolir karena terendam banjir. Akibatnya, sebanyak 120 warga yang ada di dusun itu kesulitan beraktivitas karena satu-satunya akses jalan terendam banjir.Bahkan rumah-rumah warga yang ada di dusun itu juga tergenang. Ketinggian air berkisar antara 40-80 cm.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang meninjau lokasi banjir di Kebumen menyempatkan diri mampir di dusun itu pada Selasa (3/11/2020). Tujuannya untuk memastikan kondisi masyarakat yang ada di sana aman. Untuk menuju dusun Grumbul Nusapule, Ganjar harus menaiki perahu kayu yang didayung menggunakan bambu.

Jarak yang ditempuh dari desa terdekat sekitar 10 menit dengan menggunakan perahu itu. Perahu menjadi akses yang paling aman, mengingat jalan menuju lokasi dusun terendam banjir cukup tinggi.

Setibanya di lokasi, Ganjar yang didampingi Bupati Banyumas, Achmad Husein berdialog dengan warga. Setelah memastikan semua aman, Ganjar mencoba mencari solusi dengan menggali informasi dari warga. Menurut keterangan salah satu warga, Muhroni,70, dusun itu selalu banjir saat musim penghujan. Namun saat kemarau, masyarakat sekitar kesulitan mendapatkan air bersih.

"Setiap hujan pasti banjir, kalau banjir ya aktivitas warga pakai perahu. Soalnya kalau jalan nggak bisa, jalannya tergenang," katanya.

Meski begitu, warga masih memilih bertahan di tempat itu. Alasannya, rumah mereka belum tergenang. "Nggak ngungsi, karena rumahnya belum kebanjiran. Semua warga disini bertahan, kebutuhan makan ya seadanya," imbuhnya.

Namun setiap musim kemarau, Muhroni menerangkan warga desa kesulitan mendapatkan air bersih. Sehingga, untuk pemenuhan sehari-hari, warga harus membeli air bersih itu.

Mendengar itu, Ganjar kemudian mengusulkan agar area persawahan yang membentang luas di sekeliling desa, yang setiap hujan selalu banjir untuk dibuat embung. Sebab, kontur area di sana berupa cekungan dan selalu banjir saat musim penghujan.

"Karena ini daerah cekungan, tadi saya usulkan pada Kades dan warga, kenapa tidak dibuat embung sekalian. Apalagi kalau kemarau katanya airnya beli, dan saat hujan selalu kebanjiran. Tadi katanya, setahun bisa banjir dua kali," katanya.

Menurutnya, dengan pembuatan embung maka bencana banjir akan tertangani. Hujan akan ditampung dan dapat diolah sebagai sumber air bersih saat musim kemarau tiba. Apalagi, warga di dusun itu hanya 30 kk, sehingga kebutuhan air pasti bisa terpenuhi dengan dibangunnya embung itu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1977 seconds (0.1#10.140)