Lawatan Mike Pompeo Tindaklanjuti Kunjungan Prabowo ke AS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat Mike Pompeo membawa sejumlah agenda penting Negeri Adidaya saat melawat ke Indonesia. Sebab AS memahami benar posisi strategis Indonesia di kawasan Asia Tenggara.
Pengamat politik Idil Akbar mengatakan secara normatif kunjungan ini untuk menjalin kerja sama bilateral antara Amerika dan Indonesia. Dia menduga kunjungan itu sebagai balasan atas “mendaratnya” Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto di Amerika beberapa waktu lalu. Prabowo sempat ke Pentagon dan bertemu dengan Menhan Amerika Mark Esper pada 16 Oktober lalu.
“Paling ada pengaruh dengan Menhan (Prabowo) yang datang ke Amerika Serikat. Ada pembicaraan tentang Alutsista dan kerja sama militer. Dalam konteks politik, ini bagian dari ‘perintah’ presiden Amerika untuk menindaklanjuti,” ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Kamis malam (30/10/2020).
(Baca: Pompeo: China Adalah Ancaman Terbesar bagi Kebebasan Beragama)
Kunjungan mantan Direktur Centra Intelligence Agency (CIA) itu dikaitkan dengan tensi politik di Laut Natuna Utara. Bahkan, Pompeo sempat menyinggung kedaulatan Indonesia di perairan yang menjadi sengketa beberapa negara Asia Tenggara dengan China dalam konferensi pers bersama Menlu Indonesia, Retno Marsudi.
Amerika diduga khawatir dengan kedekatan Indonesia dengan China. Idil meyakini Indonesia tidak akan ikut blok mana pun karena masih memegang teguh prinsip politik luar negeri bebas-aktif.
“Artinya, Indonesia akan tetap mau bekerja sama dengan siapapun. Kalau memang pengaruh secara global, saya sih tidak sampai ke arah itu menjadi pembahasan serius walaupun itu (tetap) menjadi agenda,” kata dosen Universitas Padjadjaran ini.
Pengamat politik Idil Akbar mengatakan secara normatif kunjungan ini untuk menjalin kerja sama bilateral antara Amerika dan Indonesia. Dia menduga kunjungan itu sebagai balasan atas “mendaratnya” Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto di Amerika beberapa waktu lalu. Prabowo sempat ke Pentagon dan bertemu dengan Menhan Amerika Mark Esper pada 16 Oktober lalu.
“Paling ada pengaruh dengan Menhan (Prabowo) yang datang ke Amerika Serikat. Ada pembicaraan tentang Alutsista dan kerja sama militer. Dalam konteks politik, ini bagian dari ‘perintah’ presiden Amerika untuk menindaklanjuti,” ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Kamis malam (30/10/2020).
(Baca: Pompeo: China Adalah Ancaman Terbesar bagi Kebebasan Beragama)
Kunjungan mantan Direktur Centra Intelligence Agency (CIA) itu dikaitkan dengan tensi politik di Laut Natuna Utara. Bahkan, Pompeo sempat menyinggung kedaulatan Indonesia di perairan yang menjadi sengketa beberapa negara Asia Tenggara dengan China dalam konferensi pers bersama Menlu Indonesia, Retno Marsudi.
Amerika diduga khawatir dengan kedekatan Indonesia dengan China. Idil meyakini Indonesia tidak akan ikut blok mana pun karena masih memegang teguh prinsip politik luar negeri bebas-aktif.
“Artinya, Indonesia akan tetap mau bekerja sama dengan siapapun. Kalau memang pengaruh secara global, saya sih tidak sampai ke arah itu menjadi pembahasan serius walaupun itu (tetap) menjadi agenda,” kata dosen Universitas Padjadjaran ini.
(muh)